Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Seorang karyawati sebuah minimarket di Banyu Urip, Sawahan, Surabaya, berinisial QNS (19) diketahui melahirkan saat tengah bekerja, Senin (23/10/2023) sore.
Informasinya, sejak tiba bekerja di minimarket pada pagi hari, QNS telah mengeluh tidak enak badan pada teman-teman kerjanya.
Kemudian, QNS diizinkan untuk beristirahat di ruang istirahat karyawan dan karyawati yang berada di lantai dua bangunan minimarket tersebut.
Pada sore hari, sejumlah rekan kerjanya mendapati kondisi QNS makin memburuk, saat dipantau melalui monitor CCTV pengawas area ruangan dalam.
Ternyata QNS melahirkan.
Teman kerja QNS kemudian menghubungi tim medis melalui Call Center 112.
Setibanya di lokasi, tim medis PMI Kota Surabaya melakukan pemeriksaan medis.
Ternyata, diketahui kondisi si jabang bayi yang dilahirkan QNS telah dalam keadaan meninggal dunia.
"Yang meninggal anaknya aja. Sejauh ini begitu. Ibunya dirawat terakhir masih di Puskesmas Dukuh Kupang," ujar Kapolsek Sawahan Polrestabes Surabaya, Kompol Eko Cipto Mangko saat dihubungi TribunJatim.com, Senin (23/10/2023).
Baca juga: Melahirkan Diam-diam di Rumah, Remaja 14 Tahun Pura-pura Tanya Ortu soal Tangis Bayi, Ayah Tak Jelas
Kompol Eko Cipto Mangko mengatakan, pihaknya masih memastikan sejumlah informasi mengenai kejadian tersebut.
Termasuk kronologi mengenai rekam medis korban yang diketahui dalam keadaan mengandung.
"Ini masih kami gali dulu keterangannya, kami pastikan dulu. Kami maksimalkan dulu," terangnya.
Hingga kini, lanjut Kompol Eko Cipto, pihaknya sedang menggali keterangan dari sejumlah saksi yang dekat dengan korban.
Baca juga: Wanita yang Kejang di Dekat Jembatan Suramadu Mengaku Tolak Gugurkan Kandungan hingga Dianiaya Pacar
Mulai dari teman kerja, orangtua, hingga saudara-saudara QNS, guna memastikan kronologi pasti kehamilan si karyawati, hingga melahirkan di tempat kerja.
"Kita coba dalami terlebih dahulu. Kalau sudah memang menurut keterangan saksi-saksi, orang terdekat, teman-teman kerabat saudara dia, mengarahnya sama seperti itu (kronologi awal), berarti kan sampai pada kesimpulan seperti itu. Baru kami sampaikan," pungkasnya.
Siswi SMP di Malang Lahirkan Anak Paman
Sementara itu, dari Malang dilaporkan, bahwa plecehan seksual di Kabupaten Malang ternyata masih jadi kejahatan yang perlu diwaspadai oleh para orang tua, terutama yang memiliki anak gadis yang masih di bawah umur.
Sebab, dari belasan korbannya itu rata-rata adalah anak gadis yang masih ingusan atau masih usia sekolah SMP dan SMA.
Saat ini, Dinas Perbedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Pemkab Malang sedang menangani lima korban anak gadis, yang jadi korban dugaan pencabulan dan dugaan perkosaan.
Kasusnya ada yang baru sedang ditangani Polres Malang, bahkan ada yang sudah divonis.
Dari lima korban itu, satu di antaranya saat ini sudah melahirkan. Namun, saat kasusnya itu mencuat, korban yang masih usia 12 tahun itu sedang hamil 7 bulan.
"Makanya, dia saat itu kami tempatkan di semacam shelter yang ada di Kecamatan Singosari, biar bisa dikontrol kesehatannya oleh tim medis kami. Selain itu, kalau ditempatkan di shelter, asupan gizi dan makanannya akan lebih terjaga,' ujar Drg Arbani Amukti Wibowo, Kadis P3A.
Menururnya, untuk mendampingi para korban seperti itu, bukan menunggu kasus hukumnnya tuntas, melainkan para korbannya sudah didampingi sejak kasus itu mencuat.
Sebab, jangan sampai mereka atau para anak-anak yang sudah jadi korban kebejaran pria belang itu malah kian menderita akibat psikisnya kian trauma.
Sementara, Hikmah Bafaqih, Founding dan Konseler Kopatara ((Komunitas Perlindungan Perempuan dan Anak Nusantara), mengatakan, pihaknya setiap saat menerima titipan para korban pelecehan seks atau korban KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), dari kasus yang ditangani kepolisian.
Seperti korban, yang saat dititipkan di Kopatara itu sedang hamil 7 bulan, dan kini baru saja melahirkan dengan normal dan bayi laki-laki yang dilahirkan pun kondisinya sehat .
"Meski sudah melahirkan namun dia masih tinggal di Kopatara karena harus dijauhkan dari peristiwa traumarik yang menyebabkan dia seperti itu," tuturnya.
Informasinya, dia itu jadi korban nafsu bejat dua pria hidung belang. Dan, mungkin yang membuatnya akan sulir melupakan trauma itu karena salah satu pelakunya itu adalah pamanya sendiri.
"Makanya, ia harus kita jauhkan dari peristiwanya itu. Nantinya, setelah psikisnya pulih, kami akan mengusahakan agar dia kembali sekolah karena usinya masih usia segitu," ujar Arbani yang mantan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pemkab Malang.