TRIBUNJATIM.COM - Aksi seorang warga Gunungkidul, Yogyakarta, yang sudah lansia, jalan merangkak 1 km.
Tak pelak video yang memperlihatkan aksi warga jalan merangkak tersebut beredar viral di media sosial.
Salah satu videonya dibagikan oleh akun Instagram @undercover.id, Senin (13/11/2023).
Lantas bagaimana kejadian tersebut selengkapnya?
Pria yang berjalan merangkak tersebut diketahui bernama Ngatimin (52).
Hal itu diketahui dari caption dalam unggahan tersebut.
"Bersyukur jalan daerahnya diaspal, Ngatimin penuhi nazarnya, jalan dengan merangkak sejauh 1 km," tulis keterangan.
Dalam video, terlihat Ngatimin yang memakai baju merah dan sepasang sarung tangan, berjalan sambil merangkak.
Ngatimin tidak sendirian, tetapi terlihat puluhan warga yang ikut berjalan bersamanya.
Namun tak seperti Ngatimin, para warga lainnya berjalan normal seperti biasanya.
Lantas mengapa Ngatimin sampai harus melakukan hal tersebut?
Dikutip dari Kompas.com, Ngatimin adalah warga Padukuhan Karangnongko, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peristiwa Ngatimin jalan merangkak tersebut terjadi pada Minggu (12/11/2023).
Adapun alasan Ngatimin berjalan merangkak sejauh 1 km ini karena menunaikan nazarnya.
Baca juga: Kisah Bang Onim Relawan Indonesia Keluar dari Gaza, Pasrah Zikir saat Mobil Ditembaki: Tancap Gas
Nazar tersebut diucapkan karena kondisi jalan di sekitar rumah Ngatimin yang memprihatinkan.
Ngatimin mengaku, nazar tersebut ia ucapkan pada tahun 2014 silam, ketika jalan di sekitar rumahnya berupa tanah dan batu.
"Jika ada yang ngaspal jalan dusun kami, maka saya akan jalan merangkak sampai balai padukuhan (desa/kelurahan)," kata Ngatimin, dikutip dari Kompas.com pada Senin (13/11/2023).
"Nazar itu saya ucapkan sejak tahun 2014," sambungnya.
Ngatimin menjelaskan, selama ini jalan di desanya tersebut hanya berupa batu dan beberapa bagian sudah dicor blok.
Hingga pada tahun 2023, melalui aspirasi kepada salah seorang anggota DPRD Gunungkidul, akhirnya jalan tersebut diperbaiki.
"Sebelumnya jalan dari rumah saya sampai Balai Padukuhan belum pernah diaspal."
"Sudah ada talut dan cor blok, sekitar 1.000 meter," kata Ngatimin.
Dalam melakukan aksinya ini, Ngatimin mengaku mendapatkan dukungan dari pihak keluarga hingga warga desa.
"Jalan saya yang berada di pelosok akhirnya terkabul. Kemarin ramai banget dari dua padukuhan warga datang," katanya.
Sementara itu Kepala Dukuh Karangnongko, Pamungkas Sedia Wirawan mengatakan, jalan yang dilalui Ngatimin merupakan jalan kampung wilayah RT 005.
Lokasi tersebut memang berada jauh dari wilayah lain di sekitarnya.
Pamungkas mencontohkan, listrik baru masuk ke desanya sekitar tahun 2022, sementara PDAM masuk sekitar akhir tahun 2022 lalu.
"Memang wilayah itu terpencil. Sehingga setelah listrik masuk," ungkap Pamungkas.
"Sebelumnya 'gantol' (listrik menyambung) dari rumah ke rumah, air bersih masuk, dan kemarin aspal warga di sana sangat antusias," sambungnya.
Di sisi lain, seorang anggota DPRD Gunungkidul, Lagiyo mengatakan, pihaknya menyerap aspirasi dari warga Karangnongko yang mengeluh jalan belum pernah diaspal.
Padahal jalan tersebut banyak dilalui warga.
"Semoga pembangunan jalan bisa meningkatkan perekonomian warga, dan memudahkan mengangkut hasil panen," kata dia.
Kisah serupa juga dilakukan mahasiswa baru Universitas Brawijaya (UB) Malang, Muhammad Rafi Pratama, yang juga berhasil tuntaskan nazarnya.
Ia yang lolos masuk Universitas Brawijaya jalur mandiri rapor ini nazar jalan kaki 10 km dari Universitas Brawijaya ke rumah.
Rupanya nazar Rafi (sapaan akrabnya) tersebut, terinspirasi oleh satu sosok di keluarga.
Keberhasilan ini pun membuat dia senang.
Melansir Kompas.com, jalur mandiri Universitas Brawijaya telah diumumkan pada 15 Juli 2023.
Rafi pun berhasil masuk Universitas Brawijaya lewat jalur ini.
Ia berhasil diterima di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya.
Hal itu membuat Rafi melaksanakan nazarnya jalan kaki 10 kilometer dari kampus ke rumah.
Bahkan saat pengumuman, dia langsung sujud syukur meski sedang bersama temannya di sebuah tempat.
"Karena sangat senang, saya langsung sujud syukur, meski saat itu di tempat yang ramai," ucap dia mengutip laman UB, Kamis (20/7/2023).
Setelah sujud syukur, dia teringat bahwa mempunyai nazar untuk jalan kaki jika berhasil lolos Jalur Mandiri Universitas Brawijaya.
"Saya nazarnya jalan kaki dari FISIP ke rumah di daerah Sawojajar. Jaraknya sekitar 10 km," ucap pemuda yang merupakan alumni SMA 10 Malang ini.
Rafi mengaku terinspirasi dari kakak sang ibu untuk melaksanakan nazar ini.
"Dulu sebelum UTBK kakaknya mama saya pernah cerita nazar jalan kaki dari UB ke rumah. Saya terinspirasi untuk melakukan hal yang sama," jelas Rafi lagi.
Rafi lolos jalur mandiri UB ini seolah menebus kegagalannya menembus Departemen Ilmu Komunikasi UB melalui jalur SNBT.
"SNBT dulu saya pilih Ilmu Komunikasi, sekarang tetap Ilmu Komunikasi saat jalur Mandiri."
"Departemen ini saya pilih setelah tanya ke mama, cari referensi di website, dan YouTube."
"Dan mantap memilih Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya," papar Rafi.
"Alasan saya memilih Komunikasi karena setelah survei jurusan, yang cocok sama aku ya Ilmu Komunikasi," jelas Rafi yang saat di SMA dari kelas Bahasa.
Rafi sendiri bercita-cita ingin punya acara show seperti Vindes (Vincent Desta) dan ingin jadi event organizer (EO).
Baca juga: Prank Pegawai Fast Food, Aksi Pria Tak Jadi Beli Ngaku Bela Palestina Disorot, Mata Berkaca-kaca
Diketahui Rafi menyelesaikan nazar jalan kakinya ini selama dua jam.
Rafi berjalan kaki dari Gedung FISIP UB ke rumahnya di Jl Danau Sentani, Sawojajar, Malang, pada 17 Juli 2023 lalu.
"Awalnya saya naik angkutan online ke kampus UB dari rumah bersama teman saya," ceritanya.
Sedang rute jalan kakinya adalah dari Gedung FISIP lewat Gerbang UB di Jl Veteran, lalu lewat Jl Ijen, Stadion Gajayana (Jl Semeru), Kayutangan, Balai Kota, Rampal, Jembatan Ranugrati, Sawojajar dan Jl Danau Sentani (rumah).
Ia berangkat ke kampus UB dari rumah jam 08.00 WIB dan sampai pukul 08.40 WIB.
Selanjutnya setelah ngobrol dengan Humas FISIP, pukul 09.00 WIB, ia jalan kaki dari Gedung FISIP dan sampai rumah di Sawojajar Malang pada pukul 11.00 WIB.
Dia tidak sendiri menyelesaikan nazarnya ini, dia ditemani dua sahabatnya, yakni Bima dan Zidan.
Menurutnya, Rafi sudah daftar ulang dan sedang menunggu tanggal 26 Juli 2023 untuk pengumuman UKT-nya.