TRIBUNJATIM.COM - Takut, ribuan tentara Israel kabur tak mau perang di Gaza saat disuruh masuk dalam pertempuran melawan militan Hamas.
Kini sedikitnya ada dua ribuan tentara Israel tersebut terancam dipenjara pemerintah Benjamin Netanyahu.
PM Israel ini meningkatkan hukuman kepada angkatan perangnya yang menolak perintah perang.
Memang tak tanggung-tanggung gertakan pada tentara IDF atau Israel Defense Forces.
Baca juga: Israel Bangkrut? Netanyahu Minta Warga Sumbang Dana Rp1,4 M untuk Bantu Perang Lawan Palestina
Netanyahu mengaku telah menyiapkan penjara khusus yang akan digunakan untuk menghukum para tentara yang mangkir dari tugas di Gaza.
Dalam laporan yang dikutip dari Al Mayadeen, rencananya hukuman penjara tersebut akan efektif diberlakukan pemerintah zionis Israel mulai 1 Desember 2023.
Adapun hukuman penjara akan dijatuhkan akan bervariasi, antara satu hingga tiga hari penjara untuk setiap hari ketidakhadiran.
Pengetatan ini terpaksa dilakukan PM Israel usai dua ribu tentara IDF kepergok mangkir.
Yakni saat mereka dipanggil untuk menjalankan serangan ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
"Sebagian dari mereka sengaja kabur sebelum 7 Oktober dan ada ratusan tentara cadangan yang belum bergabung dengan layanan tersebut sejak saat itu," jelas juru bicara PM Israel.
Pemerintah Israel tentu khawatir ancaman tersebut akan menggoyahkan benteng pertahanan Israel di jalur Gaza.
Oleh karena itu, pemerintah Israel memutuskan untuk memperketat hukuman agar para prajurit bersedia terjun ke medan tempur selama perang dengan Hamas berlangsung.
Sebagai informasi, setelah Netanyahu melontarkan deklarasi perang terhadap Hamas, setidaknya Israel telah mobilisasi 300.000 tentara cadangan ke wilayah Gaza.
Namun perlawanan militan Hamas yang gigih telah membuat 388 tentara Israel gugur sejak serangan 7 Oktober 2023.
Sementara 1.600 tentara lainnya dilaporkan mengalami cacat fisik permanen akibat serangan dari pejuang Palestina.