TRIBUNJATIM.COM - Bambang menjadi salah satu bahasa gaul yang biasa digunakan oleh anak muda dalam pergaulan sehari-hari.
Namun, tidak semua tahu jika Bambang masuk ke dalam bahasa Indonesia nonstandar dan ragam bahasa arkais.
Lalu, apa arti kata Bambang sebenarnya?
Simak ulasannya berikut ini.
Bambang adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.
Bambang memiliki arti dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga bambang dapat mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik.
Bambang memiliki arti dalam bidang ilmu hukum.
Bambang memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga bambang dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.
Bambang adalah salah satu nama populer di kalangan masyarakat Indonesia zaman dulu.
Banyaknya nama Bambang bahkan melahirkan perkumpulan terorganisasi yang disebut "Persaudaraan Bambang Sedunia (PBS)", seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (22/6/2017).
Saat ini, seseorang bernama Bambang kerap tergambar sebagai sosok pria dewasa dan berwibawa.
Misalnya, Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, serta eks pemain sepak bola Bambang Pamungkas.
Tak heran, warganet media sosial X merasa janggal saat mendapati kenyataan bahwa Bambang juga pernah menjadi sosok anak kecil.
"Indo is crazy bc every bambang you know was a baby once. a baby called BAMBANG (Indonesia gila karena setiap bambang yang kamu kenal pernah menjadi bayi. seorang bayi bernama BAMBANG)," tulis pengguna X, @rosepet***, Selasa (26/9/2023).
Menanggapi unggahan tersebut, beberapa warganet pengguna turut berkomentar.
"'Bambang gemes banget,' astagaa. Selama ini ketemu bambang ekspektasiku sangar," komentar warganet dengan akun @beri****.
"Bambang is not for children (Bambang bukan untuk anak-anak)," kata akun @pldm***.
"Ga ramah untuk bayi namanya terlalu uncle friendly," tulis warganet @yaelah****.
Hingga Sabtu (30/9/2023) siang, unggahan seputar nama Bambang ini telah menuai lebih dari 851.000 tayangan, 16.900 suka, dan 300 komentar dari pengguna.
Identik dengan pria dewasa, lantas, mengapa nama Bambang begitu populer pada zaman dulu?
Nama Bambang dan tipe ideal laki-laki
Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menjelaskan, nama Bambang dalam konstruksi bahasa Jawa bermakna kesatria.
Menurutnya, kesatria atau orang yang gagah berani adalah gambaran sebuah tipe ideal dari seorang laki-laki.
Penggunaan nama Bambang juga sedikit banyak berhubungan dengan perspektif atau sudut pandang gender.
Berbeda, pada perempuan, zaman dahulu lebih sering menggunakan nama yang dikaitkan dengan dewi sebagai sosok pengayom dan penuh kasih sayang.
"Jadi kalau orang punya nama Bambang itu artinya dia memiliki jiwa laki-laki yang bertanggung jawab, pembela kebenaran, badannya juga sehat, kuat, berani," kata Drajat, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/9/2023).
Nama Bambang pun biasanya tak berdiri sendiri, dan disertai nama-nama dengan makna bagus lainnya.
Drajat mencontohkan, nama Bambang Pamungkas, yang kurang lebih memiliki arti seorang kesatria dengan kemampuan menyelesaikan segala permasalahan.
"Ada juga orang terkaya di Indonesia, Michael Bambang Hartono, misalnya. Bambang Brodjonegoro, dulu pernah jadi menteri. Itu contoh-contoh nama Bambang dipakai," ujarnya.
Dulu jadi nama ideal, Bambang kini mulai ditinggalkan
Salah satu pemilik nama Bambang, Bambang Pamungkas, pensiunan atlet sepak bola.(KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)
Selain itu, Drajat melanjutkan, banyaknya seseorang bernama Bambang pada masa lalu kemungkinan dikarenakan kesamaan simbol yang masih dipahami.
Artinya, pada zaman saat Bambang-Bambang masih kecil, orangtua selaku pemberi nama masih menganggap nama dari Jawa ini sebagai sesuatu yang baik dan penuh makna.
Keadaan berbeda terjadi pada masa kini, di mana pemberian nama anak laki-laki maupun perempuan mengalami pergeseran.
Menurut Drajat, sekarang orangtua lebih sering memberikan nama yang diambil dari unsur Eropa atau Arab alih-alih lokal seperti dari Jawa.
"Kalau dulu (Bambang) ini nama ideal. Tapi ada juga nama lain, kayak Agus juga banyak. Cuma ini ada pergeseran makna dan simbolik yang terjadi di masyarakat," ungkapnya.
Defisit simbol tersebut dapat berimbas pada kurang antusiasnya masyarakat terhadap nama Bambang maupun nama Jawa lain, seperti Joko dan Sri di masa depan.
"Artinya sudah mulai hilang maknanya dalam memori kolektif masyarakat jawa," sambung Drajat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Berita tentang arti kata lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com