Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Satreskrim Polresta Banyuwangi mengamankan 10 orang terkait kasus pengeroyokan yang terjadi di sekitar Taman Sritanjung, Banyuwangi, Minggu (3/12/2023) dini hari.
Mereka diperiksa untuk dimintai keterangan atas kejadian tersebut.
KBO Satreskrim Polresta Banyuwangi, Iptu Wiranata mengatakan, 10 orang yang diamankan merupakan orang yang diduga terlibat dalam kasus pengeroyokan itu.
Kini, mereka masih diperiksa oleh penyidik unit pidana umum.
Polisi belum menetapkan tersangka terkait kasus ini.
10 orang yang diamankan masih berstatus saksi.
"Sampai saat ini masih diperiksa," kata Iptu Wiranata, Senin (4/12/2023).
Selain mengamankan 10 orang, polisi juga telah mengumpulkan beberapa alat bukti lain. Satu di antaranya, hasil visum para korban yang telah melaporkan kasus tersebut ke Mapolresta.
Menurut Iptu Wiranata, ada tiga orang yang menjadi korban pengeroyokan, yakni AG, PH, dan MM.
"Korban luka memar di kepala, lengan, dan punggung. Mereka sudah mendapatkan perawatan dan diperbolehkan untuk pulang," kata dia.
Barang bukti lain, yakni benda-benda yang dipakai untuk mengeroyok korban masih dicari.
Menurut pengakuan korban, mereka dianiaya bukan hanya dengan tangan kosong. Tapi juga dengan kayu dan bata.
Di sisi lain, polisi juga belum bisa menyampaikan motif pengeroyokan.
Dugaan sementara, pengeroyokan dilatarbelakangi oleh kesalahpahaman.
Diberitakan sebelumnya, beberapa pemuda menjadi korban pengeroyokan di sekitar Taman Sritanjung, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (3/12/2023) dini hari.
Korban melaporkan peristiwa tak mengenakkan yang dialami ke Polresta Banyuwangi.
Salah satu korban pengeroyokan adalah AG (26), warga Kecamatan Kalipuro. Ia digebuki oleh segerombolan pemuda.
Selain AG, keponakannya, MM (20), juga menjadi korban dalam kasus yang sama.
Saat kejadian, AG, MM, dan beberapa rekan sebaya tengah nongkrong di sekitar Taman Sritanjung.
"Kejadiannya sekitar pukul 02.00 WIB," kata AG.
Sebelum kejadian, terang AG, ada sekelompok pemuda yang hendak meninggalkan taman Sritanjung sambil menggeber sepeda motornya.
Mereka berada tak jauh dari tempat nongkrong AG dkk.
Tak berselang lama, ketika kelompok pemuda yang menggeber kendaraannya telah pergi meninggalkan lokasi, segerombolan pemuda lain datang menghampiri AG.
Mereka langsung menghajar AG dan keponakannya. Ia mengaku dihajar menggunakan bata dan kayu. Tiga rekannya sebenarnya mencoba untuk melerai. Namun salah satu dari mereka justru ikut dihajar.
AG menduga, mereka yang menghajarnya mengira ia adalah kawanan dari pemuda yang menggeber kendaraan. Padahal, ia tak mengenal mereka.
Aksi pengeroyokan berlangsung brutal. AG dan keponakannya sampai tak bedaya.
AG terluka di punggung dan wajah. Bekas luka itu masih tampak jelas saat ia melapor ke kantor polisi siang hari pada Minggu (3/12/2023).
Sementara luka yang dialami keponakan disebut lebih serius. Usai dihajar, ia tak mampu berdiri.
"Tadi masih pusing dan lemas," katanya.
Para korban baru bisa pulang setelah mereka yang mengeroyok pergi meninggalkan tempat.
Ernawati (37), ibu MM, mengatakan, sang anak dalam kondisi tak sadarkan diri ketika pulang ke rumah. MM terluka parah pada bagian wajah. Matanya lebam dan pelipisnya sobek.
"Saya minta penganiayanya diusut," katanya.