Tantrum biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak dan menjerit-jerit.
Serta pembangkangan, mengomel marah, dan resistensi terhadap upaya untuk menenangkan.
Baca juga: Arti Kata Roaching, Bahasa Gaul Viral di TikTok, Maknanya Sebelas Dua Belas dengan Backburner
Baca juga: Arti Kata Apology Language dan Jenisnya, Serupa Tapi Beda dengan Love Language, Viral di TikTok
Bahkan dalam beberapa kasus terjadi kekerasan.
Namun perlu diketahui ini merupakan hal yang wajar terjadi pada anak-anak, terutama saat usia satu hingga lima tahun.
Penyebab tantrum biasanya terjadi karena sang anak merasa frustasi, lelah, stres atau lapar.
Temper tantrum juga bisa terjadi karena anak ingin mencari perhatian, mendapatkan atau menghindari sesuatu.
Cara orangtua menyikapi anak tantrum sangat mempengaruhi tumbuh kembang mereka.
Berikut 5 tips mengatasi anak tantrum yang dilansir oleh Kompas.com.
1. Perhatikan pemicunya
Perhatikan apa yang membuat anak tantrum.
Bisa jadi, anak tantum karena lapar, lelah, atau merasa tidak enak badan.
Dengan memahami penyebabnya, orangtua akan mampu melakukan antisipasi dan meminimalisir fase tantrum sang anak.
Mengenali situasi pemicu juga akan memungkinkan orangtua mengarahkan sang anak untuk menyalurkan emosinya dengan baik.
Untuk itu, orangtua perlu berdiskusi dengan sang anak dan membiarkan sang anak mengatakan apa yang dirasakan dan diinginkannya.
2. Jangan hentikan sang anak saat sedang tantrum