Berita Surabaya

Cerita Pilu Ibu yang Anaknya Dikeroyok Gerombolan di Jalan Tunjungan Surabaya: Mau Bantu Gak Berani

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengeroyokan di Jalan Tunjungan: Saat Deni Rosita menunjukkan foto teman sang anak; AY yang mengalami luka paling parah dalam insiden pengeroyokan tersebut

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Kengerian aksi pengeroyokan oleh puluhan orang beratribut diduga pencak silat terjadi Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu (14/1/2024) diungkap oleh ibunda korban.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJatim.com, akibat dari pengeroyokan tersebut dua orang laki-laki yang merupakan pengunjung Jalan Tunjungan Surabaya, mengalami luka bacok pada kepala dan lebam pada wajah. 

Mereka, laki-laki berinisial AY (21) warga Jombang, mengalami luka robek pada bagian belakang kepala selebar lima sentimeter, kemudian luka sobek pada leher, dan luka sobek pada belakang telinga kiri. 

Kemudian, laki-laki berinisial SHY (19) warga Ngagel Rejo, Wonokromo, Surabaya, mengalami luka robek pada bagian belakang kepala sisi kanan, selebar tiga sentimeter. 

Ibunda korban SHY, Deni Rosita mengatakan, dirinya baru mengetahui anaknya menjadi korban pengeroyokan setelah memperoleh kabar dari kakak kandungnya yang menggedor-gedor pintu rumahnya, pada sekitar pukul 01.00 WIB. 

Ternama, sang kakak baru saja ditelpon oleh anaknya bahwa SHY dibawa ke RSUD dr Soetomo Surabaya, karena mengalami luka bacok di kepala. 

Baca juga: Kesaksian Warga Soal Pengeroyolan di Jalan Tunjungan Surabaya, Pelaku Beratribut Perguruan Silat

Belum jelas cerita kronologi lengkap yang disampaikan oleh sang kakak. Rosita segera membangunkan sang suami untuk diajak menuju ke lokasi kejadian yang sempat disebut-sebut berada di ruas Jalan Tunjungan, Genteng, Surabaya. 

Tak pelak. Sepanjang perjalanan mengendarai motor berboncengan, pada malam dingin itu, perasaannya dan sang suami terus menerus diaduk-aduk bak rollercoaster dengan ribuan pertanyaan. 

Rosita sempat mengira bahwa sang anak hingga dibawa ke rumah sakit tersebut, karena dibegal oleh komplotan penjahat yang beraksi menggarong motor para pengendara. 

Selebihnya, ia kira bukan. Apalagi sang anak yang juga sempat mengenyam pendidikan pondok itu dikenal sebagai pribadi yang pendiam. 

Selain itu, sang anak juga tidak pernah memiliki riwayat terlibat perkelahian kelompok bersenjata seperti gangster, kalangan suporter sepakbola atau sejenisnya. 

Baca juga: Reaksi Polisi Terkait Viral Aksi Pengeroyokan di Jalan Tunjungan Surabaya Diduga Kelompok Pesilat

Apa yang dipikirkan itu, juga sempat diyakini kuat oleh sang suami. Spekulasi tersebut seakan makin menguat, setelah ditambah dengan adanya sekelumit pengalaman kejadian pembegalan pernah dialami oleh sang adik ipar atau paman dari korban. 

"Iya omnya dulu juga pernah dibegal saat melintas di Jalan Kusuma Bangsa. Kata ayahnya, mungkin dibegal. Karena kita gak tahu kronologi detailnya saat itu," katanya saat ditemui awak media di kediamannya, kawasan Kelurahan Ngagel Rejo, Genteng, Surabaya, Senin (15/1/2024). 

Setelah tiba di lokasi kejadian Jalan Tunjungan Surabaya, dan memperoleh informasi bahwa sang anak kini sedang dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya. Rosita dan suaminya, bergegas menyusul untuk memastikan keadaannya. 

Ternyata, sang anak mengalami luka bacok akibat senjata tajam sejenis pisau yang sempat disabetkan oleh salah seorang pelaku tepat mengenai kepala bagian belakang sisi kanan. 

Rosita menjelaskan, luka sobek pada kepala anaknya memiliki panjang luka sekitar tiga sentimeter. Tapi kedalamannya, ia tak mengetahuinya pasti. 

Menurut penjelasan dokter yang didengarnya. Perempuan berambut panjang itu mengatakan, kedalaman luka sobek pada kepala sang anak terbilang dalam, tapi tak sampai melukai organ vital di dalam tulang tempurungnya. 

"Cukup dalam kata dokter, sampai mendapatkan 7 jahitan agar menutup lukanya," katanya. 

Mengenai kronologi kejadian yang didengar dari sang anak. Rosita menjelaskan, ternyata sang anak dan seorang temannya sedang duduk di kursi di trotoar ruas jalan tersebut. 

Kemudian segerombolan massa anak muda mengendarai motor sekonyong-konyong mendatangi keduanya dan melayangkan pukulan. 

Rosita menambahkan, aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh gerombolan massa tersebut sejatinya hanya mengincar teman dari sang anak yang berinisial AY. 

Kemudian sang anak juga menjadi sasaran liar dari amukan gerombolan massa yang kalap tanpa sebab itu. Hingga akhirnya sang anak mengalami luka bacok di kepala.

"Anak saya ini duduk di sebelah temannya. Mau membantu gak berani. Mau melerai juga mustahil. Akhirnya, anak saya mau lari, kausnya ditarik, langsung dibacok kepalanya sampai darah. Anak saya lari, jadi lukanya enggak dalam," jelasnya. 

Rosita mengatakan, suaminya telah membuat laporan kepolisian atas insiden tersebut. 

Termasuk mengambil motor Honda CB milik sang anak yang sempat diamankan anggota Mapolsek Genteng Polrestabes Surabaya. 

Dan ia bersama sang suami juga berharap para pelaku dapat segera ditangkap. Agar aksi kejadian serupa tidak menimpa orang lain. 

"Sudah buah laporan, iya suami saya, langsung ayahnya korban. Karena kan kita mencari posisi motornya korban. Semoga gak meresahkan lagi. Iya semoga lekas ditangkap pelakunya," pungkasnya. 

Sementara itu, Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya Kompol Bayu Halim membenarkan, insiden dalam video viral tersebut terjadi di salah satu ruas Jalan Tunjungan, Genteng, Surabaya. 

Akibatnya, dua orang mengalami luka-luka gegara menjadi korban pengeroyokan tersebut. Namun, Halim menambahkan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. 

"Iya 2 orang korban. Kami masih melakukan penyelidikan," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Senin (15/1/2024). 

Sekadar diketahui, viral di medsos video amatir warga merekam aksi pengeroyokan yang dilakukan puluhan orang massa beratribut pakaian diduga pencak silat di depan sebuah toko sepatu kawasan Jalan Tunjungan No 57, Genteng, Surabaya, sejak Senin (15/1/2024). 

Video berdurasi tak lebih dari 25 detik itu, diunggah oleh akun layanan kedaruratan Kota Surabaya @call112surabaya.

Terdapat dua penggalan video yang mengabadikan momen kejadian berbeda, namun digabungkan menjadi satu video yang utuh.

Momen video bagian depan, merekam momen puluhan orang berpakaian beratribut serba warna hitam, sedang mengeroyok satu orang pemuda bertubuh kurus. 

Massa tersebut tampak memakai jaket sweater hoodie warna hitam beratribut logo identik kelompok pencak silat pada bagian punggungnya. 

Beberapa diantaranya mereka tampak masih mengenakan helm separuh kepala (half face). Dan beberapa orang lainnya, tidak memakai helm. 

Mereka tampak seperti sedang fokus menghakimi seorang pemuda berkaus oblong hitam dan bercelana hitam yang tampak terkapar depan emperan sebuah toko sepatu di ruas jalan tersebut. 

Ada beberapa orang bagian dari massa tampak mengayunkan sebuah benda digenggaman tangannya tepat mengenai tubuh si pemuda yang menjadi korban pengeroyokan tersebut. 

Dan, anehnya, tampak pula ada salah seorang bagian massa, berupaya melucuti atau melepas kaus yang dikenakan si korban, lalu mengambilnya, dan berlarian menjauh seraya menenteng kaus tersebut ke arah kerumunan massa di belakangnya.

Setelah berhasil menumbangkan korban, massa tampak berlarian menjauh ke arah ruas jalan yang terdapat banyak motor konvoi massa seakan sedang menunggu mereka. 

Kemudian, pada bagian video setelahnya, menayangkan momen lain, yakni Tim Medis PMI dan BPBD Kota Surabaya melakukan perawatan medis kepada kedua orang korban. 

"2 kejadian pengeroyokan terjadi dini hari tadi yaitu di jalan tunjungan dan Gubernur Suryo, dari kejadian tersebut 4 prang alami luka-luka," tulis narasi unggahan akun @call112surabaya seperti dilihat TribunJatim.com, Senin (15/1/2024). 

Berita Terkini