Bahkan, anaknya yang bernama Nurfia Agustin itu berencana melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Saat ini, lanjut Pujiono, anaknya itu sedang berusaha mencari beasiswa untuk meraih mimpinya itu.
Baca juga: Ayah Polisi Pilih Resign dan Jual Es Demi Anak, Ibu Dagang Kentang, Penyanyi ini Balikkan Nasib Ortu
"Terakhir itu bayar Rp 8 juta buat wisuda Februari nanti. Sekarang lagi cari beasiswa buat lanjut S2 ke UGM," ujar Pujiono.
"Saya ini SD saja tidak lulus, jadi anak saya harus sekolah tinggi, tidak boleh seperti bapaknya," sambungnya.
Senada dengan suaminya, istri Pujiono juga turut bekerja untuk pendidikan anaknya.
Dia banting tulang dengan menjadi buruh setrika dan berjualan rempeyek di kampungnya.
Mendengar cerita Pujiono dan istrinya, Dedi Mulyadi mengaku kagum dengan yang dilakukan keluarga tersebut.
Bagi Dedi, orang tua seperti Pujiono dan istrinya perlu dicontoh dan dibantu karena memiliki semangat untuk menggapai cita-cita.
"Kita doakan semoga anaknya bisa diterima di UGM bukan hanya S2 tapi terus S3." ujarnya.
"Bapak orang baik, saya senang sekali dengan bapak," ucap KDM.
Sembari tak kuasa menahan cucuran air matanya, Dedi mengapresiasi Pujiono serta keluarganya dengan memberikan bantuan biaya pendidikan.
Dedi juga memberikan nomor telepon agar dia bisa terus membantu dan memantau perkembangan pendidikan anak Pujiono.
"Bapak ini luar biasa, sudah perjalanan 8 hari membawa batubara yang melahirkan banyak orang kaya." jelasnya.
"Bapak sopir berpenghasilan seperti ini rela berkorban demi anaknya bisa S2," pungkas Dedi seraya memeluk Pujiono.
Kini sopir tersebut berharap anaknya bisa menyelesaikan kuliahnya dengan lancar.