Berita Tulungagung

Nenek di Tulungagung Syok Tubuh Cucu Dingin Tak Gerak, Ibu Muntah-muntah, Ada Cairan Putih di Meja

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nenek di Tulungagung yang syok karena dapati cucu tubuhnya dingin ternyata meninggal dunia

TRIBUNJATIM.COM - Nenek di Tulungagung dibuat syok ketika mendapati tubuh sang cucu yang berubah jadi dingin hingga tak bergerak.

Ternyata ketika diperiksa, sang cucu telah dinyatakan meninggal dunia.

Keanehan lain terjadi, ibu dari anak di Tulungagung tersebut juga mengalami gejala muntah-muntah.

Ditemukan pula cairan putih di atas meja di rumahnya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Seorang bocah berusia 5 tahun di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, ditemukan meninggal dunia di dalam kamar rumahnya pada Kamis (1/2/2024).

Guna mengetahui penyebab pasti kematian anak tersebut, polisi melakukan penyelidikan.

Anak perempuan yang meninggal dunia itu berinisial SF (5), warga Desa Kepuhrejo, Kecamatan Ngantru, Tulungagung.

"Betul ada anak meninggal dunia di kamar rumahnya, diketahui sekitar pukul 03.00 WIB, Kamis dini hari," terang Kapolsek Ngantru, Tulungagung, AKP Sumaji di lokasi kejadian, Kamis.

Tim Inafis Satuan Reskrim Polres Tulungagung sudah mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Sosok Aiman Pria Disabilitas Jadi Kurir, Jago Bawa Mobil Meski Tak Punya Kaki: Tak Ingin Menyusahkan

Hasil olah TKP dan pemeriksaan awal terhadap jenazah, tidak ditemukan tanda kekerasan.

Selanjutnya, korban dibawa ke Instalasi kedokteran forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Iskak Tulungagung guna mengetahui penyebab kematian anak perempuan tersebut.

"Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," terang Sumaji.

Tidak hanya itu, ibu korban berinisial YM sempat kritis dan menjalani perawatan serius di RSUD dr Iskak Tulungagung.

Ibu kandung korban dibawa ke rumah sakit oleh suaminya karena mengalami muntah-muntah.

Ilustrasi Racun (Tribunnews.com)

Pada Rabu malam sebelum kejadian, orangtua korban berjualan di Pasar Ngantru. Seperti hari-hari biasa, ketika berjualan anak perempuan itu dititipkan di rumah neneknya yang letaknya tidak jauh dari Pasar Ngantru.

"Setiap malam ayah dan ibu kandung korban berjualan di Pasar Ngantru dan selalu menitipkan anaknya ke neneknya," terang Sumaji.

Tidak seperti biasanya, ibu kandung korban pulang lebih awal mendahului suaminya karena mengeluh sakit gigi sekitar pukul 21.00 WIB.

"Kemudian ibu korban pulang lebih awal, dan menjemput anaknya untuk diajak pulang," terang Sumaji.

Kemudian, pada Kamis (1/2/2024) dini hari, ayah kandung korban pulang dari jualan dan mendapati istrinya muntah-muntah.

Ilustrasi. (Tribunnews)

Dalam situasi tersebut, nenek korban kembali dipanggil dan membawa ibu korban ke RSUD dr. Iskak.

"Ketika ke rumah sakit, korban kembali ditemani neneknya," ujar Sumaji.

Selama ditemani neneknya, korban tidak bergerak dan suhu tubuhnya semakin menurun.

"Karena curiga suhu badan korban dingin, dan tidak bergerak, neneknya berupaya membangunkan cucunya dan diketahui sudah meninggal dunia," terang Sumaji.

Dugaan sementara, ibu dan anak itu keracunan.

Baca juga: Apa itu Air Tajin? Ternyata Bisa Mengobati Penyakit Asam Lambung, Simak Penjelasan dr Zaidul Akbar

"Penyebab belum diketahui. Kini kami masih melakukan penyelidikan," terang Sumaji.

Dari lokasi kejadian, tim Inafis Satuan Reskrim Polres Tulungagung mengamankan sejumlah barang bukti.

Di antaranya, sampel muntahan ibu kandung korban, berbagai jenis obat, cairan putih dalam gelas, serta kaleng minuman penyegar.

"Barang bukti sudah diamankan, guna proses penyelidikan, serta membawa jenazah korban ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUD dr.Iskak Tulungagung untuk mengetahui penyebab kematian korban," terang Sumaji.

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ibu muntah-muntah dan anak yang meninggal dunia tersebut.

Baca juga: 7000 Ton Beras Impor dari Tiga Negara Mendarat di Jember, Bulog Sebut Ada Penambahan Jelang Ramadan

Peristiwa keracunan lain juga dialami oleh warga berikut ini.

Satu kampung keracunan nasi kotak Jumat berkah usai salat Jumat.

Penyebab keracunan massal juga kini sudah diketahui berkat hasil lab yang dibawa petugas.

Diketahui, peristiwa keracunan massal ini dialami oleh ratusan warga Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Mereka mengalami keracunan usai mengonsumsi nasi kotak yang dibagikan pengurus Masjid Al Hidayah, Jumat (17/11/2023) siang  . 

Baca juga: Kumpulan Doa Jumat Berkah yang Bisa Diamalkan, Tulisan Arab Latin Disertai Terjemahan

Sebanyak 250 nasi kotak dibagikan dalam rangka Jumat Berkah.

Para korban mulai merasakan gejala keracunan pada Jumat sore sekitar pukul 16.00 WIB.

Untuk mengungkap penyebab keracunan massal, polisi memerisa sejumlah saksi pada Sabtu (18/11/2023) hingga Minggu (19/11/2023).

Diketahtui, petugas terbagi jadi dua titik pemeriksaan.

Pertama petugas memeriksa juru masak dan bungkus makanan.

Kemudian, petugas lainnya melakukan pemeriksaan terhadap pengurus masjid serta saksi lain di titik lainnya.

Salah satu yang diperiksa adalah pengurus Masjid Al Hidayah, yakni Supena.

Masjid tersebut merupakan lokasi dimana nasi kotak Jumat Berkah dibagikan.

Supena menyebutkan bahwa aksi Jumat Berkah sudah berlangsung selama dua tahun lamanya yang dilakukan oleh donatur tetap warga setempat tepatnya di sekitar masjid itu.

"Kejadiannya ibu Hajah Dian atau bapak Irfan setiap hari Jumat biasa mengadakan Jumat berkah nasi kotak, itu sudah berjalan kurang lebih dua tahun, dibagikan secara sukarela, dan dia ambil tema jumat berkah," ujar Supena.

Supena menjelaskan, jika selama dua tahun pembagian nasi kotak Jumat Berkah tidak pernah ada peristiwa keracunan seperti sekarang.

Dirinya juga mengaku, tak mengetahui penyebab pasti kejadian tersebut.

"Sudah dua tahun, belum pernah dan baru kali ini terjadi, saya tidak tahu bahan yang salah atau apa saya tidak tahu," katanya.

Namun terungkap, jika saat kejadian keracunan dan hampir di setiap pembagian, warga sekitar masjid hanya memasak nasinya saja, sedangkan lauk pauknya dikirim dari wilayah Purwakarta Kota.

Isi nasi kotak yang dibagikan pengurus masjid Al Hidayah yang diduga sebabkan ratusan warga di Kampung Cikubang, Desa Pusakmulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta alami keracunan massal. (deanza falevi/tribun jabar)

"Nasi boks 250, pastinya tidak tahu informasinya dari penyedia yang pengemas 250 boks, seperti biasa ibu-ibu masak nasi di sini, tapi lauk pauknya telur balado dan mie itu di masak di Purwakarta , tidak tahu yang jelas Bu hajah Dian yang mengirim ke sini," ujar Supena.

Nasi kotak yang dibagikan usai salat Jumat di Masjid Al Hidayah, Purwakarta, Jawa Barat diduga jadi penyebab ratusan warga mengalami keracunan makanan.

Dalam kegiatan Jumat Berkah tersebut sebanyak 250 nasi kotak dibagikan.

Sampel makanan dari korban keracunan telah diuji di laboratorium.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta menyatakan terdapat kandungan senyawa kimia jenis nitrit di dalam makanan yang dikonsumsi oleh para korban.

Sampel itu diambil baik dari sekitar lokasi kejadian maupun makanan yang dimuntahkan oleh korban.

"Dari data hasil lab, terhadap sampel makanan terutama di temukan pada sampel muntahan (makanan) pasien itu ditemukan senyawa kimia yang bersifat membahayakan atau mengandung bahan kimia berbahaya itu nitrit," ujar Deni Darmawan, Kadinkes Kabupaten Purwakarta saat dikonfirmasi Tribunjabar.id, Minggu (19/11/2023).

Selain pada muntahan korban keracunan, ia mengatakan, kandungan nitrit juga ditemukan pada mie yang merupakan salah satu makanan dari nasi kotak.

Deni menjelaskan, kandungan nitrit ini menjadi pemicu ratusan warga keracunan massal. Pasalnya, kandungan senyawa kimia ini dapat mengganggu kesehatan lambung.

"Nah penyebab utama dari keracunan massal kemarin, jadi adanya senyawa nitrit pada mie dan sampel muntahan pasien dan yang menyebabkan gangguan dari gastrointestinal mulai dari lambung, diare, dehidrasi hingga pusing," katanya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Berita Terkini