TRIBUNJATIM.COM - Dalam bahasa Batak, terdapat beberapa istilah khas yang memiliki makna dan arti tertentu.
Salah satu istilah yang sangat populer dan sering digunakan adalah Horas.
Lantas, apa arti kata Horas?
Horas adalah kata yang sering digunakan dalam berbagai konteks.
Selain Horas, ada juga beberapa istilah lain yang sering ditemui dalam percakapan sehari-hari di masyarakat Batak.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai arti kata Horas dan beberapa istilah lainnya.
Arti Kata Horas
Sapaan Horas merupakan ungkapan yang sebetulnya sudah tidak asing lagi terdengar bagi telinga kita masyarakat Indonesia, apapun suku dan darimana berasal.
Horas sudah menjadi semacam ucapan salam yang membawa makna kehangatan dan keakraban bagi mereka yang saling bertemu.
Horas menjadi salah satu kata khas yang memiliki makna positif dalam Bahasa Batak Toba, suku yang banyak mendiami wilayah Medan.
Kata Horas sering digunakan sebagai salam atau ungkapan penyambutan yang ramah.
Biasanya, ketika seseorang yang bertemu dengan kawannya yang berasal dari Medan, Sumatera Utara terutama orang Batak, secara spontanitas ungkapan Horas menjadi pembuka keakraban mereka.
Padahal, mungkin saja sebelumnya tidak pernah bertemu.
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, ungkapan Horas memang dimaknai dan diidentikkan dengan idtientas budaya orang Batak.
Maknanya bisa bermacam-macam, namun yang awam ketahui ungkapan ini sama artinya dengan ungkapan keakraban yang lain misalnya “selamat pagi”, atau dalam bahasa Jawa “sugeng enjang”, dan sebagainya.
Menurut Djapiter Tinambunan dalam buku Orang Batak Kasar?, Horas adalah salam khas Batak.
Horas mengungkapkan rasa gembira, syukur, dan pengharapan atas keselamatan dan berkat Tuhan.
Horas diucapkan pada saat berjumpa maupun saat akan berpisah.
Selain itu, Horas juga mencerminkan semangat kebersamaan, kesukacitaan, dan harapan yang baik.
Dalam budaya Batak, Horas memiliki makna yang mendalam, mengandung nilai-nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan gotong-royong.
Berikut penjelasan tentang apa itu Horas seperti dilansir laman Indonesia.go.id :
Bermakna Homograf
Bagi orang Batak sendiri, kata Horas sudah memiliki banyak makna dan tidak terlepas dari kondisi seperti apa yang dihadapi pada saat ungkapan tersebut diucapkan.
Horas bisa diartikan sebagai sebuah harapan, Horas juga bisa diartikan sebagai ucapan pada suatu momen perpisahan dan Horas juga bisa dimaknai ungkapan kebahagiaan.
Dengan masing-masing makna tersebut memiliki pelafalan yang berbeda, misalnya Horas yang berarti ucapan seperti “salam”, “selamat pagi”, penekanan dalam penyebutannya terletak pada huruf “o”.
Bunyi vokal huruf “o” ini harus diucapkan lebih tinggi dibandingkan huruf vokal lainnya yakni “a”.
Jika, penekanan dalam penyebutannya pada huruf vokal “a”, maka maknanya akan berbeda lagi yakni Horas mengartikan sebagai sebuah harapan atau permohonan.
Horas Bagi Orang Toba
Istilah Batak Toba muncul karena kebanyakan populasi suku ini mendiami sekitar Danau Toba; juga disebut halak Samosir atau orang Samosir karena leluhur mereka berasal dari pulau Samosir yang terletak di tengah Danau Toba.
Zaman kolonial Belanda, suku Toba sering disebut dengan Batak Barat untuk menegaskan keberadaan mereka di sebelah Barat Danau Toba, yang dilawankan dengan masyarakat Simalungun yang mendiami wilayah Timur Danau Toba (Antono & Purnomo, 2003).
Istilah Lain dalam Bahasa Batak
Selain kata Horas, ada beberapa kata dalam bahasa Batak yang sering digunakan:
- Cakap: Kata "cakap" memiliki arti "bicara" atau "ngomong." Ini merujuk pada kemampuan seseorang dalam berbicara atau berkomunikasi dengan baik dan lancar.
- Cem, Cam: "Cem" dan "Cam" merujuk pada "macam," "seperti," "bagaimana," atau "lihat dong." Istilah ini digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk membandingkan atau menggambarkan sesuatu.
- Cincong: "Cincong" berarti "alasan." Istilah ini merujuk pada penjelasan atau justifikasi yang diberikan seseorang untuk mendukung atau membenarkan tindakan atau keputusannya.
- Celit: "Celit" berarti "pelit." Istilah ini menggambarkan sifat seseorang yang kikir atau enggan memberikan atau berbagi sesuatu.
- Cak: "Cak" memiliki arti "coba." Ini adalah kata yang sering digunakan untuk mengajak seseorang mencoba melakukan sesuatu atau mempertimbangkan suatu hal.
- Cendek: "Cendek" berarti "pendek," "cetek," atau "dangkal." Istilah ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memiliki dimensi vertikal yang kurang atau minim.
- Cop: "Cop" digunakan sebagai ucapan ketika seseorang ingin pergi atau istirahat sejenak. Ini adalah cara informal untuk mengungkapkan niat untuk melakukan aktivitas lain atau beristirahat.
- Marhallet: "Marhellet" berarti "mempunyai hubungan spesial (lebih dari berteman)." Istilah ini mengacu pada hubungan yang lebih dalam atau khusus antara dua orang.
- Parkoperasi: "Parkoperasi" merujuk pada orang-orang yang bertugas mengumpulkan uang kredit, khususnya dalam konteks koperasi atau keuangan.
- Paragad: "Paragad" adalah sebutan bagi orang-orang yang bekerja menghasilkan tuak, minuman tradisional dari nira pohon aren atau kelapa.
- Cuak: "Cuak" mengandung arti "penakut." Istilah ini digunakan untuk menggambarkan sifat seseorang yang cenderung takut atau gugup dalam situasi tertentu.
- Cengkunek: "Cengkunek" merujuk pada "omong kosong" atau "orang-orang yang sering berlagak." Istilah ini menggambarkan perkataan atau tindakan yang tidak memiliki dasar atau substansi.
- Celat: "Celat" memiliki arti "cedal," yaitu seseorang yang kesulitan atau tidak bisa melafalkan huruf "r."
- Golek-Golek: "Golek-Golek" mengandung arti "tidur ayam" atau "berbaring santai." Ini merujuk pada posisi tubuh yang santai atau tiduran dengan santai.
Dalam percakapan sehari-hari, istilah-istilah di atas sering digunakan oleh masyarakat Batak untuk mengekspresikan berbagai makna dan emosi.
Masing-masing istilah mengandung nilai budaya dan tradisi yang kaya, mencerminkan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Batak Toba Adalah Populasi Terbanyak
Suku Batak Toba, sekarang merupakan populasi terbanyak dari suku-suku Batak yang lain.
Orang Batak Toba memaknai pencapaian hidup bermuara pada tiga nilai yakni hamoraon, hagabeon dan hasangapon.
Hasangapon berarti kemuliaan, kewibawaan dan kehormatan.
Nilai pertama ini menjadi dorongan bagi orang Batak untuk gigih memperjuangkan dan meraih kedudukan sosial di masyarakat.
Nilai kedua, Hamoraon diterjemahkan yang berarti memiliki kekayaan atau memiliki banyak harta.
Dan nilai yang ketiga, Hagabeon merupakan nilai tertinggi.
Orang Toba melihat, kehadiran anak, terutama anak laki-laki melebihi segala nilai lain.
Kehadiran anak menjamin kelanjutan generasi dan perolehen hak-hak dalam adat.
Kehadiran anak memberi kehormatan dan gelar baru kepada orang tua.
Mereka memperoleh gelar baru sebagai amang dan inang, ayah dan ibu dari si anak. Hal yang sama terjadi dengan pahopu atau cucu, sang opung (kakek dan nenek) memperoleh gelar baru sebagai opung doli dan opung boru (Yakobus Ndona, 2018).
Tiga nilai besar itulah yang dimaknai Orang Batak Toba dalam kata Horas.
Horas berarti pemenuhan ketiga nilai dasar itu, meskipun pencapaian horas membutuhkan nilainilai pendukung seperti nilai–nilai sosial, religius dan sebagainya.
Sementara ditinjau dari terminologi falsafahnya, Horas memiliki makna yang erat kaitannya dengan motto hidup orang Batak yang senantiasa menjadi pedoman hidupnya.
Makna yang pertama yakni Holong masihaholongan yang berarti kasih mengasihi.
Makna kedua yakni, On do sada dalan nadumenggan yang memiliki arti inilah jalan yang terbaik.
Selain itu, nilai lainnya adalah Rap tu dolok rap tu toruan yang memiliki arti terdekat sebagai seia sekata, Asa taruli pasu-pasu atau supaya kita diberkati, kemudian terminologi yang terakhir yakni Saleleng di hangoluan yang artinya selama kita hidup.
Empat terminologi itu menjadi satu kesatuan yang mengandung pesan supaya orang Batak selama hidupnya saling mengasihi, saling menolong dan saling membantu, karena hal tersebut merupakan jalan terbaik.
Maka, tidak heran ada pelabelan tidak tertulis bahwa orang Batak umumnya memiliki watak menolong dan kekeluargaan yang tinggi.
Artikel ini telah tayang di Tribun Pontianak
---
Berita Jatim dan Berita Viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com