Hikmah Ramadan

Ramadhan dan Optimalisasi Zakat Infaq dan Shodaqoh

Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

M. Mas’ud Said, Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Direktur Pascasarjana Unisma dalam artikel Hikmah Ramadan 2024 bertajuk Ramadhan dan optimalisasi zakat dan shodaqoh

Oleh : M. Mas’ud Said

Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Direktur Pascasarjana Unisma

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ramadhan adalah bulan istimewa, bulan dimana ummat Islam dianjurkan untuk menerbar kebaikan karena bulan puasa adalah bulan kasih sayang dan waktu terbaik untuk memperbanyak sedekah. 

Secara hakikat puasa Ramadhan tak hanya soal pengendalihan waktu makan dan minum, atau menghindari larang sebegaimana dalam fiqih konvesional puasa, namun pasti hubungannya dengan peningkatan bathiniah; kesalehan sosial.

Dalam beberapa kitab fiqih, dikenal bahwa salah satu nama yang lekat dengan bulan Ramadhan adalah syahrul Jud; yaitu bulan memberi, disamping dikenal sebagai syahrul muwassah yaitu bulan bermurah tangan dan bulan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan. Puasa dengan kesalehan adalah puasa yang lebih baik.

Kesalehan sosial sesungguhnya berlaku sepenjang tahun,  dimana kita harus lebih santun, lebih cinta kepada fuqoro dan masakin. Inilah kunci Indonesia lebih baik.

Nabi Muhammad SAW dalam masa hidup beliau di bulan Ramadhan meningkatkan amalan di bulan suci ini dengan memberi teladan untuk berbagi kepada sesama baik dalam bentuk zakat, infaq shadaqoh dan waqaf serta kebaikan lainnya.

Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam hal zakat, infa dan sahadaqoh (ZIS) dan juga waqaf. Menurut catatan nasional Baznas potensi zakat di Indonesia tahun 2022 sekitar 327 triliun rupiah. Data BAZNAS juga mencatat bahwa Provinsi Jawa Timur yang memiliki sekitar 36 juta penduduk beragama Islam memiliki potensi 36 triliun rupiah.  

Sedangkan Kota Surabaya yang memiliki potensi ekonomi tinggi memiliki potensi zakat terpendam sekitar 7,851 triliun rupiah. Kota Malang potensi perolehan zakatnya sekitar 1,1 triliun, Kab Malang yang memiliki 33 kecamatan bisa menyumbang sejumlah 1,68 triliun rupiah. Menurut data Baznas dari sebanyak potensi itu rata rata pertahun tergali sekitar 10 persen. 

Secara kontekstual ZIS bisa sebagai tolls nasional penurunan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar penduduk. Menurut data BPS jumlah pendukuk miskin di Jawa Timur tahun 2023 sejumlah 4.236.510 orang yaitu 10,49 persen dari 40,1 juta penduduk. Beruntung, Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia pada 2023 sehingga pengaruh social unrest atau kerawanan sosial tidak tampak di permukaan. 

Hasil penelitian CAF menunjukkan lebih dari 8 (delapan) dari 10 orang Indonesia menyumbangkan uang pada tahun ini, sementara tingkat kerelawanan di Indonesia tiga kali lipat lebih besar dari rata-rata tingkat kerelawanan dunia. Dengan puasa, maka diharapkan maka tingkat kesalehan sosial lebih ditingkatkan. Karakter sebagai manusia “loman” atau dermawan ini mempermudah menggalinya. 

Ada keyakinan bahwa apabila orang orang kaya Indonesia mentasyarufkan hak hak dhuafa, maka lingkungan kecil akan lebih baik keadaaanya. Bila literasi atau pnengetahuan ttg zakat tinggi, maka ada kesadaran. Kemiskinan akan terkurangi secara otomatis. Kesenjangan ekonomi yang menganga. akan terkurangi. 

Baca juga: The Power of “Puasa”

Apa yang dibutuhkan dalam manjemen zakat secara nasional antara lain lima hal penting. Pertama perlunya. tata kelola ZIS yang lebih baik, SDM BAZNAS dan lembaga lembaga ZIS yang mumpuni. Dalam kaitan ini diperlukan pengetahuan, literasi ZIS dan digitalisasi dan ketepatan sasaran ZIS.

Selama ini secara konvensional zakat hanya untuk 8 Asnaf. Namun dalam perkembangan fiqih sosial, dimungkikan zakat dipergunakan untuk biaya pendidikan atau beasisa, menolong orang untuk keperluan kesehatan daan pengembangan ekonomi masyarakat dhuafa.   ZIS juga bisa untuk pembiayaan dakwah  Islamiyah.

Apabila para muzakki (pembayar zakat) se-Indonesia serempak membayar zakatnya, membayar pajaknya, meningkatkan infaq dan shadaqohnya, maka seribuan triliun. Secara sosial ekonomi in adalah grand tolls untuk Indonesia lebih baik. Apalagi ada ketaatan zakat pertanian, peternakan, tabungan deposito, zakat badan atau perusahaan, zakat ASN, Zakat penghasilan.

Halaman
12

Berita Terkini