TRIBUNJATIM.COM - Selama bulan Ramadan 2024, banyak terdengar istilah qiyamu di kalangan umat muslim.
Meskipun istilah ini sering terdengar, tetapi nyatanya masih banyak umat muslim yang belum tahu makna dari istilah qiyamu Ramadan.
Padahal arti kata qiyamu Ramadhan berkaitan erat dengan ibadah yang dilakukan.
Tentu saja ibadah tersebut hanya bisa dilakukan selama bulan Ramadan 2024.
Oleh karena itulah, ada banyak keutamaan yang akan diperoleh bagi umat muslim yang senantiasa mengamalkannya.
Arti Qiyamu Ramadhan dan Asal Usul Penamaan
Qiyamu artinya yang artinya berdiri untuk sholat
Ramadhan atau Ramadan artinya bulan Ramadhan
Qiyamu Ramadhan artinya ibadah shalat (malam) di bulan Ramadhan.
Yang dimaksud qiyamu Ramadhan adalah (Shalat Tarawih) ialah shalat sunnah malam pada bulan Ramadan.
Waktu Qiyamu Ramadan (Shalat Tarawih) Adapun waktunya ialah sesudah shalat Isya hingga datang waktu fajar sebagai mana disebutkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW.
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِيَ الَّتِي يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً. [رواه مسلم].
Artinya: “Dari ‘Aisyah r.a. isteri Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw selalu mengerjakan shalat (malam) pada waktu antara selesai shalat ‘Isya, yang disebut orang “atamah” hingga fajar, sebanyak sebelas rakaat.” [HR. Muslim].
Mengutip dari Ternyata Shalat & Puasa Sunah dapat Mempercepat Kesuksesan, Ceceng Salamudin, Inayati Ashiriyah, dan Randi Renggana (2012), arti kata qiyamu Ramadhan adalah salat tarawih.
Seperti yang diketahui bahwa hukum mengerjakan salat tarawih di bulan Ramadan adalah sunnah muakkad atau sunnah yang diutamakan.
Pada dasarnya, kata qiyam berasal dari kata qama yang berarti berdiri.
Apabila dilihat dalam konteks ibadah, maka qiyam berarti berdiri dalam salat, khususnya saat malam.
Sementara qiyamul lail merupakan istilah umum yang digunakan untuk salat malam.
Dengan kata lain, qiyamu Ramadan merupakan istilah khusus untuk salat malam di bulan Ramadan.
Hal ini sesuai dengan penjelasan Imam Nawawi yang menyatakan bahwa qiyamu Ramadan mencakup tarawih, witir, hingga tahajud.
Asal usul penamaan qiyamu Ramadan sendiri berawal ketika Nabi Muhammad saw. dan para sahabat pertama kali melaksanakan ibadah salat malam. Hingga kemudian Umar bin Khattab yang mengorganisir salat qiyamu atau salat tarawih.
Dalam qiyamu Ramadan, tidak ada batasan jumlah rakaat yang dikerjakan. Artinya, semakin banyak rakaat qiyamu Ramadan yang dikerjakan, maka akan semakin banyak juga pahalanya. Sementara untuk saat tarawih, maksimal rakaat yang bisa dikerjakan adalah dua puluh rakaat.
Adapun ketentuan untuk mengerjakan qiyamu Ramadan juga telah tertuang dalam HR. Bukhari yang berbunyi sebagai berikut.
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya, “Barang siapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
Dari hadist tersebut, bisa dipahami bahwa salat tarawih dan qiyamu Ramadan dapat menggugurkan dosa dengan syarat karena iman, yakni membenarkan pahala yang dijanjikan oleh Allah Swt dan mencari pahala dari Allah SWt, bukan karena riya atau alasan lain.
Pelaksanaan Tarwihatun atau Qiyamu Ramadan (Shalat Tarawih)
Pada dasarnya tarwihatun dan atau Qiyamu Ramadan, shalat tahajjud, shalat witir, adalah sama. Qiyamu Ramadan sebaiknya dikerjakan secara berjama’ah baik di masjid, mushalla, ataupun di rumah dan dapat pula dikerjakan sendiri-sendiri.
Berapa rekaat Qiyamu Ramadan?
Qiyamu Ramadhan dapat dikerjakan sebanyak 11 rakaa’at. yakni terdiri dari delapan rekaat ditambah 3 rekaat sholat witir.
Hal ini didasarkan pada hadist riwayat Abi Salamah bin Abdirrahman ketika beliau bertanya pada Aisyah (Istri Rasullah).
كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ ؟ قَالَتْ : ” مَا كَانَ الرسول الله ص.م يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثًا. ( رواه البخاري)
Artinya:
Bagaimana shalatnya Rasulullah saw di bulan Ramadhan? Aisyiyah menjawab: Tidaklah Rasulullah saw. menambah baik di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan lebih dari sebelas raka’at. Beliau shalat empat raka’at maka janganlah kamu tanyakan bagus dan lamanya, kemudian beliau shalat empat raka’at, maka janganlah kamu tanyakan bagus dan lamanya, kemudian beliau mengerjakan shalat tiga raka’at (HR al-Bukhari)
Sebelum mengerjakan Qiyamu Ramadhan, disunnahkan mengerjakan shalat sunnah dua raka’at ringan (Shalat Iftitah). Shalat iftitah dapat dikerjakan secara berjamaah sesuai dengan shalat tarawih yang sebaiknya dikerjakan secara berjamaah.
Shalat iftitah dilakukan dengan cara: pada rakaat pertama setelah takbiratul-ihram membaca doa iftitah “Subhanallah dzil malakuti wal jabaruti wal kibriya-I wal ‘adzamah’”, dan pada rakaat kedua hanya membaca surat al-Fatihah, dan pada rakaat kedua hanya membaca surat Al-Fatihah (tanpa membaca surat lain).
Ada dua macam pilihan formasi sholat tarawih
Pada pilihan pertama, memilih formasi 4-4-3 berdasarkan hadist Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibunda Aisyah r.a yang berbunyi,
“Nabi SAW tidak pernah melakukan shalat sunah pada bulan ramadan dan bulan llainnya lebih dari sebelas rakat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya Bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian, beliau shalat lagi empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya lalu beliau shalat lagi tiga rakaat (witir).” (HR. Muslim)
Kemudian pilihan kedua, formasi 2-2-2-2-2-1 berdasa kan hadis Riwayat Muslim dari sahabat Ibn Abbas yang berbunyi,
“Aku berdiri di samping Rasullah, kemudian Rasulullah meletakkan tangan kanannya dikepalaku dan dipegangnya telinga kanan ku dan ditelitinya, lalu Rasulullah shalat dua rakaat kemudian dua rakaat lagi, lalu dua rakaat lagi, dan kemudian dua rakaat, selanjutnya Rasulullah salat witir, kemudian Rasulullah tiduran menyamping sampai Bilal menyerukan azan. Maka bangunlah Rasulullah dan shalat dua rakaat singkat-singkat, kemudian pergi melaksanakan shalat subuh.” (HR. Muslim)
Setelah selesai 3 rakaat shalat witir, disunnahkan membaca doa:
Membaca tasbih (3 kali)
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih.”
Dibaca tiga kali dengan suara nyaring dan Panjang pada bacaan yang ketiga.
Lalu membaca:
رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
Artinya: “Yang Menguasai para Malaikat dan Ruh/Jibril.”
Seutama-utamanya shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan dan dilaksanakan secara berjamaah, karena shalat seperti ini hampir serupa dengan shalat fardhu. Kemudian, shalat yang lebih utama lagi adalah shalat rawatib, yaitu shalat yang menggiring shalat fardhu baik sebelum dan sesudah.
Itulah Arti Tarwihatun, Qiyamu Ramadhan Adalah, Berikut Penjelasan Dua Pilihan Formasi Sholat Tarawih. (lis/berbagai sumber)
Artikel ini telah tayang di Tribun Sumsel
---
Berita Jatim dan Berita Viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com