Berita Tulungagung

Kasus DBD di Tulungagung Belum Capai Puncak, Dinkes Catat Ada 6 Pasien Meninggal

Penulis: David Yohanes
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fogging menjadi salah satu upaya memberantas nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD), Kamis (21/3/2024).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung mencatat, sudah ada 6 pasien demam berdarah dengue (DBD) yang meninggal.

Sementara siklus 5 tahunan DBD diperkirakan mencapai puncaknya pada April 2024.

Masyarakat pun diminta waspada dan menggalakkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Lonjakan tajam dari Februari ke Maret 2024, mencapai lebih dari 100 kasus baru," ungkap Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, Kamis (21/3/2024).

Hingga 18 Maret 2024, total kasus DBD di Kabupaten Tulungagung sebanyak 123.

Dari jumlah ini, 6 orang meninggal dunia, terdiri dari 5 anak-anak dan 1 orang dewasa.

Rinciannya 2 korban meninggal di bulan Januari, 3 korban meninggal di bulan Februari, dan 1 meninggal pekan lalu di bulan Maret.

"Satu korban dewasa terjadi di akhir Februari lalu. Lima korban lainya masih berusia anak-anak," sambung Desi Lusiana Wardani.

Meski ada lonjakan kasus dan 6 korban, situasi ini belum masuk Kondisi Luar Biasa (KLB).

Baca juga: Permintaan Trombosit di PMI Ponorogo Meningkat, Demam Berdarah Merebak?

Salah satu syarat penetapan KLB adalah lonjakan kasus hingga 3 kali lipat, sementara saat ini belum terjadi.

Selain itu, DBD adalah penyakit endemis yang terjadi setiap tahun.

"Dari sebelumnya tidak ada (penyakit) menjadi ada, itu bisa masuk KLB. Sementara DBD terjadi setiap tahun," papar Desi Lusiana Wardani.

Melonjaknya kasus DBD tidak lepas dari angka bebas jentik (ABJ).

Dari survei pasien DBD, selalu ada korelasinya dengan lingkungan yang masih ditemukan jentik nyamuk.

Halaman
12

Berita Terkini