Awalnya, ia muntah-muntah, demam tinggi, dan tekanan darahnya naik.
"Di dalam mobil itu seolah naik (permainan ayunan raksasa di taman hiburan) Kora-kora. Goyangannya sangat cepat," kenangnya.
"Saat matiin mesin, terasa saya masih begitu juga. Saya telepon, saya bilang kalau saya habis napas dan tiba-tiba ada di UGD rumah sakit di Cikini (Jakarta)," lanjutnya.
"Besoknya muntah lagi di rumah. Begitu seterusnya. Lalu, dibawa ke rumah sakit di kawasan Pasar Minggu dan rawat inap dua hari," kisahnya lagi.
Baca juga: Ingat Epy Kusnandar? Dulu Tubuhnya Mati Sebelah Akibat Stroke, Kini Jualan Takjil, Nasib Berubah
Setelah menjalani pemeriksaan mendalam, Epy Kusnandar akhirnya divonis menderita tumor otak.
"Awalnya didiagnosa tipus. Tetapi, begitu di-CT scan di rumah sakit, ternyata ada tumor di otak dan harus segera dioperasi. Tapi, istri saya minta untuk saya pulang saja dan memilih pengobatan tanpa operasi," terang Epy Kusnandar.
Kala itu Epy Kusnandar merasa tak ada gunanya lagi berobat ke dokter.
Apalagi saat dokter menyebut peluang hidupnya tinggal 4 bulan lagi.
Sampai akhirnya ia memutuskan untuk berobat alternatif ke ahli herbal Jeng Ana.
"Tumor di bawah mili, masih bisa disembuhkan. Yang tumornya sudah gawat saja bisa disembuhkan," kata Jeng Ana.
Seiring pengobatan alternatif, kesehatan Epy Kusnandar pulih.
Ia dinyatakan sembuh dari kanker otaknya tersebut.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com