Berita Viral

Remuk Hati Pasutri Ditinggal Anak Semata Wayang Korban Bus SMK Depok, Sudah Firasat Aneh, 'Kenyang'

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasutri remuk hatinya anak semata wayang jadi korban kecelakaan maut bus SMK Depok

TRIBUNJATIM.COM - Remuk berkeping-keping hati pasutri yang anaknya jadi korban bus SMK Lingga Kencana Depok terlibat kecelakaan di Subang, Jawa Barat.

Pasutri bernama Masdewati dan Saimun terpaksa merelakan anak semata wayang mereka untuk selama-lamanya.

Di sisi lain, pasangan suami istri tersebut sudah merasakan firasat aneh sebelum kejadian.

Cerita disampaikan oleh keduanya yang kini amat berduka cita atas kecelakaan yang terjadi.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Pepatah ini sangat tepat untuk menggambarkan pengalaman pahit yang dirasakan oleh pasangan suami-istri (pasutri) Saimun dan Masdewati.

Betapa tidak, baru tiga minggu yang lalu istrinya, Masdewati, mengalami kecelakaan lalu lintas karena tertabrak sepeda motor.

Kini anak semata wayang mereka, Desi Yulianty, harus pergi selamanya setelah mengalami kecelakaan bersama bus rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Jawa Barat, pada Minggu (12/5/2024).

Saimun mengaku mendapatkan informasi kecelakaan yang dialami Desi dan teman-temannya kemarin malam sekira pukul 22.00 WIB.

"Tadi malam dapat kabar soal kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana pukul 22.00 WIB," kata Saimun di Rawadenok, Minggu (12/5/2024), dikutip TribunJatim.com dari Wartakotalive.com

Baca juga: Singgung Kematian, Unggahan Terakhir Siswi SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Jadi Sorotan

Karena penasaran tidak melihat data Desi (Desi) sebagai korban di Puskesmas dan RSUD Subang, Saimun pun langsung berangkat ke Subang mencari anaknya.

"Saya pergi ke Subang bersama mobil keluarga. Di sana saya baru tahu Desi jadi korban meninggal," ujarnya.

Saimun mengaku melakukan komunikasi dengan Desi kemarin sore sebelum kecelakaan.

"Kemarin pukul 17.30 WIB sempat komunikasi dengan Desi. Katanya mereka lagi makan di rest area Tangkuban Perahu. Setelah itu handphone-nya tidak aktif," ungkapnya.

Pasutri yang kehilangan anak semata wayang (Wartakotalive.com)

Pria yang bekerja sebagai buruh lepas harian ini memang sempat merasakan firasat aneh sebelum kecelakaan terjadi.

"Saya makan bersama istri sebelum pukul 17.30 WIB. Tiba-tiba kami dua merasa kenyang. Makanan kami tidak habis," beber Saimun.

Saimun merasakan kehilangan besar atas kematian Desi. Apalagi tahun ini dia tamat SMK dan sudah kerja di konter handphone.

"Saya sangat kehilangan. Saya sayang banget sama dia. Meski suka melawan saat dinasehati, tetapi saya sayang banget," ungkapnya.

Rasa kehilangan Saimun makin mendalam karena istri belum benar-benar pulih dari kecelakaan.

Baca juga: Dulu Bersuami Artis Ternama, Kini Artis Cantik Pilih Jual Baju Timbang Berakting, Cerai Bawa 3 Anak

"Istri saya sempat dirawat lima hari di rumah sakit. Saat ini masih harus kontrol. sekali lagi," imbuhnya.

Dia berharap ada bantuan dari pemerintah Kota Depok dan Yayasan Kesejahteraan Sosial terkait kondisi yang dialaminya.

"Saya berharap ada bantuan. Sejauh ini belum ada komunikasi, baik dari Pemkot Depok maupun YKS," tandasnya.

Sebagai informasi, Desi telah dimakamkan di Taman Pemakaman Pule Rawadenok, Pancoran Mas, Kota Depok, pada Minggu (12/5/2024) siang.

Jenazah Desi tiba di rumah duka di Kampung Rawadenok RT 02/RW 12, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, Jawa Barat pada Minggu (12/5/2024) sekira pukul 12.00 WIB.

Tangis Saimun pecah saat jenazah anaknya tiba di rumah. Saat keranda jenazah Desi masuk ke dalam rumah, Saimun menangis histeris dipelukan saudara-saudaranya.

Begitu pun dengan istrinya, Masdewati, yang tak henti-hentinya mengucurkan air mata sejak jenazah Desi tiba di rumah hingga ke pemakaman.

Sopir bus SMK Depok yang kecelakaan di Subang, Jawa Barat, menyesal. Dia mengaku tak punya banyak pilihan saat tahu rem blong sehingga memakan banyak korban jiwa. (TribunJabar.id/Deanza Falevi)

Satu bulan sebelum informasi kelulusan, pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial yang menaungi SMK Lingga Kencana sudah memanggil orangtua siswa.

Pertemuan itu untuk membahas acara perpisahan anak-anak kelas 3 SMK Lingga Kencana yang lulus.

Dari hasil pembahasan, disepakati lokasi perpisahan di Bandung, Jawa Barat selama dua hari satu malam yaitu 10 dan 11 Mei 2024.

Hal ini diungkap Pengurus Yayasan Kesejahteraan Sosial, Dian Nurfadila dalam konferensi pers, Minggu (12/5/2024).

"Panitia dari guru, (menggunakan pihak ketiga travel) iya," katanya, Minggu.

Dian mengakui, rapat bersama orangtua murid sudah dilakukan beberapa kali untuk menentukan tempat.

Bahkan, pihaknya sudah melakukan survei terhadap tempat yang bakal dijadikan lokasi perpisahan siswa SMK Lingga Kencana.

Pengakuan sopir bus SMK Depok yang kecelakaan di Ciater Subang, panik rem blong, mengaku sudah diperbaiki sebelumnya. (Tribun Jabar via TribunTrends.com)

Menurut Dian, pihak Yayasan mendampingi keluarga korban dari lokasi kecelakaan sampai prosesi pemakaman.

Ia mengungkapkan, acara tersebut sudah disepakati antara wali murid dengan pihak sekolah.

"Dilakukan secara resmi (sewa busnya)," tegasnya.

Pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial ternyata tidak mengetahui jika bus yang kecelakaan itu masa berlaku kelayakan untuk jalan sudah habis.

Namun, Dian menyatakan pihaknya merasa yakin dengan bus tersebut layak untuk membawa anak didiknya ke Bandung.

"Alhamdulillah yang dua bis baik-baik saja. Sebenarnya sejak awal kami yakin dengan PO ini, kalau tidak yakin kami tidak akan berangkatkan," ungkapnya.

"Kami ingin berikan yang terbaik untuk anak-anak kami," imbuhnya. 

Aggota DPRD Kota Depok, H Khairulloh lakukan takziyah ke rumah Dimas korban kecelakan bus, Minggu (12/5/2024). (Wartakotalive.com)

Sementara itu,Anggota DPRR Kota Depok fraksi PKS, H Khairulloh, sambangi kediaman korban kecelakaan bus maut di Jalan Parungbingung, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024), seperti dikutip Tribun Jatim dari Wartakota

Khairulloh datang bersama istrinya dengan mengenakan baju koko cokelat dan peci hitam.

Khairulloh dan istri langsung bertemu dengan keluarga Mahesya Putra.

Setelah berbincang sebentar, Khairulloh meminta kepada ustaz yang menemaninya untuk membacakan doa ke almarhum Mahesya.

Selesai dari rumah Mahesya, Khairulloh melanjutkanya melayat ke rumah Dimas dan Intan yang jaraknya hanya sekira 20 sampai 50 meter.

Khairulloh mengatakan bahwa dirinya mendapatkan kabar kecelakaan bus tersebut, Sabtu (11/5/2024) pukul 21.30 WIB.

"Saya kaget dengan peristiwa ini, enggak nyangka. Tapi Alhamdulillah, Pemkot Depok, yayasan sekolah, keluarga dan warga bahu membahu untuk bisa berikan pertolongan dan evakuasi. Saat ini dalam proses pemulangan jenazah," ujar Khairulloh.

Baca juga: Pengakuan Sopir Bus SMK Lingga Kencana, Akui Tak Ada Pilihan hingga Sebabkan Tragedi, Guru: Tolong

Menurut Khairulloh, secara keseluruhan ada sekira 11 korban yang dinyatakan meninggal dunia usai kecelakaan maut tersebut.

Khairulloh mengaku, di RW 10 ada sekira empat orang yang meninggal dunia tiga di antaranya Dimas, Mahesya dan Intan.

Namun satu orang lagi tidak disebutkan siapa namanya oleh Khairulloh.

"Saya akan berkunjung ke empat korban," tegasnya.

Sebagai anggota dewan perwakilan rakyat daerah, Khairulloh bakal mendorong untuk seluruh bus di Depok agar dilakukan pemeriksaan secara berkala.

Ia ingin seluruh bus layak untuk jalan dan terutama saat membawa penumpang agar tidak ada lagi kecelakaan yang memakan korban.

"Benar-benar dicek, apalagi medan jalannya itu turun naik ya, ini bahan perenungan kita semua lah," imbuh Khairulloh.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini