Haji 2024

Perjuangan Tukang Pijat asal Surabaya Naik Haji, Wujudkan Impian Berkat Nabung Rp10.000 Setiap Hari

Penulis: Nuraini Faiq
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mbah Supiyah (60) melayani calon jemaah haji di Asrama Haji Embarkasi Surabaya di Sukolilo memijat dengan skillnya dalama artikel perjuangan tukang pijat asal Surabaya wujudkan impian naik haji berkat nabung Rp10 Ribu setiap hari

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - kisah perjuangan Mbah Supiyah (60), calon jemaah haji (CJH) asal Jl Sombo, Kota Surabaya ini.

Tukang pijat keliling di Kota Pahlawan ini bisa mewujudkan impian besarnya naik haji. Impian yang diidam-idamkan sejak usia SD.

Berkat perjuangan tak kenal lelah mengitari Surabaya, Mbah Supiyah biasa menawarkan jasa pijat kesehatan.

Kemahiran memijat Mbah Supiyah bahkan sudah terkenal hingga belakangan banyak pelanggan.

Saat usia sudah tidak muda lagi, pelanggan yang datang ke rumahnya untuk dipijat.

Jemaah haji kloter 15 asal Kota Surabaya itu sehari-hari memang menjadi tukang pijat keliling di Surabaya.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) merilis bahwa perempuan tukang pijat ini sudah bekerja sebagai tukang pijat keliling, sejak usia 17 tahun.

Bahkan di usianya yang sudah lanjut masih menjalankan profesinya tersebut.

Skill memijat yang Dia miliki tak hanya menghilangkan pegal dan sakit linu pasien. Kadang usia bayi kerap dipijat ke Mbah Supiyah.

Dia mampu memijat kurang lebih dua jam untuk sekali pijat.

Dari hasil kerja kerasnya memijat dari rumah ke rumah, dia mendapatkan upah.

Biasanya pelanggan dan masyarakat yang menggunakan jasa pijatnya membayar Rp 30.000 sampai Rp 70.000.

"Tidak mesti, kadang ramai kadang sepi. Tapi ada saja warga yang mau dipijat," ucap Mbah Supiyah.

Keterampilan memijat Mbah Supiyah diakui dimiliki sejak usia SD.

Supiyah pun terus meningkatkan skill pijatnya dan makin banyak pelanggannya.

Sampai akhirnya, dia ingin merealisasikan impiannya bagiamana bisa naik haji.

Pada usia remaja sekitar 17 tahun, Supiyah mulai menabung. Dia menyisihkan uang Rp 10.000 setiap hari.

Selama 24 tahun, Supiyah konsisten menabung khusus haji Rp 10.000 per bari. "Harus saya paksa sehari wajib nabung," tuturnya.

Penghasilan Supiyah yang tak tentu, tak menyurutkan niat Supiyah untuk mewujudkan cita-citanya berhaji.

Dari tekad kuat tersebut, Supiyah tekun menabung tanpa berhenti sama sekali.

Begitu melihat tabungan pada 2010, niat Supiyah itu akhirnya direalisasikan.

Tabungan selama puluhan tahun dibelikan emas.

Pada saat tiba mendaftar, emas 20 gram dijual.

Begitu juga saat pelunasan juga masih bisa diambil.

“Meskipun penghasilan saya tidak tetap, Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya bisa nabung untuk haji yang penting tekadnya kuat,” kata Supiyah membocorkan rahasia sukses menabung.

Nenek empat anak dan sejumlah cucu ini mengaku seharusnya berangkat haji di tahun 2021.

Tapi karena pandemi Covid-19 membuatnya tidak bisa berangkat ke tanah suci, keberangkatan ibadah haji pun ditunda.

Supiyah sudah menyiapkan doa khusus ketika di tanah suci.

Dia berharap agar senantiasa diberikan kesehatan, murah rezeki dan panjang umur. 

"Ya doanya gak banyak-banyak diberi sehat, lancar rezeki dan panjang umur," ujar Supiah.

Bahkan ketika nanti di Arab Saudi ada yang memintanya untuk memijat maka dia sanggup melakukan itu, asalnya tidak mengganggu waktu ibadah.

"Waktu masuk di asrama haji saja sudah ada yang pijat. Alhamdulillah diberi imbalan Rp 50 ribu," tegasnya. 

"Ya nanti jika sudah di Makkah ada yang minta pijat ya tetap dilayani kan membantu orang dapat pahala," imbuh Supiyah  . 

Berita Terkini