Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperdagkum) Ponorogo ungkap biang kerok elpiji 3 kg susah-susah gampang didapatkan.
“Kami sudah koordinasi dengan Pertamina di Madiun,” ungkap Kabid Perdagangan, Disperdagkum Ponorogo, Paras Paravirodhena, Senin (27/5/2024).
Dia menjelaskan, bahwa kuota elpiji yang dikenal dengan nama gas melon itu tetap. Namun, memang ada satu permasalahan yang membuat gas elpiji 3 kg susah-susah gampang didapatkan di bumi reog.
“Ada 1 SPBE (Stasiun Pengisian Bulk Elpiji) di Ponorogo tutup. Karena masih perpanjangan ijin,” kata mantan Sekretaris Camat Sampung ini.
Menurutnya, saat ini 1 SPBE itu masih dalam proses perpanjangan ijin. Dimana untuk menghandel itu, Ponorogo diambul alih oleh SPBE di Kabupaten Madiun, Magetan, Ngawi dan Kota Madiun.
Baca juga: Terungkap Motif Pembunuhan di Ponorogo Hingga Bongkar Makam Korban, Tersangka Kesal
“Secara global, kuota tidak berkurang, hanya terjadi keterlambatan kedatangan elpiji ke agen lalu ke pangkalan,” tegasnya,
Contohnya ketika seharusnya elpiji 3 kg datang sampai ke pangkalan pagi hari, beralih ke malam hari. Lantaran antre di SPBE, juga jarak yang semakin jauh.
“kuota kemarin tetap, tidak bekrurang. Kuota nya LPG 25,494 M/T matrik ton,” papar Paras ketika dihubungi Tribunjatim.com.
Paras sendiri belum bisa memastikan proses ijin itu sampai kapan. Dia berharap secepatnya ijin cepat turun sehingga elpiji 3 kg yang susah-susah gampang bisa segera diatasi.
“Ijin ini habis sehak akhir April sehingga dampaknya pada Mei mulai dirasakan masyarakat. Semoga segera teratasi,” pungkas Paras.
Sebelumnya, keberedaan Elpiji 3 kg di Ponorogo susah-susah gampang dicari. Beberapa pedagang angkringan mengakui kesusahan pencarian barang bersubsidi itu.
“Sulit-sulit susah sih. Kadang ada kadang juga gak ada,” ungkap salah satu pedagang angkringan di Ponorogo, Cholis, Senin (27/5/2024).
Baca juga: Relawan Prabowo-Gibran Ponorogo Gelar Syukuran Potong 9 Tumpeng, Gas Pol Dukung Kang Giri di Pilkada
Dia menjelaskan harus keliling ke pengecer satu ke pengecer lain. Terkadang juga harus ke pangkalan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg.
“Ya ini sudah mulai lancar. Ndak tahu kalau besok bagaimana lagi,” terang pedagang angkringan di sekitar Alun-alun Ponorogo ini.
Kesusahan mencari gas elpiji juga dialami Supriyoko. pedagang gorengan di Jalan Pramuka mengaku kesulitan mendapatkan gas melon dua pekan belakangan.
“Harus nunggu 2 sampai 3 hari. Harganya kalau ditingkat eceran sampai Rp 21 ribu. Normalnya Rp 19 ribu,” papar Supriyoko.
Selain di sebagian wilayah kota, kondisi serupa juga terjadi di wilayah pinggiran. Seperti Kecamatan Jenangan, Ngrayun, Slahung.
“Ya susah sih, harus muter-muter dari satu toko ke toko lain,” pungkas Henik Lia, ibu rumah tangga asal Kecamatan Slahung.