Bule Jepang Kaget Lihat Kondisi di Depok, Bandingkan dengan Negaranya saat Melintas di Jalan

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiktoker asal Jepang, Asahina Mana bandingkan kondisi Depok dengan Jepang

TRIBUNJATIM.COM, DEPOK - Seorang Tiktoker Jepang, Asahina Mana akui kaget lihat kondisi jalan di Kota Depok, Jawa Barat.

Bule asal Jepang itu juga membandingkan kondisi lalu lintas Kota Depok dengan di Jepang.

Hal itu diungkap Asahina Mana ketika melintasi Jalan Raya Sawangan, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, pada Kamis (30/5/2024).

Sebab, jalan yang menghubungkan wilayah Pancoran Mas dan Sawangan tersebut mengalami kecamatan panjang.

Baca juga: Curhat Bule Italia Nikahi Hani TKW asal Jabar, Kenalan Lewat Media Sosial: Semua Ada Waktunya

Pemilik akun TikTok @asahina_mana itu membandingkan perbedaan yang jauh antara jalan raya di Depok dan tempat tinggalnya di Jepang.

“It’s very bad,” jawab Mana saat ditanya kesan perjalanannya menuju SMK Lingga Kencana Depok untuk memberikan santunan.

"I'm always surprised cause so many traffic jam and different in Japan (Saya sering terkejut karena kemacetan dan sangat berbeda dengan di Jepang),” sambungnya.

Meski demikian, Mana mengaku senang mengunjungi wilayah Depok.

Dia menilai, Depok merupakan kota yang indah.

Di mata Mana, masyarakat Depok sangat baik dan murah senyum.

“I think Depok is very good village, because people are very kind and they always smile,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Mana juga menyukai kuliner yang disajikan saat berkunjung ke Depok.

Beri Santunan

Sebelumnya, tiktokers asal Jepang, Asahina Mana, terbang jauh ke Indonesia untuk memberikan santunan kepada keluarga korban kecelakaan rombongan bus SMK Lingga Kencana Depok, Kamis (30/5/2024).

Pemilik akun TikTok @asahina_mana itu tiba di SMK Lingga Kencana Depok sekira pukul 15.30 WIB bersama rombongannya.

Usai turun dari mobil, Mana langsung dipakaikan kerudung berwarna putih, sebelum masuk ke dalam aula sekolah.

Kedatangan Mana disambut hangat oleh pengurus yayasan dan korban selamat insiden kecelakaan rombongan bus di Subang, Jawa Barat pada 11 Mei 2024 lalu.

Bahkan, tiktokers yang suka membuat konten kostum anime itu ikut serta berbaur bersama warga mendoakan korban kecelakaan rombongan bus SMK Lingga Kencana.

Menurut Mana, ia mengetahui insiden kecelakaan tersebut setelah media di Jepang memberikannya.

“Jadi saya tahu kecelakaan tersebut karena banyak media di Jepang memberitakannya,” kata Mana dalam bahasa Inggris.

Mana merasa senang dapat memberikan kebahagiaan kepada para korban dan keluarga kecelakaan rombongan bus SMK Lingga Kencana.

“Saya merasa sangat senang bisa datang ke sini, berkumpul dengan semuanya,” pungkasnya.

 Tersangka Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana Bertambah

Di sisi lain, Ditlantas Polda Jawa Barat (Jabar) terus mendalami kasus kecelakaan maut bus Putera Fajar yang membawa pelajar SMK Lingga Kencana.

Jika selama ini hanya ada satu tersangka utama yakni Sadiira, sang sopir bus Putera Fajar, kini bertambah.

Ditlantas Polda Jabar coba melebarkan pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang menewaskan 11 orang di Ciater, Kabupaten Subang.

Dalam pengembangan kasus itu, Polisi menetapkan dua tersangka baru.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jabar Kombes Wibowo mengatakan, kedua tersangka baru itu berinisial AI dan A. Total ada tiga tersangka.

Menurut Kombes Wibowo, penetapan dua tersangka baru itu merupakan hasil pengembangan serta gelar perkara yang dilakukan Ditlantas Polda Jabar.

"Saudara A dan AI (dijadikan) sebagai tersangka karena patut diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan sengaja kemungkinan dan kelalaian atau kealpaan," ujar Wibowo di Mapolda Jabar, Selasa (28/5/2024).

Menurutnya, AI merupakan pengusaha sekaligus pemilik bengkel yang mengubah rancang bangun bus Trans Putera Fajar menggunakan surat keputusan rancang bangun karoseri berizin.

"Tapi, bengkel yang bersangkutan tidak memiliki izin untuk mengubah dimensi atau rancang bangun kendaraan bus," katanya.

Sedangkan tersangka A, merupakan pihak yang dipercaya AI untuk mengoperasionalkan bus tersebut.

Namun oleh A malah menyuruh sopir lain, yakni tersangka S, untuk membawa kendaraan bus tersebut.

"Yang bersangkutan juga orang yang menyuruh sopir yaitu S untuk membawa kendaraan bus dalam kondisi tidak laik jalan," ucapnya.

"Antara yang bersangkutan dengan Saudara S, tidak ada ikatan kerja atau kontrak apapun," imbuhnya.

"Tersangka S adalah freelance yang mungkin apabila dibutuhkan A, dihubungi," lanjutnya.

Fakta lain hasil gelar perkara, kata dia, didapati bahwa bus yang membawa pelajar SMK Lingga Kencana Depok tersebut tidak laik jalan karena KIR bus tidak berlaku atau kedaluwarsa yang berakhir pada 6 Desember 2023.

Kemudian kondisi rem yang tidak berfungsi dengan baik hingga perubahan bentuk dan lebar kendaraan yang tidak sesuai standar.

"PO Trans Putera Fajar Wisata juga tidak terdaftar di Kementerian Perhubungan. Nama bodong alias abal-abal asal tempel. Bus ini, tidak menjadi bagian perusahaan otobus manapun dan menggunakan nama tidak terdaftar," ucapnya.

Akibat perbuatannya, A dan AI disangkakan pasal 311, UU lalu lintas jo pasal 55 KUHP subsider dan atau pasal 359 KUHP dengan ancaman penjara 12 tahun atau denda Rp 24 juta dan atau denda pidana penjara selama 5 tahun.

Sebelumnya, mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, meninjau bangkai bus yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat.


Pria yang akrab disapa Kang Dedi ini meninjau bangkai bus tersebut di Terminal Subang, Sabtu (18/5/2024).

Ia meminta aparat berwenang mengusut tuntas kasus kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang itu.

Menurutnya, Sadira selaku sopir bus Putera Fajar yang kini telah menjadi tersangka lalai dalam bertugas.

Pasalnya, ketika rombongan sedang berhenti di rumah makan, bus mengalami kerusakan, tetapi terus melanjutkan perjalanan sampai akhirnya terjadi kecelakaan.

Saat ini, Sadira telah ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sehingga tak bisa memberikan nafkah bagi anak dan istrinya di rumah.

Kang Dedi pun berpandangan seharusnya bukan hanya sang sopir yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.

“Adil kah kalau hanya sopir yang harus bertanggung jawab pada peristiwa ini?"

"Dalam pandangan saya harus terus dikejar pihak-pihak yang bertanggung jawab penyebab dari kecelakaan ini," ujar Kang Dedi, Sabtu.

Selain kelalaian, penyebab fatal kecelakaan ialah modifikasi yang dilakukan terhadap bus.

“Tanpa menggiring opini, tanpa melebihi kewenangan penyidik, sudah selayaknya penyidikan diarahkan pada siapa yang melakukan perubahan spesifikasi mobil itu."

"Dia lah yang harus bertanggung jawab," ucap Kang Dedi.

Ia pun berharap peristiwa ini bisa menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.

Mulai dari pembangunan dan penataan infrastruktur supaya tak ada bangunan di bibir jalan seperti warung lokasi bus terguling yang menjorok ke dalam sehingga meminimalkan korban di luar.

Lalu, keberadaan drainase besar di pinggir jalan tak hanya sebagai jalan air, tetapi juga penahan dan pembatas kendaraan.

Begitu pula fungsi pohon di pinggir jalan bukan hanya sebagai penyerap polusi, melainkan juga penahan jika terjadi kecelakaan.

Lebih lanjut, Dedi memberikan dukungan penuh kepada Korps Polisi Lalu Lintas untuk melakukan penindakan dan tilang bagi para pelanggar, meski tindakan tegas kepolisian terkadang mendapat hujatan dari masyarakat.

“Kita dukung penyidik melakukan tindakan sesuai hukum berlaku, tidak pandang bulu."

"Jangan hanya sopir yang bertanggung jawab, tapi pengusaha kalau memenuhi unsur pidana sudah selayaknya menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua yang bertanggung jawab pada pengelolaan transportasi angkutan umum," ujarnya. (*)


Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Berita Terkini