Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Yusab Alfa Ziqin
TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Musim kemarau 2024 telah berlangsung di Kabupaten Bojonegoro. Sebagaimana jamaknya, sejumlah wilayah di kabupaten ini akan alami kekeringan.
Untuk mengantisipasi bencana rutinan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro kini sudah mulai bersikap. Salah satunya melakukan pemetaan.
“Saat ini kami sudah melakukan pemetaan atau pedataan desa-desa yang rawan kekeringan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny, Kamis (30/5/2024).
Hasil pemetaan sementara ini, kata Aeny sapaannya, ada 69 desa se-antero Kabupaten Bojonegoro yang diprediksi bakal mengalami bencana krisis air biasa hingga air bersih tersebut.
Baca juga: Usut Kasus Korupsi Mobil Siaga Desa, Kejari Bojonegoro Perlu Bantuan Kejati Jatim : Hitung Kerugian
"Sebanyak 69 desa tersebut tersebar di 14 kecamatan se-Kabupaten Bojonegoro," jelas perempuan yang sebelumnya menjabat Camat Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro ini.
Secara teknis, lanjut Aeny, BPBD Bojonegoro akan melakukan dropping air bersih untuk menanggulangi bencana kekeringan yang akan melanda puluhan desa tersebut.
“Kami siap mendropping air bersih ke desa-desa yang kekeringan. Dasarnya, permintaan dari pemerintah desa bersangkutan dan hasil assement terhadap permintaan tersebut," imbuhnya.
Lebih lanjut, ASN yang juga anggota Bhayangkari ini mengimbau, masyarakat mulai berhemat air bersih mulai saat ini. Itu agar masyarakat tak kaget ketika nanti air sudah tak melimpah.
Baca juga: 19 Kades di Bojonegoro Diperiksa Kejari Soal Korupsi Mobil SIaga, Ada yang medadak Sakit Jantung
Diberitakan sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Meterologi Tuban Zem Irianto Padma menyatakan bahwa Kabupaten Bojonegoro telah memasuki musim kemarau pada Mei 2024 ini.
Musim yang dalam epistimologi Jawa disebut sebagai musim ketigo ini akan berlangsung hingga September 2024 mendatang. Untuk puncaknya, akan terjadi pada Agustus 2024 besok.