TRIBUNJATIM.COM - Kasus siswi SMK dibully 3 tahun sampai depresi berujung meninggal dunia viral di media sosial.
Terkait kasus tersebut, pihak sekolah akhirnya buka suara.
Nabila Fitri Nuraini, siswi sekolah tersebut meninggal dunia setelah mengalami gangguan kejiwaan diduga setelah mengalami perundungan selama tiga tahun masa sekolahnya.
Kasus bullying ini terungkap setelah viral sebuah utas di media sosial X yang menerangkan adanya tindak perundungan oleh sesama siswi perempuan di sebuah SMK di Bandung Barat.
Kepala SMK Kesehatan Rajawali, Rizki Zaskia Hilmi mengatakan, pihak sekolah tidak pernah menerima laporan terkait dugaan kekerasan selama 3 tahun masa belajar Nabila.
“Kami sekolah tidak menerima laporan dari siswa A dan N, kedua orang tua siswa, juga teman-teman siswa terkait bullying," ungkap Rizki saat ditemui di sekolah, Selasa (11/6/2024), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Curhat Ibu Siswi SMK Dibully 3 Tahun sampai Depresi Lalu Meninggal, Kaget Kasus Viral: Kami Ikhlas
Jauh sebelum ramai kasus perundungan, pihak sekolah bahkan pernah mengumpulkan semua siswa dan orangtua pada momen pembagian rapor di akhir pembelajaran semester 1 pada September 2023.
Pada momen itu, pihak sekolah membuka konsultasi dan penyampaian hal-hal yang menjadi hambatan selama proses pembelajaran.
Namun sekolah tidak mendapatkan laporan miring atau bahkan adanya tindak perundungan.
“Hasil penuturan kedua orang tua masing-masing anak baik-baik saja. Kedua orang tua N dan A juga berteman baik karena mereka tinggal di lingkungan desa yang sama," papar Rizki.
Kasus dugaan perundungan ini baru terendus setelah Nabila mengalami sakit saat sekolah menggelar pagelaran seni pada Mei.
Sakitnya Nabila ini diduga disebabkan oleh faktor mental akibat tindak perundungan yang dilakukan oleh teman perempuan sekelasnya berinisial A.
"Tanggal 8 Mei 2024, siswa N izin pulang karena sakit. Terus tanggal 12 Mei 2024, orangtunya melapor ke sekolah bahwa anaknya sakit karena dibully," ujar Rizki.
Dari dugaan itu, pihak sekolah langsung melakukan investigasi internal dengan mengumpulkan keterangan dari guru seni, wali kelas, dan teman-teman Nabila maupun A.
“Jadi setelah kita telusuri, sejak tanggal 8 Mei itu N dan A tak pernah interaksi. Untuk menindaklanjuti, kami gelar mediasi antar kedua pihak tanggal 15 Mei 2024, tapi karena kedua pihak masih emosi, mediasi tak berhasil, sehingga diputuskan sekolah untuk terus menggali informasi," jelas Rizki.