Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Kecepatan tangan Murtini, dalam menganyam bambu menjadi sebuah besek, tidak perlu diragukan lagi, Minggu (16/6/2024).
Hanya dalam sekejap saja, perajin asal Desa Durenan, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, sanggup mengumpulkan beberapa buah.
Besek yang sudah jadi, selanjutnya disatukan dan diikat dengan menggunakan tali rafia, untuk siap dijual.
Dibantu 10 orang, Murtini mengaku kewalahan menerima permintaan besek selama Hari Raya Idul Adha.
Bahkan dirinya memprediksi, orderan besek akan terus meningkat sampai dengan H+1 atau akhir Hari Idul Kurban.
“Pesanan naik 100 persen. Jika di total, sudah terpesan 10 ribu. Besek sendiri buat tempat daging kurban,” ujar Murtini.
Baca juga: Cara Komunitas di Lamongan ini Kurangi Sampah Plastik, Kemas Daging Kurban Pakai Besek & Daun Jati
Dirinya mengungkapkan, pada hari biasa besek hanya dipesan sekitar 300 wadah. Namun saat ini bisa tembus 10 ribu wadah.
“Konsumen yang beli mulai dari Madiun, Ponorogo, Ngawi, Surabaya dan Jakarta,” paparnya.
Dirinya mengakui, kenaikan permintaan besek juga diikuti dengan harga jual. Jika sebelumnya Rp 20 ribu per ikat isi 30 pasang besek, maka sekarang naik menjadi Rp 35 ribu per ikat.
“Tergantung ukuran besek yang dipesan, jadi harganya berbeda beda. Ukurannya mulai 20 18,15,14,” bebernya.
Bahan pembuatan besek, lanjut dia, yaitu menggunakan bambu apus yang bisa dibeli di lokasi setempat.
“Kualitasnya tahan lama, ramah lingkungan, bisa menyimpan banyak daging,” pungkas Murtini
Baca juga: Sibuknya Pembuat Tusuk Sate di Jember Jelang Idul Adha, Orderan Tembus 1,7 Ton dalam Seminggu