"Petugas pemadam kebakaran bertanya apakah ada korban luka atau rumah roboh, saya jawab tidak jadi mereka menyuruh saya untuk meminta bantuan kerabat dan orang yang memasang tenda untuk membongkarnya."
“Sekitar jam 10 malam tenda sudah dibongkar, orang tenda yang urus sendiri,” ujarnya.
Menurut pria berusia 42 tahun ini, sebelum tenda terbang, ia dan adiknya berusaha berpegangan pada besi penyangga tersebut.
Namun harus melepaskannya karena angin kencang.
Bahkan, kata dia, kondisi angin pada hari itu sedikit berbeda dibandingkan hari-hari lainnya.
Baca juga: Pengantin Ijab Kabul di Atas Motor Trail, Mahar Beras 10 Kg hingga Uang Rp29 Ribu, Saksi Geber Gas
“Biasanya anginnya kencang tapi kali ini berbeda seperti dia punya angin kencang.
Bayangkan saya yang beratnya 76 kilogram, adik saya yang 68 kilogram berusaha berpegangan, tapi harus melepaskannya karena takut tertiup angin sekali.
“Karena dia tidak menyangka kondisi angin akan berubah tidak normal, pemasang tenda tidak memasang tiang tenda ke tanah.
Dia juga mengatakan tenda pesta hanya akan bergeser ke samping.
"Saya tidak pernah menyangka akan terbang ke atap seperti video ini," imbuhnya.
Meski masih kaget, Azwan dan keluarga mengungkapkan rasa syukurnya karena kejadian itu terjadi setelah pesta usai.
Kedua mempelai juga termenung dan terpana ketika melihat tenda di atas atap.
Mereka bilang, untunglah itu terjadi setelah akad selesai.
“Bu, saya bilang ini (kejadian atap terbang) itu sejarah karena pengantin adalah cucu pertama yang menikah,” imbuhnya.
Sementara itu kisah pernikahan unik lainnya, seorang pengantin beri mahar beras 50 kilogram ini tengah viral di media sosial.