Sampai saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil autopsi korban keluar.
Namun menurut keterangan dokter yang menangani, ada gejala yang mengarah ke asfiksia.
Untuk memastikan lebih lanjut, anggota saat ini membawa surat pengantar dan sampel dari organ dalam korban ke Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur.
Ini dilakukan guna mengetahui penyebab kematian korban.
"Kewajiban kita harus menyeluruh. Artinya biar komprehensif, baik secara luar, autopsi, atau toksikologi harus saya tempuh," ungkapnya.
Sementara itu, dari luka yang ada di wajah korban, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan. Baik itu benda tumpul maupun benda tajam.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, S ditemukan tak bernyawa di rumahnya pada Jumat (5/7/2024).
Kejadian bermula dari sekitar pukul 02.30 WIB, Atin, ibu dari S mendengar suara orang membuka pintu.
Saat itu, Atin mengira orang yang membuka pintu adalah anaknya.
Karena sudah dua hari itu, S tidak pulang ke rumah.
Korban yang masih sekolah di SMK kemungkinan menikmati waktu liburnya.
Selanjutnya, di waktu subuh, Atin keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamu.
Saat itu, Atin tersandung bagian tubuh korban.
Atin mengabaikannya.
Ia mengira anak pertamanya itu tengah tidur di ruang tamu.