"Kondisi korban meninggal. Saat ini korban masih di lokasi di rumah pondok tempat tinggal pekerja," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Siak, Heriyanto, dilansir dari Antara.
Penyebab harimau Sumatera menerkam warga
Berdasarkan data, Gennman mengatakan lokasi perkebunan sawit berlokasi di dekat kantong habitat harimau Sumatera.
"Perkebunan tersebut menjadi bagian dari kantong habitat harimau di Semenanjung Kampar. Dari beberapa kantong habitat harimau di Riau, salah satunya diberi nama Semenanjung Kampar. Lokasi TKP merupakan bagian dari kantong tersebut," jelasnya.
Menurut Gennman, ada banyak faktor yang menyebabkan harimau sumatera menerkam warga, salah satunya karena habitat mamalia tersebut yang semakin menyempit.
"Banyak faktor penyebab konflik harimau di Riau, di antaranya adalah habitat yang menyempit, terputus, dan juga habitat yang terganggu," terang dia.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihak BBKSDA Riau bakal memperluas habitat lewat pengaturan ruang, menyambungkan habitat yang terputus melalui pembangunan koridor satwa, dan mengamankan habitat yang terganggu.
Baca juga: Nasib Pilu Medan Zoo, Gaji Karyawan Nunggak & Harimau Mati, Padahal Dulu Raffi Ahmad Pernah Berjanji
Evakuasi korban sempat terhambat
Kepala Polres Siak, AKBP Asep Sujarwadi mengaku, proses evakuasi korban Yasonia cukup sulit.
Bersama dengan BBKSDA Riau, kepolisian mendatangi lokasi kejadian melalui akses yang sulit dijangkau dan tidak ada sinyal seluler.
Sujarwadi mengatakan, kawasan dan areal PT SAS merupakan kawasan yang masih terdapat harimau sumatera.
Oleh karena itu, evakuasi korban dibutuhkan kehati-hatian ekstra.
Jasad korban baru ditemukan petugas gabungan pada Rabu (17/7/2024) pagi.
"Pada Rabu pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, korban baru dapat dipindahkan dari camp ke kantor divisi PT SAS," kata Asep, dikutip dari Kompas.com, Rabu.
Selanjutnya, pihak kepolisian mengimbau para pekerja untuk tidak melakukan aktivitas pekerjaan di malam hari.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com