"Setelah (para pelaku) pergi, tetangga depan telepon, tanya ada yang hilang atau tidak, ya saya jawab tidak ada," ujar Sri.
Sri baru menyadari rumahnya disatroni maling pada pukul 11.00 WIB.
Dia melihat lemarinya dalam kondisi janggal.
Saat diperiksa, kotak perhiasan miliknya telah raib.
Kecurigaan tetangga
Tetangga korban, Retno, mengaku sejak awal telah curiga dengan gerak-gerik keempat pelaku yang datang ke rumah Mbah Sri.
Karena masih ada keperluan lain, Retno tidak bisa langsung datang ke rumah korban.
Dia hanya menelepon untuk menginformasi kondisi di rumah korban.
"Saya tadi itu cuma lihat sekilas ada 4 orang pelaku. Dua orang yang masuk (halaman) bertugas untuk mengalihkan perhatian, sedangkan dua orang lainnya menunggu di jalan," ucap Retno.
Lapor polisi
Sementara itu, istri Ketua RT setempat, Ida menyampaikan, kasus ini telah dilaporkan kepada Polsek Boyolali.
Dia menambahkan, polisi juga telah datang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Polisi juga sudah menyisir CCTV di sekitar lokasi kejadian," ungkap Ida.
"Tadi ada warga yang sempat melihat dua orang yang berada di jalan. Setelah beberapa saat kemudian, salah satunya (pelaku) masuk ke gerbang rumah," jelasnya.
Menurut Ida, korban mengalami kerugian cukup besar lantaran perhiasan yang raib telah dibeli sejak puluhan tahun silam.
"Perhiasan (seharga) Rp 10 juta zaman dulu, kalau sekarang (nilainya) pasti sudah lebih besar, bisa berkali-kali lipat," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com