Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma
TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim), terkenal kaya akan tradisi dan kebudayaannya.
Bahkan, tradisi dan kebudayaan peninggalan leluhur yang beragam itu, terus lestari hingga sekarang.
Hal tersebut tak lepas dari peran pemerintah dan masyarakat.
Misalnya saja, saat memasuki bulan Suro dalam penanggalan Jawa atau Muharram dalam tahun hijriah, banyak warga yang melaksanakan tradisi Ruwatan dan Nyadran atau Bersih Desa.
Bukan hanya itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk, juga menggelar Siraman Sedudo yang berlokasi di Air Terjun Sedudo, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Nganjuk.
Pj Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna, bersama jajaran pemkab, forkopimda, serta warga turut serta dalam pelaksanaan Siraman Sedudo.
Sri Handoko Taruna mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk merawat dan melestarikan tradisi maupun budaya yang ada, tak terkecuali Siraman Sedudo.
Tradisi Siraman Sedudo dihelat secara rutin setiap tanggal 15 Suro.
"Hari ini, kami mengadakan tradisi siraman di Air Terjun Sedudo. Ini merupakan langkah mempertahankan budaya leluhur kita di bulan Suro," katanya, Sabtu (20/7/2024).
Baca juga: Pj Bupati Nganjuk saat Peletakan Batu Pertama Jembatan Mungkung, Berharap Agar Manfaat untuk Warga
Sri Handoko menyatakan, pemkab bakal mengembangkan Siraman Sedudo menjadi wisata budaya yang bergerak ke level provinsi dan nasional.
Ia menilai, Siraman Sedudo adalah salah satu tradisi yang dapat menunjang kemajuan sektor wisata Kabupaten Nganjuk.
"Siraman Sedudo bisa meningkatkan daya tarik wisatawan. Ke depan kami berharap makin banyak wisatawan yang berkunjung ke Air Terjun Sedudo," jelasnya.
Dalam ritual Siraman Sedudo, sebanyak 10 gadis belia berambut panjang diarak untuk mengambil air langsung dari bawah guyuran Air Terjun Sedudo dibantu 10 laki-laki.
Alunan gamelan mengiringi prosesi tersebut.