Kepada Nenek Sri, kedua pelaku mengaku datang untuk menjelaskan masalah sampah menjelang 17 Agustus.
"Ya kita ngobrol di depan itu sekitar 15 menitan. Dia menjelaskan masalah kebersihan lingkungan menjelang Agustusan seperti apa," kata Sri, Kamis.
Nenek Sri mengaku awalnya takut menerima tamu orang tidak dikenal.
Namun, ia tidak menaruh sedikitpun curiga terhadap kedua orang tersebut.
Bahkan, saat dikonfirmasi salah satu tetangga yang curiga dengan kedua tamunya itu, Sri masih belum mengetahui jika rumahnya telah diobok-obok maling.
"Kan setelah pergi (penyaru petugas DLH) tetangga depan telepon. Tanya ada yang hilang tidak. Ya saya jawab tidak ada," ujarnya.
Sadar Sekotak Perhiasan Emas Hilang
Baru sekitar pukul 11.00 WIB, Nenek Sri menyadari bahwa rumahnya itu baru saja kemasukan maling.
Ia menyadari hal itu ketika hendak mengambil amplop untuk tali asih melayat salah satu warga.
Ketika membuka lemari, ia melihat ada yang janggal.
Ia pun mengecek kotak perhiasan miliknya yang sudah raib.
Dia pun kemudian menghubungi tetangganya lagi untuk mengabarkan jika perhiasan telah raib.
Akibat peristiwa ini, perhiasan liontin, giwang dengan berlian, gelang, bros, dan permata yang dibeli sejak tahun 80an raib.
"Kalau perhiasan saya beli dulu (harganya) sekitar Rp10 juta, saya beli sedikit-sedikit," ungkap Sri.
Baca juga: Sosok Nenek Runtah yang Viral Dianiaya Oknum Bidan di Lampung Tengah, Nasib Pilu Kini Hilang Ingatan
Kecurigaan Tetangga