Berita Surabaya

Perbanyak Kuota Beasiswa Pemuda Tangguh, Wali Kota Surabaya Stop Program Tebus Ijazah Tahun Depan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat menghadiri acara program bantuan pendidikan Tebus Ijazah bagi para lulusan SMA se-derajat, Sabtu (27/7/2024) lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Program Tebus Ijazah SMA se-derajat yang digagas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sejak 2021 akan berhenti pada 2024.

Untuk intervensi siswa sekolah jenjang menengah atas, pemkot berencana akan memperbanyak kuota Beasiswa Pemuda Tangguh jenjang SMA se-derajat.

Untuk diketahui, tebus ijazah merupakan program kolaborasi antara Pemkot Surabaya bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Program ini memberikan intervensi bagi lulusan SMA se-derajat yang belum bisa memperoleh ijazah karena belum melunasi tunggakan sekolah.

Sedangkan beasiswa Pemuda Tangguh menyasar siswa kurang mampu di jenjang SMA se-derajat. Penerima program Pemuda Tangguh akan menerima dana bantuan pendidikan sebesar Rp200 ribu per bulan, dua stel baju seragam, dan atribut sekolah lainnya.

"(Tebus) Ijazah sudah nggak ada. Sudah ada intervensi dengan Rp200 ribu perbulan, masa masih harus memberikan tebus Ijazah? Artinya, sekolah juga sudah harus memahami hal ini," kata Wali Kota Eri dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (31/7/2024).

Baca juga: Pemkot Surabaya Gratiskan PBB Rumah yang NJOP di Bawah Rp100 Juta, Ini Alasannya

Pemkot Surabaya akan berkoordinasi dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA negeri maupun swasta berserta Pemerintah Provinsi sebagai pihak yang berwenang terhadap SMA se-derajat. Harapannya, tak ada iuran tambahan yang bisa memberatkan wali murid, khususnya dari kalangan kurang mampu.

Kepada wali murid, Wali Kota Eri juga berpesan untuk bijak dalam memilih sekolah. Selain memperhatikan kualitas dan kebutuhan anak-anak, orang tua juga sebaiknya mempertimbangkan besaran biaya yang akan dikeluarkan.

Terutama untuk sekolah swasta. "Kalau sudah tahu mahal, anaknya jangan dimasukkan ke situ. Wali murid harus tahu dengan menyesuaikan kemampuan dia," tandas alumni SMAN 21 Surabaya ini.

Wali Kota Eri beberapa kali sempat berdialog dengan wali murid SMA se-derajat yang sempat kesulitan persoalan biaya sekolah. Terungkap bahwa Wali murid awalnya tahu bahwa sekolah tersebut berbiaya mahal namun tetap memaksakan bersekolah di lembaga tersebut demi keinginan anak.

"Seandainya sudah tahu bahwa kemampuan anggarannya belum bisa di situ, tolong jangan memaksakan ke situ. Prinsipnya, sekolah di mana pun, kalau siswa ini serius dan percaya akan kemampuannya pasti akan berhasil," tandas kandidat doktor Pengembangan SDM Unair ini.

Baca juga: Solusi Parkir KBS Imbas Pengunjung Digetok Rp 35 Ribu, Pemkot Surabaya Lakukan Langkah-langkah Ini

Walaupun SMA se-derajat menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi, selama ini Pemkot Surabaya tetap mengucurkan anggaran untuk jenjang pendidikan tersebut. Ini untuk memastikan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata-rata Lama Sekolah (RLS) semakin panjang.

Untuk tebus Ijazah misalnya, Pemkot Surabaya bersama BAZNAS memberikan intervensi kepada 754 pelajar se-derajat tahun ini. Jumlah tersebut meningkat jauh dibandingkan tahun sebelumnya yang baru mencapai 436 siswa.

Menghabiskan total biaya hingga Rp2,6 miliar, anggaran ini berasal dari BAZNAS Surabaya. Dalam menghimpun zakat, BAZNAS di antaranya menerima zakat dari ASN Pemkot Surabaya yang telah memberikan zakatnya selama ini.

Pada pemberian tebus Ijazah terakhir Sabtu (27/7/2024) lalu, 754 siswa dari 140 sekolah SMA/SMK/MA swasta di Kota Surabaya mendapatkan intervensi tersebut. Menariknya, mereka bukan hanya berasal dari lulusan 2024 saja, namun juga ada yang merupakan lulusan 2020 silam.

Halaman
12

Berita Terkini