Ia mengira kesamaan kesenangan tersebut, yang membuat keduanya lebih akrab dan diketahui masih tinggal bersama di kontrakan tersebut.
"Saya dengar, saat adik dan ibu diinterogasi dalam satu ruangan. SA dan JNT adiknya sering main game online mobile legends. Cuma itu aja. Iya punya hobi yang sama," ungkapnya.
"Game online mungkin pakai HP. Nah di dalam ada lampu buat live, ring light ya, banyak itu di dalam. Kemungkinan, almarhum suka nge-live. Ada 3-4 right light," tambahnya.
Mengenai alasan keluarga tersebut terpecah tempat tinggal, beberapa bulan terakhir. Septa Eka menduga, karena adanya permasalahan di antara mereka.
Beberapa cerita yang didengarnya dari para tetangga. Mereka sempat terlibat pertengkaran sebelum akhirnya memutuskan berpisah tempat tinggal.
"Kata warga di sebelah rumah. Saat lebaran itu, ada cekcok, 5 bulan lalu. Tapi kurang tahu apakah cekcok besar atau apa," jelasnya.
Namun, ungkap Septa Eka, berdasarkan cerita yang didengarnya selama menjalani pemeriksaan pihak kepolisian.
Terduga pelaku PR mengaku merasa jengkel dengan perilaku sosok SA yang kerap tidak menurut, kerap membantah, atau sulit diatur oleh ibunda mereka EN.
"Setahu saya dari warga, dan mendengarkan dari ibunya saat diinterogasi. Almarhum susah dibilangin, dibiarkan hidup mandiri gitu. Makanya enggak diurusin. Kurang tahu karena apa. Saat dibilangin susah, suka bantu. Kata ibunya begitu," pungkasnya.