Menurutnya, tak terciumnya aroma mayat dari rumah korban diduga karena faktor suhu cuaca dan kelembaban udara.
"Memang masyarakat juga tidak mencium bau yang mencurigakan karena mungkin bisa saja dari suhu cuaca dan dari kelembaban seperti yang disampaikan oleh tim forensik," bebernya, Kamis.
Selain itu, warga juga menganggap rumah itu dijual karena terdapat bukti tulisan 'dijual' yang terpajang di depan rumah tersebut.
Sehingga, warga sekitar menganggap rumah itu dalam keadaan kosong.
"Kedua memang tidak ada yang mencurigakan karena di depan rumahnya itu dituliskan dijual, sehingga masyarakat tidak mencurigai," imbuhnya.
Tri menjelaskan, dari keterangan RT, korban sempat meminta keterangan surat pindah pada 2018 dan akan pindah dari rumah tersebut.
Sementara, mantan suami Iguh Indah, Mudjoyo Tjandra, sudah meninggalkan rumah itu sekitar 2014-2015.
Kemudian kontak terakhir Mudjoyo dengan anaknya Elia Imanuel terjadi pada November 2018.
"Kemudian Desember sudah tidak ada respons dan sudah tidak ada balasan."
"Kita mencari tempo dari November sampai Desember 2018, jadi ini yang sedang kita proses penyelidikannya," ujar Tri, melansir TribunJabar.id.
Adapun penemuan kerangka ibu dan anak ini bermula saat mantan suami korban, Mudjono mendatangi rumah tersebut untuk mengambil barang.
Selain itu, Mudjono juga ingin bertemu dengan anak laki-lakinya, Elia Imanuel, sekaligus membawa berkas penting.
"Namun saat akan masuk ke dalam rumah, kondisi pagar pintunya tergembok."
"Sehingga, (mantan) suaminya menghubungi RT dan warga untuk minta bantuan dengan menjebol," ungkapnya, Senin.
Setelah pintu berhasil dibuka, dilakukan pengecekan di dalam rumah dan ditemukan kerangka ibu dan anak di tempat tidur.