Berita Surabaya

Museum Surabaya Re-Launching, Kian Lengkap dengan Cerita Pahlawan Berbeda Era

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan ulang Museum Surabaya di komplek Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola, Selasa (6/8/2024).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya memberikan sentuhan baru kepada Museum Surabaya. Setelah selesai revitalisasi, museum yang berada di komplek Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola tersebut dibuka kembali oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Museum yang dibuka oleh Wali Kota Surabaya sebelumnya Tri Rismaharini pada 2015 tersebut mendapat beberapa penyempurnaan. Di antaranya, menceritakan perjalanan panjang Kota Surabaya, sejak zaman kerajaan hingga saat ini.

“Ini adalah wajah baru dari Museum Surabaya, di sini bercerita tentang terbentuknya Kota Surabaya, mulai dari zaman kerajaan hingga terbentuklah Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dikonfirmasi di Surabaya.

Dengan penyempurnaan tersebut, lokasi ini semakin nyaman sebagai tempat belajar sekaligus wisata bagi pengunjung. "Ada zaman kolonial penjajahan, lalu proklamasi setelah kemerdekaan sampai dengan saat ini,” kata Wali Kota Eri.

Museum Surabaya memiliki berbagai koleksi barang unik yang menjadi peninggalan sejarah Kota Pahlawan. Di antaranya, koleksi moda transportasi hingga seni dan budaya.

Surabaya yang juga menjadi tempat lahir dan berkembang para tokoh pahlawan tergambar jelas dalam museum ini. "Di sini juga diceritakan tentang sejarah Soekarno yang lahir dan bersekolah hingga indekos di rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya,” lanjutnya.

Tak hanya itu, revitalisasi ini sebagai bentuk penghargaan kepada para seniman yang telah membesarkan nama Kota Surabaya. Di antaranya, cerita Gombloh dan seniman Ludruk Kartolo di museum ini.

“Gombloh yang membesarkan nama Surabaya, ada nama-nama musisi Surabaya yang sudah terkenal hingga ke luar negeri,” ujar dia.

Para Wali Kota yang pernah memimpin Surabaya juga dipajang bersama kebijakan-kebijakan yang dilakukan. “Di sini dikenalkan Wali Kota yang memimpin Surabaya dari masa ke masa. Di museum ini akan belajar tentang kebijakan dan tata kelola kota dari setiap pemimpin di Surabaya,” terang dia.

Wali Kota Eri pun membeberkan bahwa Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya diminta untuk membuat program edukasi khusus bagi pelajar SD-SMP swasta maupun negeri. Hal ini akan dirangkai dengan mengunjungi Rumah dan makam WR Soepratman, Rumah Bung Karno, hingga Makam Dr. Soetomo.

Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk menguatkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. Khususnya, pada momen menjelang Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tahun ini.

“Dispendik Surabaya memiliki kewajiban untuk mengajak seluruh siswa SD-SMP negeri dan swasta yang ada di lingkup Pemkot Surabaya bergantian menuju ke museum ini dan ke tempat bersejarah di Surabaya. Saya berharap anak-anak bisa mengerti dan tidak melupakan sejarah,” bebernya.

Putra mendiang Gombloh, Remi Wicaksono, mengapresiasi masuknya nama musisi legendaris tersebut dalam daftar koleksi museum. “Ini menjadi kebanggan tersendiri bagi keluarga karena nama Gombloh terus diingat dan diapresiasi sampai diletakkan di Museum Surabaya,” kata Remi Wicaksono.

Lewat gaya modern kekinian ini, ia yakin bahwa anak-anak Kota Pahlawan semakin betah berkunjung di Museum Surabaya. “Museum ini sangat keren, sangat kekinian. Selain menjadi sarana edukasi, banyak juga spot-spot foto menarik,” tandasnya

Berita Terkini