Berita Viral

Tangis Polisi Gendong Balita yang Disiksa dan Disandera Ayah Kandung 16 Jam di Sulsel, Kondisi Pilu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangis polisi gendong balita yang disiksa dan disander ayah kandung selama 16 jam.

TRIBUNJATIM.COM - Kasus balita disiksa dan disandera ayah kandung selama 16 jam viral di media sosial.

Insiden penyiksaan ini terjadi di Pinrang, Sulawesi Selatan.

Polisi yang menggendong balita yang disiksa tersebut sampai menangis tak kuasa melihat kondisi korban.

Dalam video viral yang beredar, dikutip dari Tribun Jambi pada Rabu (7/8/2024), balita korban penyiksaan ayah kandung tersebut terlihat nyaman di gendongan polisi sambil memegang botol susu.

Momen menyayat hati ini pun akhirnya viral di sosial media.

Terlihat ada tiga polisi diduga di rumah tempat penyiksaan itu terjadi.

Baca juga: Jengkel Pisah Ranjang dengan Istri, Suami Sandera Anak Kandung yang Masih Balita Selama 16 Jam

Salah satu polisi menggendong korban sambil menangis.

Satu yang lain mengusap rambut ikal korban sambil meneteskan air mata.

Polisi tersebut bahkan menyeka air matanya menggunakan tangan karena terus menangis.

Pelaku penganiayaan adalah ayah korban bernama Sandi warga Desa Massulo Walie, Kecamatan Mattiro Sompe, Pinrang, Sulawesi Selatan.

Sandi (25), warga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), ayah kandung siksa anak sendiri itu sengaja merekam saat penyiksaan berlangsung.

Rekaman video tersebut kemudian dikirimkan kepada istrinya sebagai ancaman lantaran ia tak terima ditinggal istrinya yang pergi ke rumah orangtua selama setahun.

Dijelaskan Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Andi Reza Pahlawan, Sandi menganiaya korban sambil direkam lalu mengirimkannya kepada istri.

"Sandi pelaku penganiayaan meminta istrinya pulang, terjadi percekcokan dalam sambungan telepon,"

Tangis polisi gendong balita yang disiksa dan disander ayah kandung selama 16 jam. (via Tribun Bengkulu)

"Pelaku menganiaya sang anak berumur 1 tahun dilakukan sambil merekam. Lalu rekaman penganiayaan dikirim ke istrinya sendiri," kata Reza.

Saat penyiksaan berlangsung, istri Sandi yang sedang berada di rumang orangtuaya di Soppeng, Sulawesi Selatan, meminta pertolongan keluarganya di Pinrang agar menyelamatkan anaknya.

Nenek Sandi sempat menghentikan penganiayaan namun menyerah setelah ditendang.

"Setelah melihat video penganiayaan itu, kami dibantu TNI serta aparat desa setempat langsung mengamankan pelaku. Pelaku sempat melawan saat hendak dibekuk," papar Andi Reza.

Pelaku dan istrinya sudah setahun tidak bersama.

Sang istri pergi ke rumah ibunya di Soppeng.

Istri yang tak disebutkan namanya itu tidak tahan karena pelaku sering dianiaya Sandi.

"Pelaku langsung kita bekuk di rumahnya. Kasus penganiayaan itu kita dalami. Apakah pelaku tidak hanya menganiaya sang anak, serta neneknya, tapi juga kerap melakukan penganiayaan terhadap istrinya. " Aku Andi Reza.

Saat ditangkap, Sandi sempat melawan dan menangis histeris.

Ia tampak berontak saat hendak digelandang petugas.

Usai menjalani pemeriksaan, Sandi ditetapkan sebagai tersangka.

Sementara dari video yang beredar, diduga Sandi menganiaya anaknya dengan menyudutkan rokok.

Baca juga: Pengakuan Meita Irianty Pemilik Daycare Tega Siksa 2 Balita, Berawal Anak Rewel Jadi Kesal

Sandi sempat gantung anak

Sandi sempat menggantung anaknya dengan tali dan mengancam akan membunuh anaknya yang masih balita dengan sebilah parang.

Itu terungkap setelah pelaku mengirimkan video kekerasan yang dilakukannya kepada istrinya.

"Pelaku mengancam membunuh anaknya, kemudian divideokan dikirim ke istrinya. Dari sana kami dapat laporannya," kata Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza Pahlawan, dikutip dari Tribun Timur, Selasa (6/8/2024), via Tribun Bengkulu.

Andi Reza mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara pelaku melakukan hal tersebut dikarenakan merasa jengkel dengan istrinya setelah memutuskan untuk pisah ranjang.

"Kalau hasil pemeriksaan sementara dia (pelaku) melakukan itu karena jengkel pisah ranjang dengan istrinya," ungkapnya.

Pelaku melakukan penyanderaan mulai pukul 19.00 Wita, Minggu (4/8) hingga 10.00 Wita, Senin (5/8).

"Selama 16 jam yah dia (pelaku) ini menyandera anaknya. Mulai jam 7 malam sampai 10 pagi tadi," ungkap Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza.

Andi Reza mengutarakan, selama penyanderaan itu, pihaknya terus melakukan negosiasi kepada pelaku agar melepaskan korban.

Sandi, ayah sandera dan siksa anak kandung di Pinrang, Sulawesi Selatan nangis histeris saat didatangi polisi. (via YouTube Tribun Sumsel)

Namun pelaku bersikeras tidak mau melepaskan anaknya itu.

"Semalaman kami di sana, melakukan negosiasi kepada pelaku. Tapi pelaku juga bersikeras, baru tadi sekitar jam 10 kami bisa amankan pelaku dan menyelamatkan anaknya," ujarnya.

Pelaku saat ini sudah diamankan di Mapolres Pinrang, belum diketahui motif pelaku melakukan penyanderaan tersebut.

Sementara korban saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit dikarenakan mengalami dehidrasi setelah disandera 16 jam.

"Kami masih melakukan pemeriksaan pelaku, sudah diamankan. Kalau korban di rumah sakit kurang vitamin dan susu setelah disandera 16 jam," tandas Andi Reza. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini