Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Sejumlah warga Pengkol, Kecamatan Kauman, dan Desa Pulosari, Kecamatan Jambon, Ponorogo, diduga mengalami keracunan makanan hajatan pengantin di Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo.
Puluhan warga mengalami pusing berkepanjangan. Juga mengalami diare hingga lemas.
Karena itu, sejumlah warga masih menjalani rawat inap di sejumlah rumah sakit di Bumi Reog, sebutan Ponorogo.
Untuk menyelidiki hal itu, SPKT Polres Ponorogo dan Penyidik Polsek Sumoroto mendatangi Puskesmas Ngrandu, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jumat (23/8/2024).
Mereka ingin melihat langsung kondisi sejumlah warga yang diduga mengalami keracunan massal.
Warga diduga keracunan setelah menyantap hidangan dalam hajatan pernikahan di rumah milik warga Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, Senin (19/8/2024) lalu.
“Hingga Jumat, ada 8 yang menjalani rawat inap. Dirawat di Puskesmas Ngrandu dan berbagai rumah sakit Ponorogo,” ungkap Kapolsek Sumoroto, Kompol Haryo Kusbiantoro, Jumat (23/8/2024).
Kompol Bibin, sapaan akrab Kompol Haryo Kusbiantoro mengatakan, 13 pasien lainnya sudah dipulangkan atau menjalani rawat jalan.
Baca juga: Kondisi Terkini Puluhan Warga di Lumajang Keracunan Ketan Koro usai Pengajian, Diselidiki Polisi
Pihaknya mengaku baru mengetahui kejadian dugaan keracunan massal pada Kamis (22/8/2024) malam.
“Kami tahunya setelah adanya laporan dari petugas puskesmas yang curiga karena kedatangan banyak pasien dengan keluhan yang sama,” tegasnya.
Menurutnya, pasien yang masih menjalani rawat inap mengeluh pusing, mual dan diare, sejak Senin (19/8/2024) malam.
Namun mereka akhirnya menjalani rawat inap karena kondisi yang semakin lemas.
“Jadi kemarin hari Senin itu ada pesta hajatan, di situ warga makan, namanya pesta, makan di situ, setelah itu, ada yang langsung habis itu sakit mual, diare, termasuk pusing,” ujarnya.
Mereka, kata dia, yang diduga keracunan ada yang langsung mengalami gejala keracunan.
Namun ada juga yang selang dua hari atau tiga hari baru berobat ke puskesmas atau rumah sakit.
“Untuk total korban ini masih kita jumlah, karena wilayahnya jika terpecah ada yang di Jambon, ada yang di Sumoroto, ataupun Kauman, ada yang masuk rumah sakit ada yang masuk rumah sakit Muslimat,” pungkasnya.