Sementara siswa lainnya tetap duduk di bangku masing-masing menyaksikan kekerasan yang dilakukan gurunya.
Video tersebut direkam di lingkungan SMA Negeri 2 Cianjur saat kegiatan belajar dan mengajar di kelas.
Guru yang terekam berinisial SM (53) yang mengajar mata pelajaran matematika.
SM ternyata telah melakukan kekerasan pada siswa pada tahun 2019 dan tahun 2022.
Baca juga: Kisah Guru SMA Semarang Tak Malu Jadi Badut, Dapat Puluhan Juta Per Bulan hingga Punya 15 Karyawan
Hal itu terungkap dalam rapat tertutup antara Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Kantor Cabang Wilayah V dengan pihak sekolah di SMAN 2 Cianjur, Jumat (6/9/2024).
Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah V Nonong Winarni mengatakan pada tahun 2019 dan 2022, ada kesepakatan damai sehingga kekerasan yang dilakukan SM diselesaikan secara musyawarah.
Kala itu SM berjanji tak akan mengulangi perbuatannya.
"Bahkan yang di 2022 sampai di BAP, dilaporkan ke Disdik Jabar. Namun, guru bersangkutan masih diberikan kesempatan untuk mengajar karena kami pikir tidak akan terulang lagi, ternyata kemarin terjadi lagi," ungkap Nonong kepada Kompas.com di SMAN 2 Cianjur, Jumat.
Baca juga: Hapus Makeup Siswi di Kelasnya, Aksi Guru SMA Jadi Sorotan, Sekolah Buka Suara: Terlalu Berlebihan
Terkait informasi yang berkembang perihal perangai SM yang dikenal sebagai sosok guru yang temperamental, Nonong tidak dapat memastikan hal tersebut.
"Tidak bisa menyimpulkan, ya, karena itu asumsi-asumsi. Tapi, kalau rumor memang ada. Pastinya, terkait kejadian ini, yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran indisipliner dan kode etik," ujar dia.
Nonong mengatakan, dari hasil rapat dengan pihak sekolah hari ini, akan menjadi bahan laporan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk ditindaklanjuti.
Sebagai konsekuensi atas tindakannya, SM disanksi tidak diberi tugas jam mengajar sampai batas waktu tertentu.
"Sembari menunggu keputusannya nanti, tadi kita sepakat yang bersangkutan untuk tidak diberikan jam mengajar dulu," ujar Nonong.
"Untuk sementara kita tempatkan di bidang-bidang atau kegiatan-kegiatan yang tidak bersentuhan, berhubungan dengan anak," tambah dia.
Ia menyebut kondisi psikis korban saat ini baik, kendati sempat syok karena kejadiannya terekam dan videonya beredar luas hingga viral di media sosial.