Berita Kabupaten Pasuruan

Padahal Baru saja Selesai Dibangun, Jalan Latek-Pekoren Pasuruan Diduga Patah, Dinas Janji Observasi

Penulis: Galih Lintartika
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembangunan Jalan Latek-Pekoren, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diduga patah, Selasa (17/9/2024).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Galih Lintartika

TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Pembangunan Jalan Latek-Pekoren, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diduga patah, Selasa (17/9/2024).

Padahal, rekonstruksi jalan yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 563 juta sekian itu, baru saja selesai dibangun.

Dugaan patahan rigid itu terjadi di beberapa titik, bukan hanya satu.

Dan hampir bisa dipastikan patahan itu bukan patahan yang teratur. Artinya, patahan ini bukan cetakan beton yang sesuai dengan ukuran, bentuk dan desain yang direncanakan. 

Bahkan, dari observasi di lapangan, patahan ini tembus sampai ke lantai kerja yang diperkirakan tembus sampai 20 centimeter sesuai dengan ketebalan rigid. Patahan ini juga melintang selebar badan jalan.

Bahkan, pada titik tertentu, pada bagian rigid menggantung tidak sampai atau tidak bertumpu pada lantai kerja sebagaimana mestinya.

Dugaan kuat, pengerjaan jalan ini tidak berisi atau kosong di tengahnya.

Dari pantauan di lapangan, penyedia sudah melakukan joint silent di beberapa patahan.

Hanya saja, itu dilakukan pada dasar rigid tidak sampai tembus ke bawah atau ke dalam. Artinya, bagian dalam rigid yang tembus ke bawah belum ada penanganan. 

Baca juga: Uji Coba Perubahan Jalur di 4 Ruas Jalan Kawasan Alun-alun Kota Blitar, Warga : Masih Bingung

Kabid Bina Konstruksi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Kabupaten Pasuruan, Arif Rahman Hakim mengaku akan menurunkan tim untuk melakukan observasi lapangan. Tim akan mengecek kondisi pembangunan jalan tersebut.

"Kami perlu observasi dulu ya. Sekarang kami belum bisa memberikan keterangan, karena kami belum tahu kondisi lapangannya seperti apa. Tapi, terima kasih atas informasi yang disampaikan," katanya, Selasa (17/9/2024).

Dia mengaku akan memberi pernyataan setelah timnya melakukan observasi lapangan.

Arif, sapaan akrabnya menyebut, butuh waktu 1-2 hari untuk turun ke lapangan, dan melakukan observasi terkait pembangunan jalan itu.

"Setelah observasi, nanti kami akan rapatkan hasil observasi lapangan. Setelah itu, kami baru sampaikan hasil observasi itu ke panjenengan (anda), termasuk sikap dinas menanggapi temuan ini seperti apa," terangnya.

Arif tidak menampik jika masa kontrak pekerjaan rekonstruksi jalan ini belum berakhir.

Dalam data yang didapatkan, kontrak rekonstruksi jalan ini diperkirakan memakan waktu 120 hari, mulai 18 Juli-14 November 2024.

"Ya nanti akan kami pertimbangkan langkah yang akan diambil dinas seperti apa. Kemungkinan terburuknya ya kami minta penyedia untuk membongkar jalan rigid yang diduga patah tersebut. Tapi, itu bisa diambil setelah observasi," paparnya,

Malik, perwakilan CV Surya Pranida, penyedia yang mengerjakan proyek ini mengaku siap bertanggung jawab terhadap kondisi crack atau patah di pekerjaan yang dibangunnya.

Dia mengaku siap memperbaiki sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

“Kami belum tahu pasti penyebab terjadinya crack di dalam proyek rigid yang kami bangun ini. Tapi, kami menduga ada kesalahan non teknis yang menjadi penyebabnya. Misalnya saja, kesalahan pengguna jalan,” kata Malik, saat ditemui terpisah.

Malik mengatakan, bisa jadi, rigid yang dibangun ini dilewati oleh pengguna jalan, padahal belum memasuki umurnya, atau usianya.

“Misalnya saja, sebenarnya belum masuk umurnya untuk dilewati, jalan itu dipaksa dilewati, jadi crack atau patah. Kami siap memperbaiki,” tutupnya.

Berita Terkini