TRIBUNJATIM.COM - Pilu nasib kuli pasir angkut ini.
Ia terpaksa menjual rumahnya untuk melunasi biaya rumah sakit anaknya.
Kisahnya pun viral di media sosial.
Anak kuli pasir tersebut diketahui meninggal akibat jatuh dari angkot.
Korban bernama Fahri itu sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Fahri sendiri diketahui terjatuh dari angkutan umum (angkot) setelah pulang dari sekolahnya.
Baca juga: Gagal Ikut PON XXI Imbas Tak Punya BPJS NPWP, Saaih Halilintar Dihujat, Tak Pernah Bayar Pajaknya?
Kisah Fahri viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @sayaphati, Selasa (17/9/2024), dikutip dari Tribun Jabar.
Saat kejadian, Fahri pun langsung dibantu oleh warga dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
"Adik Fahri anak seorang kuli pasir angkut, terjatuh dari angkot saat pulang sekolah oleh warga adik fahri dibawa ke rumah sakit terdekat, dan rs tsb adalah rs swasta," tulis pengunggah.
Untuk membayar biaya rumah sakit, orang tua Fahri sampai menjual rumahnya.
Fahri dikabarkan meninggal duni.
Namun orang tuanya tidak mampu menebusnya di rumah sakit.
"KASIHAN ADIK FAHRI Orang Tuanya bahkan sudah jual rumah untuk nebus biaya rs agar anak ini bisa keluar untuk dimakamkan," sambungnya.
Pengunggah mengatakan, orang tua Fahri tidak memiliki BPJS.
"Dan juga kedua orang tua adik fahri tdk memiliki bpjs baik mandiri atau bantuan dari pemerintah," sambungnya.
Tunggakan rumah sakit pun membengkak hingga puluhan juta.
Orang tuanya pun kini masih mengalami kesulitan dan habis-habisan mencari uang demi anaknya segera dimakamkan.
"Hingga tunggakan rumah sakitnya membengkak puluhan juta, yg membuat orang tuanya habis2 an hingga terpaksa menjual rumah. Kini untuk memakamkan adik fahri, orang tuanya kesulitan," pungkasnya.
Unggahan tersebut pun langsung menuai banyak simpati warganet.
@adil***.
ya Allah ya Rab mudahkanlah proses pemakaman nya, Husnul khatimah adeee, dikuatkan orangtua dan keluarganya aamiin aamiin ya rabbal 'alamin
@tan***.
Sampai jual rumah dan ttp kehilangan anakyukk sehati kerjain bagian kita seberapa pun yg bs kita beri pasti sangat amat membantu orangtua alm adik ini
@aqu***.
Patungan kita lunasi biasa RS dan biaya pemakaman. Dan kita tebus rumah itu
Baca juga: Beda Nasib Saaih Halilintar & Anak Irfan Hakim di PON XXI, Adik Atta Gagal Imbas Tak Punya BPJS NPWP
Sementara itu kisah lainnya, seorang pasien BPJS penderita kanker payudara bernama Irmawati dikabarkan mendapat pelayanan kurang menyenangkan.
Pasalnya Irmawati dipulangkan oleh pihak rumah sakit ke rumah padahal dirinya belum sembuh.
Irmawati dipulangkan setelah menjalani perawatan di RS selama sepekan.
Peristiwa ini terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Keluarga pasien, Rahma menuturkan, Irmawati dipulangkan setelah menjalani perawatan selama sepekan.
"Iya, pada 7 September pasien diminta oleh pihak rumah sakit untuk pulang dulu ke rumah," kata Rahma, Rabu (11/9/2024).
"Dan bisa kembali ke rumah sakit setelah tiga hari kemudian," sambungnya.
Alasan rumah sakit meminta Irmawati pulang lantaran klaim BPJS yang sudah menghampiri Rp11 juta.
Padahal sang pasien masih membutuhkan pelayanan dan dikhawatirkan semakin kritis.
"Itu kan kondisinya tidak memungkinkan untuk dipulangkan karena kondisinya lemah sekali dan otomatis sudah tidak mendapat pelayanan sama sekali," jelas Rahma.
Saat itu, kata Rahma, pihak keluarga hendak merujuk Irmawati ke RS Bhayangkara Makassar.
Namun status pasien telah berubah menjadi pasien dipulangkan.
Alhasil Irmawati harus kembali ke rumah dan menunggu waktu tiga hari ke depan.
"Sabtu disuruh pulang, berarti kembali hari Selasa tiga hari kemudian (di RSUD Lanto)," ucapnya.
Singkat cerita, pada Selasa (10/9/2024), Irmawati kembali dibawa ke RSUD Lanto Daeng Pasewang sesuai anjuran pihak rumah sakit.
Setibanya, pihak rumah sakit mengaku bahwa status Irmawati baru tercatat sebagai pasien dipulangkan dan bukan pasien baru.
"Kalau hari Selasa baru terhitung status dipulangkan, lantas waktu hari Sabtu itu statusnya apa waktu kami minta dipulangkan?" kata Rahma dengan nada kesal kepada Tribun Timur.
"Kenapa memang itu tiga hari nusuruh pulang? Kenapa memang itu tiga hari sebelumnya tidak ada tindakanmi, pemberitahuan?" tambahnya.
Baca juga: Wanita Terpaksa Beli Gaun Pengantin Rp 4 Juta yang Ia Coba karena Bau Badan: Mereka Tak Nyalakan AC
Atas pelayanan kurang menyenangkan tersebut, Rahma lantas menghubungi Pj Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri.
Irmawati akhirnya dibawa ke RS Bhayangkara, Makassar, Selasa (10/9/2024) malam, atas instruksi Junaedi Bakri.
"Alhamdulillah, betul Pak Pj Bupati sudah buktikan."
"Dan Irmawati sudah dirujukmi ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar," tutup Rahma.
Sebagai informasi, Pj Bupati Jeneponto Junaedi Bakri memang kerap mengingatkan petugas kesehatan untuk mendahulukan pelayanan dibandingkan pengurusan administrasi bagi pasien.
Seperti yang pernah dilontarkan Junaedi dalam acara pembukaan MTQ di depan kantor Desa Balumbungan, Kecamatan Bontoramba, Jeneponto, 22 Maret 2024 lalu.
"Saya sampaikan kepada Kepala Puskesmas, kepala rumah sakit, Kepala Dinas Kesehatan, kalau ada keluarga atau warga masyarakat di Jeneponto yang sakit, tolong dilayani dengan cepat."
"Layani saja dulu, jangan dulu tanya KTP, KK, BPJS, itu persoalan belakangan," kata Junaedi Bakri yang diringi tepuk tangan masyarakat.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com