TRIBUNJATIM.COM - Simak berita viral terpopuler yang menjadi sorotan di TribunJatim.com, Rabu (2/10/2024).
Sejumlah peristiwa mendapatkan perhatian.
Mulai dari jemaah pengajian di Kediri yang mengalami keracunan massal.
Hingga pembeli klepon mendapatkan motor.
Baca juga: Ditilang Gegara Tak Bawa SIM & STNK, Pembeli Klepon Kaget Malah Dapat Motor Baru, Minta Maaf
Simak berita terpopuler selengkapnya:
- Jemaah pengajian keracunan
Jamaah pengajian di Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan yang diduga telah kadaluarsa.
Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (1/10/2024) malam saat para jamaah menghadiri acara sholawatan bersama.
Insiden ini menimbulkan kepanikan di lokasi, di mana banyak jamaah langsung mengalami gejala mual dan muntah.
Kapolsek Pare, Iptu Siswo Edi, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyampaikan bahwa saat ini seluruh korban telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
"Kami sudah mengevakuasi korban ke dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Kabupaten Kediri dan RS HVA Pare. Saat ini kondisi para korban masih dalam pantauan medis," kata Iptu Siswo, Rabu (2/10/2024).
Baca juga: Geger Puluhan Warga Desa Ampelgading Blitar Diduga Keracunan Ikan Gurami Bakar, Korban Dirawat di RS
Menurut informasi yang diperoleh, dugaan sementara penyebab keracunan adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi jamaah.
Diduga, makanan tersebut tidak memiliki label kadaluarsa yang jelas.
Baca juga: Keracunan Massal di Tulungagung Sebabkan 1 Orang Meninggal, Kondisi Nasi Berkat Diduga Jadi Pemicu
Acara sholawatan yang awalnya berjalan lancar terpaksa dihentikan oleh pihak kepolisian akibat insiden ini.
"Kami memutuskan untuk menghentikan acara demi keamanan dan keselamatan jamaah. Ini langkah yang harus diambil, mengingat jumlah korban yang terus bertambah," tambah Iptu Siswo.
Baca juga: Selain 1 Meninggal, Ada 7 Korban Keracunan Massal di Desa Junjung Tulungagung Yang Masih Dirawat
Proses evakuasi korban dilakukan dengan bantuan masyarakat setempat. Beberapa jamaah yang mengalami gejala lebih parah langsung mendapatkan penanganan intensif di rumah sakit.