Berita Surabaya

Sosok Maling Dompet Emak-emak di Patemon Surabaya yang Dihajar Warga, Pernah 3 Kali Dipenjara

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolsek Sawahan Polrestabes Surabaya Kompol Domingos De F Ximenes dan didampingi Kanit Reskrim Iptu Agus Tri Subagio

Menceritakan kembali kejadian kriminalitas yang pertama kali dialaminya selama ini, membuat jantung Suyati berdebar-debar. 

Berkali-kali ia menyebutkan kalimat hamdalah sebagai rasa syukur karena masih diberikan keselamatan, setelah mengalami peristiwa menegangkan tersebut. 

Ekspresi rasa bersyukur itu makin jelas tampak dari cara dirinya bercerita yang disertai gerakan tubuh sesekali membasuh wajahnya dengan posisi kedua telapak tangan saling menempel dan menengadah. 

Ceritanya, pagi itu, sekitar pukul 08.00 WIB, ia mengirim pasokan keripik melinjo dan beberapa nasi bungkus di gerai gerobak es teh kemasan, milik tetangganya bernama Eli (57). 

Lokasi gerai tersebut berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya. Ia cuma berjalan lurus ke arah barat, tanpa berbelok, dan melintasi dua saf gang permukiman tersebut. 

Setelah meletakkan dagangan titipan itu di rak etalase paling depan gerobak milik temannya. Ia tak lantas pergi ke warung yang lain

Suyati masih harus menunggu sejenak temannya itu untuk memberikan uang hasil penjualan dagangan sehari lalu. 

Namun, karena sang teman sedang sibuk melayani pembeli es teh yang berdatangan. 

Ia memilih menunggu proses pembayaran tersebut dengan duduk di kursi sisi kanan dari tempat temannya berdiri melayani pembeli. 

Kemudian, Suyati sengaja meletakkan dompetnya berwarna hitam itu di atas sebuah kardus kotak termos es batu di samping kirinya. 

"Saya habis menaruh dagangan. Dompet saya taruh di atas boks. Lalu orangnya yang jual; Rp5 ribu. Uang itu dikasihkan ke saya. Lalu uang tersebut saya kasih ke si penjualnya," jelasnya. 

Kemudian, datanglah sosok pengendara motor pria berpostur tubuh tinggi dan gempal tak dikenal, lalu berhenti di depan gerobak dan membeli segelas es teh kemasan. 

Setelah pesanan tersebut dibuat dan diserahkan kepada si pria tersebut. 

Ternyata, lanjut Suyati, temannya Eli masih sibuk membenahi perkakas dagangan di area lain. 

Sehingga, saat si pria berusaha memberikan uang pembelian es teh seharga lima ribu rupiah itu, tidak kunjungan ada yang menerimanya. 

Halaman
1234

Berita Terkini