Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNJATIM.COM – Konsistensi PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX: MDKA) dalam menjalankan program reklamasi progresif di Tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi, mulai membuahkan hasil.
Sejumlah flora dan fauna langka mulai terlihat kembali di area hutan hasil reboisasi area tambang yang sudah tidak digunakan, tanpa menunggu operasi tambang berakhir.
PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha MDKA yang mengelola Tambang Tujuh Bukit telah berhasil mengembalikan kondisi alami bekas tambang emas Gunung Tumpang Pitu, di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Dengan pengelolaan keanekaragaman hayati yang baik termasuk kegiatan reklamasi yang progresif, beragam jenis tanaman, spesies burung, mamalia, amfibi, reptil, kupu-kupu, capung dan berbagai jenis serangga kembali menghuni hutan tersebut.
Program reklamasi progresif BSI telah dimulai sejak awal operasi di 2016 silam. Hingga semester 3 tahun 2024 telah dilakukan reklamasi seluas 77,3 hektar hutan yaitu sebanyak 65.757 pohon baik pionir dan sisipan di area Tambang Tujuh Bukit dan berhasil memulihkan habitat asli di kawasan tersebut.
Proses reklamasi dimulai dengan menyimpan tanah pucuk/top soil yang subur saat proses membuka tambang. Humus tersebut kemudian digunakan lagi saat aktivitas penambangan selesai, yaitu untuk memperkuat struktur tanah dengan menanamkan rerumputan, legum dan tanaman rambat sebelum akhirnya menanam pepohonan.
Setiap tahun, setidaknya ada 8 ribu bibit yang ditanam di bekas area tambang oleh BSI. Terdiri dari 55 jenis tanaman yang 33 diantaranya merupakan tanaman lokal seperti bayur, jabon, kedawung, apak, pluncing, kepuh, salam, jambu hutan, bungur atau ketangi, laban, munung, kemici, beringin. Ada juga tanaman pionir seperti buto, johar dan trembesi.
Inventarisasi dengan pakar dari IPB dan LIPI
BSI bahkan menggandeng pakar dari Institut Pertanian Bogor Untuk melakukan inventarisasi flora dan fauna di kawasan hutan hasil reboisasi.
Laporan penelitian IPB menyebutkan, Gunung Tumpang Pitu telah kembali menjadi tempat tinggal bagi 325 jenis tanaman. 108 spesies burung, 30 spesies mamalia, 15 spesies amfibi, 30 spesies reptil, 54 spesies kupu-kupu, 16 spesies capung, dan beragam jenis serangga.
Pada 2018, PT BSI menerbitkan buku Satwa Liar di Operasi Tujuh Bukit PT Bumi Suksesindo yang mendokumentasikan kekayaan keanekaragaman flora dan satwa liar di wilayah operasi Tambang Tujuh Bukit.
Selanjutnya di tahun 2019, PT BSI menerbitkan kembali buku tentang tumbuhan atau Flora yang ada di wilayah di kawasan selatan Banyuwangi bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Buku-buku ini kemudian menjadi rujukan bagi Tambang Emas Tujuh Bukit mengenai habitat dan jenis flora dan fauna yang dilindungi dan dilestarikan.
BSI juga memasang kamera di sepuluh lokasi strategis di dalam hutan yang berhasil merekam kehidupan merak hijau, kijang, landak, rangkong badak, julang, dan ayam hutan. Bahkan, satwa langka seperti Elang Jawa dan Kukang Jawa juga terpantau muncul kembali di hutan itu.
Melampaui target
Kabar baik kembalinya fauna dan tumbuhnya beragam flora di bekas area tambang BSI, tidak lepas dari upaya perseroan dalam merealisasikan rencana reklamasi setiap tahunnya. Dalam dua tahun terakhir, BSI telah merealisasikan kegiatan reklamasi seluas 8,19 Ha hingga 2024.
Hal ini membuktikan PT BSI memiliki komitmen kinerja lingkungan yang nyata, dan bahkan melebihi dari rencana yang ditetapkan sebelumnya. Diharapkan dengan semakin luasnya wilayah bekas tambang yang berhasil direklamasi oleh BSI, akan semakin bertambah pula jumlah flora dan fauna yang hidup di dalamnya.