Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Yusab Alfa Ziqin
TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - APBD Bojonegoro yang beberapa tahun belakangan ini jumlahnya selalu besar, tak menjamin baiknya sarana-prasarana pendidikan di Kabupaten Bojonegoro.
Misalnya, pada 2024 ini APBD Bojonegoro mencapai Rp 8,2 triliun. Namun, pada 2024 ini tercacat ada 1.027 ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) berkondisi rusak.
Hal itu dikemukakan Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro Ahmad Supriyanto. Dia mengatakan, 1.027 ruang kelas yang rusak itu terdiri dari 816 ruang kelas SDN dan 211 ruang kelas SMPN.
"1.027 ruang kelas itu kondisinya rusak ringan, sedang, hingga berat," terangnya, Jumat (11/10/2024) siang.
Suprianto sapaannya meneruskan, ada hal mendasar memicu banyak ruang kelas SDN dan SMPN itu tak cepat mendapat perbaikan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro.
Baca juga: Teka-teki Sosok Ketua DPRD Bojonegoro 2024-2029, Kini Sedang Digodok PKB
"Yakni, SDM (Sumber Daya Manusia, red) di Disdik Bojonegoro yang menangani sarana-prasana, sangat minim," ungkapnya.
Terkait hal itu, Politisi Partai Golkar ini mengklaim, pihaknya telah mendorong Disdik Bojonegoro untuk membuat satu bidang khusus yang berfokus pada sarana-prasarana pendidikan
"Namun, dorongan itu tak ada tindak lanjut hingga satu tahun berjalan ini," tutur anggota DPRD Bojonegoro dari Dapil 3 itu.
Supriyanto tentu saja menyayangkan hal tersebut. Sebab, ada optimisme bahwa bidang khusus itu merupakan solusi dari buruknya penangangan sarana-prasana pendidikan selama ini.
Terpisah, Kepala Disdik Bojonegoro Nur Sujito belum memberi tanggapan terkait rusaknya 1.027 gedung SDN dan SMPN yang jadi otoritasnya tersebut. Dikonfirmasi, dia belum merespon.