TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pembekuan BEM FISIP Unair oleh Dekanat usai polemik karangan bunga yang ditujukan untuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akhirnya resmi dicabut, Senin (28/10/2024).
Pencabupatn pembekuan BEM FISIP Unair oleh Dekanat tersebut dilakukan setelah kasus tersebut viral di media sosial, dalam beberapa hari terakhir.
DIketahui, karangan bunga yang berujung pembekuan BEM FISIP Unair itu berisi ucapan selamat untuk pelantikan Prabowo dan Gibran menjadi presiden dan wakil presiden 2024-2029, pada 20 Oktober 2024 .
Namun dalam isi karangan bunga itu, terdapat kritim satire.
Kini dilansir resmi dari akun Instagram @bemfisipunair, pembekuan itu akhirnya dicabut.
Dalam postingannya, BEM FISIP Unair menyatakan jika surat pembekuan resmi dicabut.
"Surat pembekuan BEM FISIP Unair RESMI DICABUT oleh Dekanat," ungkap tulisan postingan tersebut.
Baca juga: Pengakuan Dekan Bagong Suyanto usai Bekukan BEM FISIP Unair karena Karangan Bunga Jenderal Bengis
Pada postingan itu juga dilengkapi tanggal 28 Oktober 2024.
"[BREAKING NEWS !]
Senin, 28 Oktober 2024 pukul 09.00 WIB, Presiden BEM FISIP bersama dengan jajaran kabinet telah menemui pihak Dekanat. Surat pemberitahuan pembekuan kepengurusan BEM FISIP resmi dicabut.
MARI RAYAKAN !
INI KEMENANGAN KITA SEMUA !
Hidup Mahasiswa !
Hidup Rakyat Indonesia !
#BEMFISIPUNAIR"
Pertemuan BEM FISIP Unair dengan Dekanat
Diketahui sebelumnya, BEM FISIP Unair sudah melakukan pertemuan dengan Dekanat.
Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) mengelar pertemuan terbatas dengan perwakilan pengurus BEM FISIP Unair,Senin (28/10/2024).
Dani Achmad Wiraharmana, Dirjen Kajian Strategis BEM FISIP mengungkapkan penetapan pembekuan BEM FISIP ini masih menjadi pertanyaan bagi pengurus BEM.
Pasalnya tidak ada keterangan lebih lanjut pelanggaran mana yang dilakukan oleh BEM FISIP Unair dalam menyampaikan kritiknya.
"Prof Bagong (Dekan FISIP) memang mengundang audiensi agar bisa menemukan titik tengah dari pembekuan ini. Jika tidak ada titik tengah tentunya kami akan melakukan kajian lagi,"ujarnya.
Menurut Dani, dengan pembekuan BEM maka akan merugikan mahasiswa karena banyak kegiatan yang selama ini diikuti mahasiswa.
Baca juga: VIRAL TERPOPULER: BEM FISIP Unair Dibekukan Imbas Kritik Satire - Warga Duafa Semringah Makan Murah
Namun, menurutnya sebelum memulai pertemuan, Dekan FISIP Unair, Prof Dr Drs Bagong Suyanto MSi sempat menjelaskan sekilas jika pembekuan ini bukan pada lembaga tetapi pada fungsional pengurus BEM yang dianggap bertanggung jawab atas pemasangan karangan bunga.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi Etik FISIP Unair melakukan pemanggilan pada BEM FISIP Unair pada Kamis (24/10) untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karya seni satire berbentuk karangan bunga yang dipasang di taman barat FISIP yang berujung pada pembekuan BEM FISIP pada Jumat (25/10).
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) konsisten mengkaji pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia selama satu periode kepengurusan kabinet Panca Aksara BEM Fisip Unair.
Baca juga: Alasan BEM FISIP Unair Pasang Ucapan Bunga untuk Prabowo-Gibran, Klaim Pegang Kajian Isu HAM
Hal ini diungkapkan Presiden BEM Fisip Unair, Tuffahati Ullayyah ketika dikonfirmasi Tribun Jatim terkait pemasangan karya seni satire berbentuk karangan bunga yang ditujukan untuk memberi ucapan selamat atas pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih di Taman Barat FISIP.
"Kami ada kajian ilmiahnya tetapi belum kami publikasi, selama satu periode ini kami gencar mengawal isu pelanggaran HAM,"ungkapnya, Minggu (27/10/2024).
Dikatakan Tuffa, melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis pihaknya telah melakukan berbagai diskusi dan kajian.
Termasuk merencanakan karya seni satire terkait dilantiknya presiden RI Prabowo Subianto dan Wakilnya.
"Kami sudah merencanakannya 2 minggu menjelang pelantikan presiden,"lanjutnya.
Baca juga: 4 Fakta BEM FISIP Unair Dibekukan Gegara Karangan Bunga Prabowo, Pakar Politik: Harusnya Apresiasi
Ia berharap, melalui kajian dan karya seni satire tersebut, mahasiswa bisa belajar untuk menyampaikan kritik secara kreatif.
Sayangnya, karya seni tersebut berujung pembekuan BEM FISIP Unair.
Diberitakan sebelumnya, Kamis Ketua Komisi Etik FISIP Unair melakukan pemanggilan pada BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karya seni satire berbentuk karangan bunga yang dipasang di taman barat FISIP yang berujung pada pembekuan BEM FISIP.
Pemasangan karangan bunga itu dilakukan pada Selasa (22/10) pukul 15.00. Dan sekitar pukul 18.45 karangan bunga tersebut ditarik karena hujan.
Namun, karena ditempatkan di lokasi strategis yang banyak dilewati warga kampus, karangan bunga ini kemudian viral di platform X dan Tiktok serta mendapat dukungan banyak mahasiswa.
Baca juga: BEM FISIP Unair Dibekukan usai Bikin Karangan Bunga Satire, Pakar Politik : Dekanat Berlebihan
Hal ini Berdasarkan Berita Acara yang dibagikan di instagram @bemfisipunair
Kemudian pada Kamis (24/10), Ketua Komisi Etik Fakultas melakukan pemanggilan pada BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karangan bunga tersebut.
Lalu pada Jumat (25/10) pukul 09.03 WIB Presiden BEM Fisip Unair bersama wakil dan menteri kajian politik dan kajian strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas.
Dan sorenya, pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair mendapat surel yang dikirim melalui alamat email dekanat.
Surel tersebut berisi surat No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan.
Baca juga: Sosok Bagong Suyanto, Dekan Bekukan BEM FISIP Unair Gegara Karangan Bunga Selamat Jendral Bengis
PesBEM Fisip Unair, Tuffahati Ullayyah mengungkapkan BEM FISIP sejak awal struktural kabinet Panca Aksara terbentuk berkomitmen menciptakan kebermanfaatan untuk seluruh Civitas Akademika FISIP Unair.
Hal ini termasuk menumbuhkan jiwa kritis dan peka sosial kepada mahasiswa.
"Adapun janji kami hampir seluruhnya terwujud melalui puluhan program kerja dan agenda yang telah terlaksana dan sedang dilaksanakan. Termasuk pembuatan karya seni satir ini,"ujarnya.
Pengakuan Dekan Prof Bagong Suyanto
Kasus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga atau BEM FISIP Unair dibekukan terus menjadi perhatian publik.
Apalagi sosok Dekan FISIP Unair, Prof Dr Drs Bagong Suyanto MSi juga disorot.
Setelah viral BEM FISIP Unair Surabaya dibekukan buntut karangan bunga untuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Bagong Suyanto angkat bicara.
Sementara itu, alasan BEM FISIP Unair membuat karangan bunga tersebut juga terkuak.
BEM FISIP Unair dibekukan buntut memasang karya seni satire berbentuk karangan bunga yang ditujukan untuk memberi ucapan selamat atas pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih di Taman Barat FISIP.
Karangan bunga itu bertuliskan "selamat atas dilantiknya jenderal bengis pelanggar HAM dan profesor IPK 2,5 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi".
Pemasangan karangan bunga itu dilakukan pada Selasa (22/10) pukul 15.00.
Dan sekitar pukul 18.45 karangan bunga tersebut ditarik karena hujan.
Namun, karena ditempatkan di lokasi strategis yang banyak dilewati warga kampus, karangan bunga ini kemudian viral di platform X dan Tiktok serta mendapat dukungan banyak mahasiswa.
Hal ini Berdasarkan Berita Acara yang dibagikan di instagram @bemfisipunair
Kemudian pada Kamis (24/10), Ketua Komisi Etik Fakultas melakukan pemanggilan pada BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karangan bunga tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS : BEM FISIP Unair Dibekukan Dekanat usai Bikin Karangan Bunga Selamat pada Presiden
Lalu pada Jumat (25/10) pukul 09.03 WIB Presiden BEM Fisip Unair bersama wakil dan menteri kajian politik dan kajian strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas.
Dan sorenya, pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair mendapat surel yang dikirim melalui alamat email dekanat.
Surel tersebut berisi surat No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan.
PesBEM Fisip Unair, Tuffahati Ullayyah mengungkapkan BEM FISIP sejak awal struktural kabinet Panca Aksara terbentuk berkomitmen menciptakan kebermanfaatan untuk seluruh Civitas Akademika FISIP Unair.
Hal ini termasuk menumbuhkan jiwa kritis dan peka sosial kepada mahasiswa.
"Adapun janji kami hampir seluruhnya terwujud melalui puluhan program kerja dan agenda yang telah terlaksana dan sedang dilaksanakan. Termasuk pembuatan karya seni satir ini,"ujarnya.
Baca juga: Sosok Bagong Suyanto, Dekan Bekukan BEM FISIP Unair Gegara Karangan Bunga Selamat Jendral Bengis
Dikatakannya, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penguatan internal sebelum karena belum ada proses diskusi lebih lanjut dengan Dekan FISIP perihal surat pemberitahuan pembekuan BEM.
Pihaknya sepakat untuk tidak menyerah dalam memproses keadilan bagi seluruh fungsionaris dan tetap melanjutkan tugasnya sampai waktu demisioner yang telah ditentukan.
"Komunikasi terakhir, konfirmasi besok (28/10/2024) pertemuan dengan pak dekan jam 8 pagi,"tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah Bagong Suyanto memilih bungkam.
Ia enggan berkomentar lebih lanjut dan membenarkan pertemuan dengan BEM FISIP.
"Senin besok (konfirmasi dengan media) setelah pertemuan dengan BEM," ungkapnya.
Di sisi lain, Presiden BEM Unair, Aulia Thaariq Akbar membenarkan kabar pembekuan tersebut lantaran karangan bunga yang dibuat BEM FISIP.
Dan pihaknya terus melakukan komunikasi untuk membantu apabila dibutuhkan bantuan advokasi.
"Ini saya terus komunikasi dengan presbemnya (FISIP). Sambil menunggu pertemuan dengan dekan,"tutupnya.
Alasan Buat Karangan Bunga
Presiden BEM Fisip Unair, Tuffahati Ullayyah menyebut jika pihaknya masih terus konsisten mengkaji soal isu pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
Langkah itu dilakukan selama satu periode kepengurusan kabinet Panca Aksara BEM FISIP Unair.
Tuffahati Ullayyah menyebut jika mereka sudah memegang kajian ilmiah.
Meski belum mereka publikasikan.
"Kami ada kajian ilmiahnya tetapi belum kami publikasi, selama satu periode ini kami gencar mengawal isu pelanggaran HAM,"ungkapnya, Minggu (27/10/2024).
Dikatakan Tuffa, melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis pihaknya telah melakukan berbagai diskusi dan kajian.
Termasuk merencanakan karya seni satire terkait dilantiknya presiden RI Prabowo Subianto dan Wakilnya.
"Kami sudah merencanakannya 2 minggu menjelang pelantikan presiden,"lanjutnya.
Ia berharap, melalui kajian dan karya seni satire tersebut, mahasiswa bisa belajar untuk menyampaikan kritik secara kreatif.
Sayangnya, karya seni tersebut berujung pembekuan BEM FISIP Unair.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jatim, Deni Wicaksono mengatakan, persoalan satire melalui karangan bunga oleh BEM FISIP tak perlu direspons dengan melakukan pembekuan organisasi.
Sebab, sedianya hal itu dapat ditanggapi sebagai dinamika kampus.
"Aspirasi mahasiswa harus dihormati," kata Deni saat dikonfirmasi, Minggu (27/10/2024).
Hal ini begitu ditekankan Deni.
Sebab, dia memahami betul bagaimana peran mahasiswa. Itu karena Deni merupakan mantan politisi berlatar belakang aktivis.
Bahkan pernah menjadi Presiden BEM FISIP Unair periode 2004-2005.
Sehingga, Deni mengatakan, aspirasi mahasiswa harusnya ditanggapi dengan cara dialog.
Bukan dengan melakukan pembekuan organisasi.
Apalagi mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang perlu diberikan ruang menyampaikan pendapat.
"Mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa, pembungkaman bentuk otoritarianisme baru. Perlu cabut pembekuan BEM," ungkap Deni yang merupakan politisi muda PDI Perjuangan ini.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com