Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Puluhan rumah di Dusun Gebang, Desa Ngadirejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek mengalami kerusakan diduga akibat fenomena tanah gerak, Selasa (5/11/2024).
Tembok rumah warga mengalami retak-retak dengan ukuran yang berbeda-beda, ada yang hanya mengalami retakan kecil seperti helai rambut namun banyak juga yang retakan tersebut membuat tembok rumah menganga.
Kepala Dusun Gebang, Ali Muhsin mengatakan fenomena rumah retak tersebut terjadi di satu RT yaitu RT 45 RW 12 Dusun Gebang.
"Ada sekitar 20 rumah yang terdampak, semuanya dalam satu RT," kata Ali, Selasa (5/11/2024).
Baca juga: Nasib Yati Nenek di Trenggalek Terluka usai Tertimpa Atap yang Ambruk saat Diguyur Hujan Deras
Fenomena rumah retak tersebut terjadi sekitar tiga bulan yang lalu. Saat itu ia sempat melihat langsung kondisi rumah-rumah warga di RT tersebut namun dari pantauannya retakan-retakan yang terjadi masih relatif kecil.
"Semakin lama ternyata retakannya terus membesar dan merambat ke rumah yang lain, sampai saat ini yang parah 1 rumah," lanjutnya.
Melihat tembok rumahnya retak, warga secara mandiri menambal retakan tersebut dengan adonan semen untuk menguatkan konstruksi bangunan.
"Tapi setelah ditambal ternyata retak lagi, ditambal lagi, muncul retakan di tempat lain," terangnya.
Ali belum mengetahui penyebab pasti retaknya tembok rumah warga tersebut, karena fenomena ini baru pertama kali terjadi di desanya.
"Apakah karena kemarau terlalu panjang lalu tanah (itu retak) dan melebar atau ada penyebab lain," ucap Ali.
Baca juga: Pedagang Pasar Tugu Trenggalek Serukan Kemenangan Bersama Khofifah-Emil
Atas fenomena tersebut, Ali akan melaporkannya ke Pemkab Trenggalek agar segera mendapatkan penanganan dan tidak membahayakan warga.
Sementara itu, Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Stefanus Triadi telah melakukan monitoring langsung ke Desa Ngadirejo.
Atas kondisi tersebut, Triadi akan menindaklanjutinya dengan melapor ke bupati agar mendapatkan prioritas penanganan sehingga tidak membahayakan warga.
"Kita juga membutuhkan ahli geologi untuk memastikan apakah rusaknya rumah warga ini karena betul-betul tanah gerak atau dampak kekeringan yang berkepanjangan," pungkasnya.