TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial video guru terjang tanah longsor demi bisa mengajar.
Seragam guru itu pun penuh kotoran.
Sosok dalam video pun terungkap.
Begitu pula dengan kronologinya.
Sebelumnya, dalam video yang viral tampak dua orang guru melintas di jalan tanah longsor.
Kedua guru laki-laki tersebut berseragam dinas berwarna coklat dan terkena kotoran tanah.
Video itu viral di media sosial TikTok setelah diunggah oleh akun @Kang_roman_thea.
Dalam narasi video tersebut tertulis, “Perjuangan dalam mengajar di Desa.” Dalam video itu, terdapat dua orang guru tengah berjalan dengan pakaian kotor.
Di balik video, terdengar suara perempuan menggunakan bahasa Sunda.
“Masya Allah, hujan-hujanan saja, telanjur, biar basah sekalian,” kata suara di balik video, melansir dari Kompas.com.
Baca juga: Perjuangan Guru Ngajar di Sekolah Tengah Hutan, Lewati Sungai hingga Jalan Berlumpur, Videonya Viral
Video kemudian mengarahkan ke bagian jalan yang tertutup tanah longsor.
Setelah ditelusuri, terkonfirmasi bahwa peristiwa dalam video tersebut terjadi di Kampung Cibengkung, Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.
Dua orang laki-laki dalam video dan yang merekam gambar merupakan guru di SDN 5 Cidikit.
“Betul itu saya, kejadiannya hari Senin kemarin,” kata Aris Alamsyah, guru yang ada dalam video tersebut, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (15/11/2024).
Saat itu, kata Aris, dirinya hendak pulang ke rumah setelah mengajar di SDN 5 Cidikit bersama dua guru lainnya.
Saat melintas di Kampung Cibengkung, akses jalan yang hendak dilalui tertutup tanah longsoran dari bukit.
Jalan tersebut, kata dia, merupakan akses satu-satunya dari sekolah ke rumahnya.
“Terpaksa diterobos pakai motor, baju kotor semua kena cipratan tanah,” kata Aris.
Baca juga: Tiap Hari Guru Intan Tempuh Perjalanan 168 Km Demi Ngajar, Tak Mengeluh Asal Bisa Rawat Ibu di Rumah
Menurut Aris, tanah longsor tersebut baru terjadi pada Senin siang karena saat dirinya berangkat ke sekolah pada pagi hari, jalan masih bisa dilalui.
“Sepertinya karena hujan, jadi longsor saat siangnya,” kata dia.
Saat ini, kata Aris, jalan itu sudah bisa dilalui kembali setelah material longsor dibersihkan oleh warga setempat.
Sementara itu di Malaysia juga viral kisah Guru Intan tiap hari tempuh perjalanan 168 km demi mengajar di sekolah.
Guru bernama lengkap Nur Intan Nadila Abdul Rajak ini tak mengeluh.
Wanita Malaysia tersebut menjalani rutinitas ini selama delapan bulan terakhir.
Ia mengajar bahasa Inggris dan Ilmu Komputer Dasar di sekolah menengah di Kuala Kangsar.
Tiap hari ia harus menempuh perjalanan sekitar 168 km dari rumahnya di Kinta Selatan menuju sekolah, dan kemudian kembali lagi ke rumah.
Ketika ia pertama kali menerima penempatan tersebut, Intan merasa khawatir karena tidak ingin meninggalkan rumah.
Bukan tanpa sebab, Intan tidak tega meninggalkan ibunya, sebab ibunya masih berduka setelah kehilangan suaminya pada 17 April 2024 lalu.
Ia lebih memilih untuk tetap tinggal bersama ibunya daripada pindah ke tempat yang asing dan berisiko tidak nyaman.
Dilansir dari The Straits Times via TribunTrends, Intan mengungkapkan kesiapannya untuk menanggung beban perjalanan demi menjaga kedekatan dengan keluarganya.
Rutinitas harian Intan ia abadikan dalam video di TikTok, yang telah menarik perhatian banyak netizen dengan lebih dari 621.200 penayangan dan 38.800 suka.
Dalam videonya, ia menjelaskan bahwa persiapannya dimulai lebih awal, yaitu pada pukul 4.35 pagi, dan ia meninggalkan rumah sekitar pukul 5.30 pagi.
Di tengah perjalanan, ia menyempatkan diri untuk mengisi bensin dan melaksanakan sholat pagi, sebelum tiba di sekolah sekitar pukul 6.40 pagi.
Setelah menyelesaikan tugas mengajarnya pada pukul 5.05 sore, ia kemudian memulai perjalanan pulang.
Baca juga: Tampang 2 Pelaku Begal Guru di Lamongan, Ternyata Seorang Residivis, Modus Nyalakan Klakson
Banyak netizen yang memberikan apresiasi kepada Intan atas dedikasinya sebagai guru sekaligus putri yang berbakti.
Beberapa komentar menunjukkan rasa syukur dan pengakuan terhadap pengorbanan yang dilakukannya dalam menjalankan tugas mulia sebagai pendidik.
Beberapa netizen juga berbagi pengalaman serupa, mengungkapkan bahwa mereka pernah menghadapi perjalanan yang panjang dengan alasan yang sama.
Meskipun Intan berusaha untuk tetap positif, perjalanan yang panjang telah memberikan dampak negatif pada kesehatan dan kehidupan sosialnya.
Ia mengaku sering merasa lelah, dan beban kerja yang berat kadang membuatnya stres dan kehilangan motivasi.
Kesempatan untuk berkumpul dengan teman-temannya pun terbatas, hanya bisa dilakukan pada akhir pekan atau saat liburan sekolah.
Intan berharap ada kesempatan untuk dipindahkan ke sekolah yang lebih dekat dengan rumahnya, meskipun ia menyadari bahwa proses tersebut mungkin akan memakan waktu.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com