Sepertinya vendor yang menyediakan makanan lupa memasukkan nasi dan telur ke dalam kotak makan.
Para siswa SMK itu pun kemudian menertawakan nasib temannya itu.
Siswa SMK itu pun mengklarifikasi kalau kotak makan bergizi gratis itu sudah diganti oleh pihak vendor.
Sehingga temannya mendapatkan menu yang sama dengan teman-temannya yang lain.
Baca juga: Rumah Makan Gratis BGSKIN Kini Hadir dalam Bentuk Warung Mobil, Bagikan 300 Porsi Makanan di Malang
Sementara itu, dr Dion Haryadi mengungkap nilai gizi di menu makan bergizi gratis itu.
Melalui akun TikToknya, dr Dion Haryadi menyarankan agar protein di menu makan bergizi gratis itu bisa ditambah lagi.
Dia juga membongkar nilai gizi dari protein dan susu yang ada di menu makan bergizi gratis itu.
"Menurut saya yang perlu diperhatikan adalah proteinnya. Kalau dilihat dari makan siang ini, sumber proteinnya kayaknya telur dadar ya, paling sekitar 5 gram doang proteinnya," ungkap dia.
Kemudian untuk susu yang ada dalam kotak makan itu, kata dia, bukan 100 persen susu sapi.
"Susunya kalau saya cek informasi nilai gizinya untuk brand ini per kemasan itu 60 kalori dengan 5 gram protein dan ada dikit sih 1 gram gula tambahan, dan brand ini juga bukan susu sapi 100 persen," kata dia.
Ia pun memaklumi pemilihan susu itu karena memperhitungkan budget.
Namun untuk protein pada kotak makan itu, menurut dia salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh vendor.
"Karena anak-anak ini masih dalam masa pertumbuhan yang butuh banget protein. Protein ini biasanya lebih sulit dipenuhi daripada karbohidrat dan lemak," ungkapnya.
Sehingga dengan adanya program ini, ia berharap pemberian protein pada menu makan bergizi gratis ini bisa diperbanyak.