Berita Viral

Nasib Albi Siswa SD Meninggal usai Dibully Kakak Kelas, Curhat Ditendang dan Dibenturkan ke Tembok

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nasib Albi Siswa SD Meninggal usai Dibully Kakak Kelas, Curhat Ditendang dan Dibenturkan ke Tembok

TRIBUNJATIM.COM - AR atau Albi (9) siswa SD yang dibully kakak kelasnya kini meninggal dunia.

Albi siswa kelas 3 SD di Subang itu meninggal dunia pada Senin (25/11/2024) sekitar pukul 16.10 WIB.

Kini, kasus bullying yang dialami Albi ditangani kepolisian.

Albi sendiri sempat koma di ruang ICU anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang, Jawa Barat.

Kini Pj Bupati Subang, Imran, sudah berada di ruang Jenazah RSUD Subang untuk melihat langsung jenazah korban.

Jenazah korban akan dibawa ke RS Bhayangkara Polri Losarang Indramayu untuk proses autopsi, guna memastikan kematian korban yang sesungguhnya.

Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu, melalui Kasatreskrim AKP Gilang Indra Friyana Rahmat, membenarkan korban siswa kelas 3 SDN Jayamukti tersebut meninggal dunia.

"Korban dugaan kekerasan kakak kelas tersebut, meninggal dunia sekitar pukul 16.10 WIB dan saat ini jenazah sudah berada di kamar Jenazah RSUD Subang," kata Kasatreskrim Polres Subang, AKP Gilang Indra Friyana Rahmat, Senin (25/11/2024) malam, melansir dari TribunJabar via Kompas.com.

Selanjutnya, jenazah korban akan dibawa RS Bhayangkara Indramayu untuk diautopsi.

"Autopsi ini dilakukan untuk memastikan penyebab korban meninggal dunia, sekaligus untuk proses penyelidikan kasus ini," ucapnya Kasatreskrim juga menegaskan proses penyidikan kasus ini masih terus berlangsung.

"Kami sudah lakukan pemeriksaan sejumlah saksi baik dari pihak keluarga, teman korban hingga pihak sekolah. Karena korban meninggal, kami akan menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab korban meninggal," tutur dia.

Baca juga: Sasar Pondok Pesantren di Jombang, Komnas PA Bekali Santri Baru Materi Bahaya Bullying

Sebelum koma tak sadarkan diri, Albi mengalami sakit kepala berat dan muntah-muntah, hingga langsung tak sadarkan diri.

Berdasarkan pengakuan pihak keluarga, sebelum koma, Albi sempat cerita dirinya sering dipukuli oleh kakak kelasnya baik di sekolah maupun di tempat pengajian.

Dari pengakuan korban tersebut akhirnya pihak keluarga membuat laporan ke polisi dan sampai meninggalnya Albi, Polres Subang masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus perundungan di SDN Jayamukti Blanakan Subang ini.

Di sisi lain, Kepala SDN Jayamukti, Kasim menduga peristiwa perundungan terjadi di luar lingkungan sekolah saat jam istirahat.

Pihak sekolah juga baru mengetahui kejadian tersebut setelah keluarga Albi menyampaikan keluhan, saat korban sudah dalam kondisi kritis.

"Kami baru tahu setelah seminggu, ketika korban sudah di rumah sakit. Itu pun dari laporan keluarga yang sempat berbicara dengan guru kelas,” kata Kasim.

Baca juga: Siswa SD Jalan Merangkak usai Ditendang Kakak Kelas, Kini Kritis di Rumah Sakit, Kepsek: Baru Tahu

Polres Subang telah mengambil alih kasus ini untuk penyelidikan lebih lanjut.

AKP Gilang menyatakan bahwa pihaknya tengah memeriksa sejumlah saksi, termasuk keluarga korban, teman sekolah, dan pihak sekolah.

“Otopsi akan dilakukan di RS Bhayangkara Indramayu untuk memastikan penyebab kematian korban,” jelas AKP Gilang. Dokter Syamsul Riza, Wakil Direktur RSUD Subang, menyebutkan bahwa kondisi Albi sangat tidak stabil saat tiba di rumah sakit.

“Kami tidak bisa melakukan pemeriksaan menyeluruh karena pasien langsung tidak sadarkan diri. Penyebab kematian akan dipastikan melalui otopsi,” katanya.

Penanganan dan pencegahan perundungan di sekolah harus menjadi prioritas bagi pihak berwenang dan lembaga pendidikan untuk mencegah tragedi serupa terjadi lagi.

Pihak kepolisian berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini secara transparan.

“Kami akan memproses kasus ini hingga tuntas, memastikan semua pihak yang terlibat bertanggung jawab,” tegas AKP Gilang.

Albi Curhat Ditendang hingga Kepala Dijedotin ke Tembok

Sebelumnya, kondisi korban diungkap saudaranya, Sarti.

Sarti mengatakan, pihak keluarga baru mengetahui kasus perundungan itu setelah kondisi korban memburuk.

Korban mengeluh sakit kepala dan perut hingga muntah-muntah.

"Dua hari itu dia muntah terus, kalau makan muntah, makan muntah, perutnya sakit, sama uwa-nya enggak cerita karena takut, kata saya kenapa kamu kayak gitu, sakit perutnya, dibenerin (diurut) abis diurut enggak muntah lagi," ujar Sarti saat dihubungi, Minggu (24/11/2024).

Sarti menyebut, korban sempat masuk sekolah, namun kondisinya terus memburuk.

Korban bahkan kesulitan membuka kelopak mata dan berjalan dengan cara merangkak.

Hanya saja, kata Sarti, korban tidak pernah menceritakan apa yang ia alami.

"Waktu dia mau drop mau berangkat ke rumah sakit, saya tanya kamu kenapa kepalanya sakit, melek enggak bisa, jalan susah, katanya dijedotin ke tembok, ditajong (tendang) pengakuannya sama tiga orang itu," ujar Sarti, melansir dari Kompas.com.

Keluarga sudah memberi tahu apa yang dialami korban kepada wali kelas beberapa hari setelah kejadian.

"Saat itu saya mau ke sekolah, tahunya udah bubar, kantor enggak ada udah pada ke mana gurunya, jadi saya balik lagi enggak jadi (laporan saat itu)," kata Sarti.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini