TRIBUNJATIM.COM - Terungkapnya kasus kecurangan SPBU di Yogyakarta membuat masyarakat resah.
Pasalnya, kecurangan SPBU itu membuat masyarakat rugi miliaran rupiah.
Diketahui, empat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Daerah Istimewa Yogyakarta ditutup usai melakukan kecurangan kepada konsumen.
Keempat SPBU tersebut yakni SPBU 44.555.08 di Jalan Kaliurang Km 9, SPBU 44.552.10 di Janti, SPBU 44.552.15 di Tugu Pal Putih, dan SPBU 44.552.09 di Kentungan.
Berkaca dari kasus tersebut, masyarakat perlu mewaspadai keberadaan SPBU yang melakukan kecurangan kepada konsumen.
Lalu, bagaimana ciri-ciri SPBU curang?
Dikutip dari Kompas.com, berikut ciri-ciri SPBU curang:
1. Meteran bahan bakar tidak dari nol
Pengendara wajib memastikan petugas SPBU memberikan bahan bakar dengan kondisi meteran dimulai dari angka 0.
Umumnya, semua SPBU akan memastikan hal tersebut. Meski begitu, pengendara perlu lebih teliti dan memperhatikan meteran tersebut untuk menghindari kecurangan.
2. Volume BBM tidak bertambah sesuai meteran
Meski meteran mulai dari nol, pengendara perlu tetap mewaspadai agar volume BBM sesuai yang dibeli.
Biasanya, alat pengisian BBM menunjukkan dua display, yaitu harga dan liter. Pembeli harus meperhatikan volume BBM yang keluar dengan nominal uang yang dibayarkan.
Baca juga: Kecurangan SPBU Terungkap, Pasang Alat Tambahan di Pompa Pengisian, Masyarakat Rugi Rp1,4 Miliar
3. Isi BBM tidak sesuai kapasitas tangki
Pemilik kendaraan wajib mengetahui kapasitas tangki kendaraannya. Hal ini untuk memastikan kapasitas bahan bakar yang diisi hingga tangki kendaraan penuh.
Bila tidak sesuai dan menemui kejanggalan, pemilik kendaraan bisa mengadukan hal tersebut ke operator pengisi bahan bakar.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengungkapkan, masyarakat Indonesia yang mencurigai adanya SPBU curang, dapat melapor ke Pertamina
"Dengan melaporkan (SPBU curang) ke call centre Pertamina 135," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/11/2024).
Usai menghubungi nomor Pertamina, pelapor akan diminta menyebutkan data diri dan lokasi SPBU yang melakukan kecurangan.
Baca juga: Pemotor Pelat Merah Arogan usai Tak Boleh Isi Pertalite, Dorong Operator SPBU Hingga Sakit Kepala
Masyarakat juga dapat melaporkan SPBU yang melakukan hal-hal kurang memuaskan, seperti aspek layanan, aspek keamanan, dan produk yang tersedia.
"Termasuk jika ada kendala pada transaksi," lanjut Heppy.
Setelah membuat laporan dugaan SPBU curang, Pertamina akan melakukan pemeriksaan. Jika terbukti adanya kecurangan, akan ada sanksi kepada pengelola SPBU.
Sanksi yang diberikan kepada pengelola SPBU curang yakni berupa penutupan SPBU dalam jangka waktu tertentu hingga permanen.
Pertamina senantiasa mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengawal dan mengawasi penyaluran distribusi bahan bakar minyak (BBM) melalui SPBU.
Pengelola SPBU biasanya melakukan kecurangan dengan beberapa modus kejahatan.
Dilansir dari Kompas.com (30/3/2024), berikut beberapa modus SPBU curang yang perlu diketahui:
1. Pakai remote control
Pengelola SPBU melakukan kecurangan dengan memodifikasi mesin dispenser menggunakan alat berupa remote control, serta menambah komponen elektrik dan saklar otomatis.
Dengan alat tersebut, volume BBM yang disalurkan menjadi tidak sesuai pembelian. Namun, apabila ada pemeriksaan oleh petugas, mesin dispenser itu kembali bekerja normal.
2. Kurangi jumlah liter
Selain itu, pengelola SPBU biasanya berbuat curang dengan mengurangi jumlah liter BBM yang dibeli pelanggan.
Misalnya, petugas SPBU hanya mengisi sembilan liter bensin pada pembelian BBM seharga Rp 100.000.
3. Pemasangan alat tambahan
Pengelola SPBU juga bisa berbuat curang dengan memasang alat tambahan pada pompa ukur berupa rangkaian elektronik printed circuit board (PCB).
Alat itu membuat volume BBM yang disalurkan mengalami kesalahan, sehingga tidak sesuai takaran yang dibeli.
Baca juga: Cekcok Petugas SPBU di Malang Soal Ban Mobil Dikempesin Lagi Viral, Begini Respon Dishub: Peringatan
Sementara itu, warganet di media sosial X (Twitter) mengeluhkan banyaknya SPBU di Yogyakarta yang tutup dalam beberapa waktu terakhir.
Melalui akun X @merapi_unc**** yang diunggah pada Selasa (19/11/2024), warganet mengatakan, beberapa SPBU ditutup lantaran sedang dalam perbaikan.
Pengunggah juga mempertanyakan apakah penutupan beberapa SPBU tersebut terkait dengan kasus kecurangan yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Lur ak mau tanya knp to akhir2 banyak pom bensin yg dlm perbaikan? Apakah banyak yg kena kasus semua? Efeknya di pom lain jd ngantri polll. Ak nemuin udh ada 3 pom bensin,Dlm wkt yg bersamaan," tulis pengunggah.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengatakan, pihaknya menemukan adanya kecurangan di beberapa SPBU di Yogyakarta.
Adapun, penutupan dan perbaikan di beberapa SPBU Yogyakarta tersebut merupakan langkah yang dilakukan Pertamina untuk memperbaiki kualitas layanan agar sesuai dengan standar.
"Ada inisiatif dari kami untuk melakukan pengecekan di SPBU lain. Kemudian menemukan ada yang tidak standar sehingga SPBU-nya kami tutup," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (20/11/2024).
Baca juga: Ditolak Isi BBM Subsidi Pertalite, Pria Malah Ngamuk Acungkan Sajam ke Petugas SPBU: Tiba-tiba Emosi
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga telah menegaskan komitmennya untuk menindak tegas setiap SPBU yang terbukti melanggar aturan.
Hal tersebut dibuktikan dengan sanksi pada salah satu SPBU di wilayah Yogyakarta yang terbukti melakukan kecurangan.
Temuan ini didapat pada sidak yang dilakukan Tim Pertamina Patra Niaga pada Selasa (12/11/2024).
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari juga menegaskan, Pertamina tidak dapat mentolerir SPBU yang melanggar ketentuan dan melakukan kecurangan dalam pelayanan kepada konsumen.
"Di Yogyakarta ada 1 SPBU yang sudah kami kenakan sanksi penghentian operasi dan terus kami evaluasi sanksinya karena terbukti melakukan kecurangan, paralel ada 3 SPBU di wilayah Yogyakarta yang juga sedang dilakukan investigasi," jelas Heppy terpisah.
Pada sidak tersebut, tim Pertamina didampingi oleh tim dari Direktorat Metrologi Kementerian Perdagangan atau Dinas setempat melakukan berbagai uji dan pemeriksaan seperti uji tera dan uji density untuk melihat kualitas dan kuantitas produk BBM telah sesuai dengan standar Pertamina.
Upaya penertiban ini merupakan inisiasi Pertamina dan menjadi bagian dari persiapan Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru 2025.
Selain itu, Pertamina juga melakukan pemantauan langsung terhadap kondisi SPBU di seluruh wilayah.
"Sidak telah dilakukan di Yogyakarta dan akan diperluas ke seluruh wilayah di Indonesia khususnya yang berpotensi mengalami peningkatan kebutuhan pada Nataru nanti," tambah Heppy.
Ia menyampaikan, selama SPBU tersebut sedang diberikan sanksi atau investigasi, pihaknya akan memaksimalkan agar SPBU pendukung di sekitar SPBU tersebut bisa meng-cover kebutuhan BBM di lapangan.
“Apabila masyarakat menemukan bukti kecurangan atau keluhan terkait produk dan layanan, dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135,” tutup Heppy.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com