Berita Viral

Curhatan Remaja 14 Tahun Sebelum Bunuh Ayah dan Neneknya, Pengakuan Pelaku ada Bisikan: Nangis

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang remaja 14 tahun sempat curhat sebelum membunuh ayah dan neneknya saat di rumah di Jakarta Selatan

Kepada satpam, pelaku mengurai pengakuan tak terduga bahwa ia sedang sakit.

"(Pelaku) ngakunya (punya) gangguan kayak sakit apa gitu. (Curhat pelaku) 'saya sakit, saya sakit'. Saya bilang 'sakit apa? kamu mabok?'. (Kata pelaku) 'enggak'. Tahu sakit apa, gangguan jiwa atau apa, karena ditanya juga masih kayak orang linglung," ujar Guntur.

Postingan terakhir pelaku

Curhatan pelaku yang mengaku sakit itu belakangan dikaitkan dengan gangguan kejiwaan hingga depresi.

Terlebih di media sosial baru-baru ini beredar cerita netizen yang mengaku anaknya adalah teman pelaku yang mengurai kesaksian mengejutkan.

Akun netizen Aci itu menceritakan bahwa pelaku adalah teman anaknya sewaktu sekolah dasar.

"Anak saya kebeneran berteman dan ada kontak WA-nya, kemarin sorenya si pelaku masih mengungah status di WA seperti ini: 'Gue baru sampe rumah, udah disuruh belajar lagi, padahal ujian masih hari selasa'. Bisa disimpulkan sedikit dengan menarik track record masalah di waktu SD sama unggahan status WA pelaku kemarin sorenya gimana," pungkas Aci.

Dapat bisikan gaib

Sementara itu, pengakuan pelaku pasca-pembunuhan belakangan diurai pihak kepolisian.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung mengungkap pengakuan MAS setelah menghabisi nyawa ayah dan neneknya.

Kepada penyidik, pelaku mengaku motifnya membunuh adalah karena mendengar bisikan gaib di malam hari.

"Interogasi awalnya dia (pelaku) merasa tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu," ujar AKBP Gogo Galesung.

Lantaran pengakuan tersebut, pelaku pun bakal dites kejiwaannya oleh Asosiasi Psikolog Forensik (Apsifor).

Tak cuma itu, kondisi pelaku pasca-kejadian rupanya miris.

Diungkap Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, pelaku hingga kini sulit dimintai keterangan lantaran terus menerus menangis.

"Kebetulan tadi saya juga ikut melihat dan menanyakan apa motivasinya. Dia (pelaku) hanya nangis," imbuh AKP Nurma Dewi.

Hingga kini penyidik masih mendalami kasus tersebut perihal motif hingga memantau kondisi pelaku dan korban selamat.

Artikel ini telah tayang di Sriwijaya Post

Berita Terkini