Berita Kabupaten Mojokerto

3.275 Orang Terdampak Banjir, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana di Mojokerto

Penulis: Mohammad Romadoni
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mengungsi akibat banjir semakin naik di Desa Tempuran, Sooko, Mojokerto, Rabu (11/12/2024).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Pemkab Mojokerto menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi 2024, menyusul musibah banjir yang merendam sejumlah desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Total warga terdampak banjir sekitar 3.275, tersebar di tiga desa wilayah Kecamatan Sooko, yaitu sebanyak 1.800 jiwa di Desa Tempuran.

Sebanyak 1.075 jiwa di Desa Ngingasrembyong, dan 400 jiwa di Desa Mojoranu.

Status tanggap darurat sudah ditandatangani oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, pada Selasa (10/12/2024) sore.

Berdasarkan SK Bupati Mojokerto nomor tanggap darurat 188.45/819/HK/416-012/2024, tentang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi tersebut, maka penanganan dapat menggunakan anggaran BTT Bencana (Belanja Tidak Terduga).

"SK tanggap darurat bencana sudah ditandatangani oleh Ibu Bupati Mojokerto, sehingga untuk percepatan penanganan bencana seperti banjir ini dapat segera kita laksanakan," kata Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida di lokasi banjir di Tempuran, Rabu (11/12/2024).

Yoi Afrida mengatakan, percepatan penanganan bencana terutama banjir harus segera dilakukan dan disokong anggaran BTT bencana.

"Kalau BTT bencana harus, tidak bisa tidak. Termasuk bantuan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang syaratnya harus ada SK tanggap darurat," jelasnya.

Menurut dia, pemda sudah maksimal dalam penanganan banjir yang melanda Desa Tempuran dan Desa Ngingasrembyong.

Baca juga: 3 Tiga Hari Tak Bisa Tidur, Warga Desa Tempuran Mojokerto Cemas Banjir Tak Kunjung Surut

Penyebab utama banjir adalah cuaca ekstrem yang memicu hujan intensitas tinggi di wilayah hulu termasuk Mojokerto dan Jombang.

Aliran Sungai Avour Watudakon dan Avour Jombok serta Sungai Balongkrai dari Kota Mojokerto bertemu di Tempuran, sehingga banjir semakin parah, serta membutuhkan waktu lama untuk air surut. 

"Kondisi sungai semuanya meluap, jadi banjir, di Tempuran estimasi surut tiga hari, kemungkinan bisa lebih dari empat hari. Kita juga sudah mendatangkan pompa dari Pemprov Jatim, untuk mengurangi banjir di Tempuran," ujar Yoi Afrida.

Kepala Desa Ngingasrembyong, Kusdianto, menjelaskan, posko dapur umum Tagana Provinsi Jawa Timur mulai beroperasi yang dipusatkan di Balai Desa Ngingasrembyong, berjarak sekitar 1,5 kilometer dari pusat banjir di Tempuran.

Totalnya sebanyak 6.000 nasi bungkus per hari yang akan didistribusikan bagi warga terdampak banjir di Desa Tempuran, Desa Ngingasrembyong dan Desa Mojoranu.

Pemda juga menyediakan tempat istirahat bagi warga yang mengungsi akibat banjir di Tempuran.

"Lokasi pengungsian di Masjid Perum Garden City, Balai Desa Ngingasrembyong, Balai Dusun Pendowo dan TPQ Pendowo," pungkasnya.

Banjir di hari keempat belum surut, bahkan ketinggian air mengalami kenaikan signifikan dan semakin meluas.

Kondisi itu diperparah hujan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Mojokerto.

Ketinggian banjir di Tempuran di jalan desa mencapai 40-50 centimeter, di beberapa titik mencapai 1 meter-1,5 meter yang merendam sekitar 470 rumah warga.

Berita Terkini