TRIBUNJATIM.COM - Kisah pilu datang dari Wahyu Ramadhan dan keluarganya.
Anak berusia 10 tahun itu mengidap penyakit pengecilan otak.
Ayah Wahyu pergi meninggalkannya sejak dalam kandungan.
Wahyu pun kini hanya dirawat oleh nenek dan ibunya.
Melansir dari Kompas.com, keluarga ini tinggal di rumah sederhana berukuran 3x5 meter di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
Sejak bayi, ia telah menderita penyakit pengecilan otak, yang membuat pertumbuhan dan perkembangan fisiknya terganggu.
Kini, ia hanya mampu berbaring di atas balai kayu sederhana, dengan tubuh yang sangat kurus karena tidak bisa mengonsumsi makanan layak seperti anak-anak seusianya.
“Seharinya makan cerelac, kadang buah papaya, ya, dikerok aja kayak bayi gitu,” ujar nenek Wahyu, Ranina (60), saat diwawancarai di kediamannya pada Rabu (19/12/2024).
Dibesarkan oleh ibunya dan neneknya, Wahyu mengalami kehidupan yang penuh keterbatasan.
Ayahnya pergi meninggalkan mereka ketika Wahyu masih dalam kandungan, sehingga keluarga kecil ini harus berjuang sendiri.
Baca juga: Sebulan Dirawat di RS, Bayi Tak Dijemput Keluarga Ternyata Ibu Kabur, Tak Mampu Bayar Biaya Berobat
Ranina mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup Wahyu.
“Ya, sulit karena dari biayanya dia kan juga sudah enggak punya bapak, jadi usaha dari emaknya sendiri sedapatnya saja,” jelas Ranina.
Meskipun menghadapi tantangan ini, Ranina tidak merasa kesulitan dalam merawat Wahyu.
Ia mengikhlaskan sisa umurnya untuk menjaga cucunya tercinta.
Ibu Wahyu bekerja sebagai penjaga warung es, dan sehari-harinya mendapatkan gaji sebesar Rp 30.000.
"Dia dapat upah kerja sama orang Rp 30.000 sehari. Itu juga tidak tiap hari, bayarnya bulanan," ungkap Ranina.
Baca juga: Pemulung Mbah Ahmad Rajin Sedekah Meski Berjuang karena Istri Sakit Kanker, Nyambi Jualan Agar-agar
Pendapatan yang terbatas ini harus dibagi untuk makan bertiga dan memenuhi kebutuhan Wahyu, yang memerlukan pampers dan cerelac.
Harga satu bal pampers Wahyu mencapai Rp 55.000.
Namun, karena keterbatasan uang, Ranina membeli pampers tersebut secara eceran.
Ia juga mengakui bahwa pendapatan Rp 30.000 tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan khusus Wahyu.
Meskipun demikian, Ranina berusaha sebaik mungkin agar pendapatan tersebut dapat cukup untuk kehidupan sehari-hari.
“Cukup enggak cukup, dicukup-cukupin lah mau gimana lagi,” ujarnya.
Di tengah hidup yang sulit, keluarga Wahyu pernah menerima bantuan dari pemerintah.
“Iya, sudah (pernah dapat bantuan), tapi dulu enggak tahu tahun berapa. Banyak ngasihnya, ada telur, beras, kasur lantai,” terang Ranina.
Selain itu, Wahyu juga mendapatkan kartu disabilitas yang bisa dicairkan senilai Rp 200.000.
Pihak kelurahan dan puskesmas setempat selalu memberikan perhatian dan dukungan untuk Wahyu.
Setiap bulannya, dokter dari Puskesmas Marunda datang untuk memeriksa kondisi Wahyu dan biasanya membawa susu.
Namun, sampai saat ini, Wahyu tidak menjalani pengobatan apa pun karena penyakitnya merupakan bawaan sejak lahir.
Dalam kesederhanaan dan keterbatasan, Wahyu dan keluarganya menunjukkan ketahanan yang luar biasa.
Mereka tetap berjuang meskipun harus menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Nasib Sominah Ibu Kantin yang Buang Jualan Siswi MTs, Kepsek Sebut Sering Berulah, Anak Ancam Guru
Sementara itu, sebelumnya juga viral kisah Mbah Ahmad, pemulung yang kerja keras demi pengobatan istri sakit kanker.
Mbah Ahmad biasa memulung di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Ia sudah bekerja selama 26 tahun, tepatnya mulai dari tahun 1998.
Baru-baru ini, Mbah Ahmad bertemu Bripka Rizky Hikmat Setiawan.
Sekedar informasi, Bripka Rizky Hikmat Setiawan merupakan polisi yang bertugas di Unit Patwal Sat Lantas Polres Cimahi.
"Momen saat bertemu dengan bapak pemulung yang bekerja keras untuk biayai istrinya yang sakit kanker," tulis Bripka Rizky, Senin (16/12/2024), melansir dari TribunJabar.
Dalam video itu, Mbah Ahmad terlihat duduk di pinggir jalan.
Baca juga: Kakek Penjual Baju Pucat Kehilangan Rp 7,5 Miliar, Menyesal Tergiur Iklan di WhatsApp, Dikira Untung
Tampak sebuah karung yang ada di dekatnya untuk membawa hasil rongsokan.
Bripka Rizky pun mengajak Mbah Ahmad untuk makan di warung terdekat.
Mbah Ahmad bercerita ia sudah menjadi pemulung sejak tahun 1998.
"Dari Zaman Soeharto tahun 1998 (jadi pemulung)," kata Mbah Ahmad.
Pria berusia 62 tahun itu setiap hari mencari rongskan mulai pukul 05.00 WIB.
"Jam 5 pagi, tengah hari pulang dulu, nanti berangkat lagi jam 1," katanya.
Kini ia tinggal bersama anak dan istrinya di rumah kontrakan sederhana.
"Istri di rumah lagi ada musibah kena penyakit kanker," katanya.
"Sejak bulan dua kemarin (Februari). Tahun kemarin juga di RS Kharisma terus dirujuk ke RS Cibabat lalu ke RS Hasan Sadikin," katanya.
Baca juga: Sosok ASN Belanjakan Uang Palsu Pabrikan Kampus, Ngantor Cuma Absen Lalu Pulang, Ditegur Tak Berubah
Mbah Ahmad mengatakan bahwa istrinya sudah operasi satu kali.
Kini, istrinya tinggal menunggu antrian operasi lanjutan.
Mbah Ahmad menyadari bahwa ini merupakan ujian dari Allah.
"Ujian dari Allah," katanya dengan mata yang memerah.
Beberapa hari kemudian, Bipka Rizky kembali bertemu dengan Mbah Ahmad.
Mbah Ahmad ternyata tidak hanya menjadi pemulung saja, ia juga berjualan agar-agar.
Bripka Rizky pun ikut ke rumah kontrakan Mbah Ahmad yang berada di Padalarang.
Saat di rumah kontrakan Mbah Ahmad terlihat istrinya.
Istri Mbah Ahmad tampak berjalan dibantu dengan tongkat.
Ternyata, istri Mbah Ahmad mengidap kanker jaringan otot.
Untuk berobat, istri Mbah Ahmad menggunakan BPJS mandiri.
Setiap bulannya ia harus membayar Rp 35.000.
Mbah Ahmad sendiri dikenal sebagai orang yang kerap salat berjamaah di masjid.
Sikapnya pun dibenarkan oleh orang sekitarnya.
"Mbah Ahmad orangnya istiqomah, sedekah juga luar biasa, tiap dinten (tiap hari)," kata pengurus masjid.
Bripka Rizky pun tampak memberikan bantuan sembako dan sejumlah uang untuk Mbah Ahmad dan istrinya.
Keduanya sangat berterima kasih atas bantuan yang didapatkannya tersebut.
Kisahnya pun viral dan menuai beragam reaksi dari warganet.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com