Berita Viral

Sumyati Ibu 4 Anak yang Ditelantarkan Membela Diri, Tak Tega Suami Baru Tidur di Gubuk: Penting Uang

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sumyati Ibu 4 Anak yang Ditelantarkan Membela Diri, Tak Tega Suami Baru Tidur di Gubuk: Penting Uang

TRIBUNJATIM.COM - Klarifikasi muncul dari kisah 4 anak yatim ditelantarkan karena ibu nikah lagi.

Ibu anak-anak tersebut membela diri.

Diketahui kisah anak bernama Dewi (11), Imas (9), Asep (7), dan Aulia (4) ini viral di media sosial.

Mereka disebut tinggal tanpa orangtua di sebuah gubuk reyot di Kampung Cadas Ngerong, Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang.

Ayah empat bocah tersebut sudah meninggal dunia.

Sementara ibunya, pergi dan menikah lagi.

Melansir dari TribunBanten, ibu kandung mereka bernama Santi Sumyati (49) memberi klarifikasi.

Ia membantah narasi yang menyebut dirinya menelantarkan keempat anaknya.

Namun ia mengaku memang sudah menikah lagi.

"Yang viral itu nggak semuanya benar, yang benar itu kadang saya tidur di sana, kadang di sini," kata Sumyati.

Menurut Sumyati, anak-anaknya tidak pernah merasa kelaparan karena dia selalu mengutamakan buah hatinya tersebut.

"Anak anak katanya kalau malam kelaparan, enggak pernah itu. Karena saya selalu mengutamakan untuk makan anak-anak," ungkap Santi.

Baca juga: Sosok Ayah Baim Cilik Diduga Terlantarkan Anak, Jerih Payah Ngartis Ditilap, Kini Tak di Indonesia

Sumyati menjelaskan, alasan mereka tak ikut tidur bersama dirinya di rumah suaminya di Kampung Ranji, Desa Pancanegara, Kecamatan Pabuaran karena mereka tidak mau.

"Kalau saya pulang ke sini mau tidur, kata anak saya yang bernama Dewi 'Mama nggak usah tidur di sini, biarin aja'," tutur Sumyati menirukan anaknya. 

"Katanya yang penting mah aku dikirim uang sama makanannya di sini pun nggak apa-apa katanya gitu," ujar Sumyati

Sumyati mengaku tak merasa menelantarkan anak-anaknya karena selama ini dia sering pulang pergi ke rumahnya dan rumah suaminya.

"Enggak selamanya ditinggalin, saya kan ke sana, ke sini juga," ungkap Sumyati.

"Suami juga suka tidur di sini, tapi saya enggak tega melihat suami saya tergeletak di situ sempit," katanya.

Baca juga: 4 Anak Yatim Hidup Terlantar di Gubuk Tak Layak setelah Ibu Nikah Lagi, Dikirimi Makan 1 Kali Sehari

Setelah video yang diunggah Kompol Jajang Mulyaman viral di media sosial, tak sedikit orang berbondong-bondong ke rumah anak yatim tersebut untuk memberikan bantuan.

Bahkan pihak Polsek Pabuaran, Kecamatan, Dinas Sosial hingga Kementerian Sosial berkunjung ke rumah mereka untuk memberikan bantuan.

Sebelumnya, dilansir melalui unggahan akun X @bacottetangga__ Sabtu (28/12/2024), anak-anak tersebut dikatakan dibiarkan tinggal sendiri di gubuk tanpa ada pengawasan.

Nasib ke-4 anak yatim terlantar itu pun lantas menarik perhatian Kasubdit Gasum Polda Banten, Jajang Mulyana yang langsung mendatangi kediamana 4 bocah tersebut.

Miris keempat anak yatim tersebut tinggal di gubuk dengan kondisi seadanya.

Tak ada makanan maupun tempat yang layak untuk keempatnya tingga.

Adapun nama keempat bocah yang ditinggal ibunya menikah lagi itu adalah Imas, Dewi, Asep, dan Aulia.

Mereka tampak masih begitu kecil dengan usia diperkirakan masih di bawah 10 tahun.

Untuk makan sehari-sehari, anak tertua menuturkan biasanya mereka mendapat kiriman satu kali sehari.

“Dikirim sorenya, kalo gak sore paginya,” tutur bocah tersebut, melansir dari BanjarmasinPost.

Untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci dan bersih-bersih dilakukan sendiri oleh keempat bocah tersebut tanpa bantuan sang ibu yang kini sudah memiliki keluarga baru.

Gubuk yang mereka tinggali pun tampak kurang layak dengan bagian dinding dari kayu yang bayak mengalami kebocoran.

Sementara itu kondisi air di tempat mereka tinggal juga memerlukan perhatian khusus.

Kisah Lainnya

Seorang bocah SD urus adik dan kakek karena orangtuanya cerai.

Bocah SD itu ditinggalkan sendiri bersama adik dan kakek, tanpa orang tua.

Saat dikunjungi, bocah SD ini hanya makan lauk timun dan sambal bersama adiknya.

Ia bahkan sering pingsan di sekolah karena lapar.

Bocah SD itu bernama Amel, dan usianya 12 tahun.

Di usia yang masih 12 tahun, Amel bukannya bermain dan fokus belajar, tapi malah harus mengurus rumah, adik dan kakeknya.

Amel yang duduk dibangku SD kelas VI tinggal bersama dengan adik dan kakeknya di Kabupaten Majalengka setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai sejak empat tahun lalu.

Dari perceraian orang tuanya, Amel ikut dengan ayahnya di Majalengka.

Akan tetapi sang ayah bekerja di Bekasi, sehingga Amel hanya tinggal bersama dengan adik dan kakeknya.

Baca juga: Sakit Diabetes Malah Ditelantarkan Keluarga, Masduki Pilu Tinggal di Becak, Makan dari Belas Kasihan

Sementara itu, ibunda Amel diketahui pergi ke Jami dan sudah menikah lagi hingga memiliki keluarga baru.

Dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar, sehari-hari, Amel disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga.

Ia harus mencuci pakaian, hingga memasak untuk adik dan kakeknya.

Lantaran kesibukannya mengurus adik dan kakeknya, Amel sempat lupa sarapan sebelum pergi ke sekolah.

Hal tersebut lantas membuat Amel sampai pingsan di sekolah karena kelelahan.

Apalagi sehari-hari Amel diketahui tidak pernah jajan karena kakeknya tidak memiliki uang.

Amel memiliki seorang adik bernama Aulia yang berusia 7 tahun.

Kini, Aulia duduk di bangku kelas 1 SD.

Adiknya ditinggalkan ibunya saat masih berusia sekitar empat tahun.

Baca juga: Kiwil Bantah Terlantarkan Anak dari Mantan Istri, Rohimah: Gak akan Jual Rumah Kalau Tanggung Jawab

Amel dan Adiknya pun tinggal bersama sang kakek di Kampung Cintapada, Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Mereka tinggal di rumah kayu sederhana dengan dinding bilik.

Amel mengaku tak jarang iri saat melihat teman-temannya dibawakan bekal ke sekolah oleh ibunya.

"Pertamanya sedih karena biasanya temen-temen dibekelin, tapi udah terbiasa, main aja gak jajan,' kata Amel dilansir dari Youtube Rahmat Channel, Rabu (31/5/2023).

Lebih lanjut, Amel pun membagikan ceritanya saat pingsan di sekolah.

Pada saat itu, Amel berjalan kaki selama 20 menit untuk tiba di sekolahnya.

Pagi hari itu Amel lupa tidak sarapan karena kesibukannya mengurus kakek dan adiknya.

"Lupa sarapan," kata Amel sambil malu-malu.

Alhasil, karena tak sarapan dan tidak punya uang untuk jajan, Amel pun pingsan di sekolahnya.

Hidup berkekurangan, kehidupan Amel pun berbeda dengan teman-temannya yang lain.

Di saat teman-temannya bermain, Amel justru sibuk merawat adik dan kakeknya yang sedang sakit.

"Sedih aja lihat keadaan kayak gini, ngurusin adek sama kakek, enggak ada kesempatan main. Nanti kalau sering main siapa yang ngurusin kakek," tutur Amel.

Saat dikunjungi Rahmat Channel di rumahnya, Amel terlihat sedang makan bersama sang adik.

Keduanya hanya makan nasi putih dengan lauk potongan timun dan sambal.

Belum lagi kondisi kamar Amel yang memprihatinkan.

Kamarnya yang berdinding bilik itu terlihat bolong.

"Ini takut kalau malam hari ada ular masuk," kata Rahmat.

Amel hanya tersenyum dan tidak bisa berbuat banyak.

Sehari-hari, Amel dan sang adik biasa melakukan aktivitas mandi dan mencuci di jamban yang ada di depan rumah mereka.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini